Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

wewangian bunga dan buah, sedangkan laki-laki cenderung memiliki wangi yang kuat seperti wewangian woody, citrus, mint, dan lain sebagainya. Dilihat jumlah dan tipe pelarut konsentrasi yang bercampur dengan minyak wangi, parfum dibagi menjadi pure parfum, eau de parfum, eau de toilette, dan eau de cologne. Pada laman website www.espritdeparfum.com juga dijelaskan tentang aroma bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan aroma yang khas dikelompokkan antara lain Chrype atau Cyprus, Woody, Citrus, Oriental atau Ambers, Fougere Parfum juga terbagi berdasarkan tingkat penguapan aroma yaitu note de tête, note de cœur, dan note du fond. Saat ini, ada bermacam-macam jenis parfum antara lain parfum untuk manusia, parfum mobil, parfum ruangan, dan lain sebagainya. Masing-masing parfum tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Penelitian ini terfokus pada register parfum yang umumnya digunakan oleh manusia untuk membuat harum aroma tubuhnya. Tidak semua pengguna atau penggemar parfum mengetahui tentang istilah-istilah parfum yang sifatnya terbatas ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai register parfum. Sepengetahuan penulis, penelitian tentang register parfum belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan bentuk leksikal register parfum bahasa Prancis dan makna register parfum bahasa Prancis.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang masalah di atas, pemasalahan yang dapat diidentifikasi seperti berikut: 1. bentuk register parfum bahasa Prancis 2. fungsi atau kegunaan register parfum bahasa Prancis 3. makna register parfum bahasa Prancis

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam sebuah penelitian sangatlah diperlukan, hal ini dikarenakan agar penulis tetap fokus pada pembahasan dan tidak terlepas dari sasaran penelitian, dan dengan adanya pembatasan masalah diharapkan penelitian tetap berada pada fokus masalah dan tidak melebar pada objek penelitian yang lain. Maka penelitian ini membatasi permasalahan pada : 1. bentuk register parfum bahasa Prancis. 2. makna register parfum bahasa Prancis.

D. Rumusan Masalah

Seperti yang telah dijelaskan pada batasan masalah, permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirangkum dalam rumusan masalah sebagai berikut : 1. bagaimanakah bentuk register parfum dalam bahasa Prancis? 2. bagaimanakah makna-makna register parfum dalam bahasa Prancis?

E. Tujuan

Sesuai uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini yaitu : 1. mendeskripsikan bentuk register parfum dalam bahasa Prancis 2. mendeskripsikan makna register parfum dalam bahasa Prancis

F. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu acuan atau referensi bagi para peneliti sosiolinguistik, terutama untuk menambah perbendaharaan karya tentang parfum dan sebagai bacaan menarik bagi para pembaca yang tidak terbatas pada kalangan pemerhati sosiolinguistik, tetapi juga pemerhati parfum. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Variasi Bahasa

Sosiolinguistik merupakan subdisplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor kemasyarakatan atau faktor-faktor sosial Soeparno, 2003 : 20. Hal ini selaras dengan pendapat Kridalaksana via Chaer dan Leonie 2004 : 61 yang mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan. Setiap kegiatan masyarakat memerlukan atau menyebabkan terjadinya keberagaman bahasa. Keberagaman ini akan bertambah jika bahasa digunakan oleh penutur dalam jumlah yang banyak serta wilayah yang luas. Sebagai sebuah langue, bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun karena penutur bahasa tersebut bersifat tidak homogen, maka wujud bahasa yang pada dasarnya bersifat konkret yang biasa disebut dengan parole menjadi bervariasi atau tidak seragam. Bahasa menjadi bervariasi atau beragam tidak hanya disebabkan oleh penuturnya yang heterogen saja, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam sehingga dalam penggunaan bahasa terdapat variasi- variasi bahasa yang dibagi menjadi empat macam Chaer dan Leonie, 2004: 61- 62. Variasi bahasa tersebut meliputi: 1 Variasi dari Segi Penutur Variasi dari segi penutur contohnya adalah idiolek, dialek, kronolekdialek temporal, sosiolekdialek sosial. Perbedaan pekerjaan, profesi jabatan, atau tugas para penutur dapat menyebabkan adanya variasi sosial. Perbedaan bahasa mereka terutama karena lingkungan tugas mereka dan apa yang mereka kerjakan. Keadaan sosial ekonomi para penutur dapat juga menyebabkan adanya variasi bahasa Chaer dan Leonie 2004: 65. Pendapat Chaer tentang variasi bahasa yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi masyarakat tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Labov via Chaer dan Leonie, 2004: 66. Penelitian tersebut menunjukkan adanya variasi bahasa berkenaan dengan status sosial ekonomi. Telah dibuktikan pula adanya korelasi antara tingkat sosial ekonomi itu dengan tingkat penguasaan bahasa. Sehubungan dengan adanya variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan, status dan kelas sosial para penuturnya, penggunaan variasi bahasa tersebut meliputi akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot dan ken. 2 Variasi dari Segi Pemakaian Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya atau fungsinya disebut ragam, atau register. Variasi berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan dan kegiatan keilmuan. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata. Setiap bidang kegiatan ini biasanya mempunyai sejumlah kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain. 3 Variasi dari Segi Keformalan Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos via Chaer dan Leonie 2004: 70 membagi variasi bahasa segi ini menjadi lima macam gaya atau ragam yaitu gaya atau ragam beku frozen, gaya atau ragam resmi formal, gaya atau ragam usaha konsultatif, gaya atau ragam santai casual, dan gaya atau ragam akrab intimate. a. Ragam beku Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi situasi khidmat, dan upacara-upcara resmi, misalnya, dalam upacara kenegaraan, khotbah di masjid, tata cara pengambilan sumpah, dan surat-surat keputusan. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah. Contoh 5 menggunakan ragam beku dalam bahasa Indonesia dan contoh 6 menggunakan ragam beku dalam bahasa Prancis: