19 Anggota Gugus III Kecamatan Galur diantaranya adalah SD Negeri
Sidakan, SD Negeri 1 Bunder, SD Negeri 2 Bunder, SD Muh. 1 Banaran, SD Muh. 2 Banaran dan SD Negeri Tisik.
B. Penelitian relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan peneliti antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Zainul Octavian 2008 yang berjudul
“Identifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Atas SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo”. Penelitian
tersebut merupakan penelitian populasi, yaitu 11 SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1
rerata luas tempat bermainolahraga sebesar 9,16 , 2 keadaan alat
dan perkakas pendidikan jasmani dalam kategori kurang dengan presentase 20,36 dan 3 keadaan fasilitas pendidikan jasmani dalam
kategori sedang dengan persentase 52,83. 2.
Penelitian oleh Sigit Susanto 2006 yang berjudul” Sarana dan Prasaraa Pendidikan Jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Sleman.
Penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, yaitu 18 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani di SMP Negeri se-Kabupaten Sleman termasuk kategori sedang, status
kepemilikan masuk kategori milik sendiri, serta kondisi sarana prasarana masuk kategori baik.
20
C. Kerangka Berpikir
Terbatasnya sarana prasarana olahraga di sekolah menuntut guru pendidikan jasmani memiliki kreativitas agar materi pelajaran dapat
disampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa tetap termotifasi untuk
mengikuti pembelajaran. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam rangka meningkatkan minat siswa dalam proses belajar
mengajar, seperti salah satunya dengan manajemen pembelajaran yang baik seperti dalam menyimpulkan materi, mengelola kelas, menggunakan
sarana dan prasarana. Kemampuan ini ditentukan oleh luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru.
Kreativitas guru
pendidikan jasmani
dapat dilihat
dari kemampuannya dalam melihat atau memecahkan suatu masalah yang ada.
Setelah seorang guru pendidikan jasmani melihat sebuah masalah maka dia akan berusaha menciptakan idea atau gagasan untuk diterapkan dalam
memecahkan masalah yang ada tersebut. Seorang guru pendidikan jasmani seharusnya terbuka terhadap cara-cara baru yang dianggapnya lebih efektif
dan efisien digunakan untuk mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini
menggunakan penelitian
gabungan yang
menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif. Menurut Sugiyono 2011: 38 menyatakan bahwa penelitian kombinasi atau
gabungan mixed methods ada dua, yaitu: model urutan dan model campuran. Metode kombinasi model campuran ada dua macam, yaitu:
model campuran berimbang concurrent tringulation strategy dan model campuran tidak berimbang concurrent embedded strategy.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan model campuran tidak berimbang yang dapat mengumpulkan dua macam
data kuantitatif dan kualitatif atau sebaliknya secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi
lengkap dan lebih akurat. Untuk memperoleh data dari sekolah yang menjadi subyek
penelitian digunakan lembar observasi dan pedoman wawancara ke masing-masing sekolah. Suharsimi Arikunto 2006: 156 mengatakan
bahwa di dalam pengertian Psikologik, observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Sedangkan menurut Sutisno Hadi dalam Sugiyono 2011: 196 observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan