Desain Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian gabungan yang menggabungkan antara penelitian kuantitaf dan kualitatif. Menurut Sugiyono 2011: 38 menyatakan bahwa penelitian kombinasi atau gabungan mixed methods ada dua, yaitu: model urutan dan model campuran. Metode kombinasi model campuran ada dua macam, yaitu: model campuran berimbang concurrent tringulation strategy dan model campuran tidak berimbang concurrent embedded strategy. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan model campuran tidak berimbang yang dapat mengumpulkan dua macam data kuantitatif dan kualitatif atau sebaliknya secara simultan, dalam satu tahap pengumpulan data. Dengan demikian data yang diperoleh menjadi lengkap dan lebih akurat. Untuk memperoleh data dari sekolah yang menjadi subyek penelitian digunakan lembar observasi dan pedoman wawancara ke masing-masing sekolah. Suharsimi Arikunto 2006: 156 mengatakan bahwa di dalam pengertian Psikologik, observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Sedangkan menurut Sutisno Hadi dalam Sugiyono 2011: 196 observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan 22 psikologis, dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Sedangkan metode wawancara menurut Suharsimi Arikunto 2006:227 ada dua macam pedoman wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstrukturmendalam yaitu pedoman wawancara yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani dan upaya guru penjas dalam mengoptimalkan pembelajaran penjas. Definisi operasional kondisi sarana prasarana pendidikan jasmani adalah mengenai ada atau tidaknya peralatan kebutuhan pembelajaran pendidikan jasmani serta kondisi peralatan di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo tahun 2014. Hal ini dilihat dari keberadaan peralatan yang digunakan meliputi kondisi baik dan rusak, status kepemilikan milik sendiri, meminjam, menyewa serta jumlah dan dibandingkan dengan standart ideal berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007. Sedangkan definisi operasional upaya guru penjas dalam mengoptimalkan pembelajaran penjas adalah seberapa besar upaya atau kemampuan guru penjas dalam mengoptimalkan sarana prasarana 23 pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus III, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014. Untuk mengungkap semua hal tersebut digunakan lembar observasi dan wawancara tidak terstrukturmendalam.

C. Subyek Penelitian