29 dan pengayoman. Anggota dalam keluarga inti memiliki tugas dan
tanggungjawab masing-masing, ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai pengayom, dan anak sebagai generasi penerus. Orangtua memiliki peran ganda
dalam keluarga, selain sebagai pencari nafkah juga sebagai pendidik bagi anak- anaknya. Setiap keluarga memiliki aturan atau cara mendidik anak berbeda
antara satu dengan lainnya. Pola pendidikan anak dalam keluarga tergantung pada kondisi latarbelakang orangtua sebagai pendidik di dalamnya.
1. Keluarga sebagai Pendidik
Tugas pendidikan anak oleh lingkungan keluarga sangatlah berat, maka pihak keluarga meminta bantuan pihak sekolah untuk membantu pendidikan
anak. Adanya sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, bukan serta merta melepaskan tanggungjawab orangtua sebagai pendidik
pertama dan utama. Tugas sekolah adalah membantu keluarga dalam hal pendidikan anak. Sekolah hanyalah sebagai lembaga lanjutan pendidikan anak
setelah anak dididik dalam lingkungan keluarganya masing-masing. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Keluarga disebut sebagai lingkungan utama dikarenakan sebagian besar
kehidupan anak berada di dalam lingkungan keluarga. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan utama dan pertama tentunya memiliki tugas pokok, yaitu
sebagai dasar pendidikan dari segala lembaga pendidikan. Dasar pendidikan itu diantaranya adalah pendidikan akhlak dan keagamaan bagi anak, sebab sifat dan
perilaku anak sebagian besar hasil dari apa yang dicontohkan oleh orangtua dan
anggota keluarganya masing-masing.
30 Pendidikan anak dalam lingkungan keluarga menjadi dasar atau acuan
untuk menentukan arah pendidikan anak selanjutnya. Hasil pendidikan anak dalam lingkungan keluarganya masing-masing menentukan pendidikan anak
yang secara tidak langsung berpengaruh pada lingkungan sekolah maupun masyarakatnya. Comenius 1592-1670 dalam Ngalim Purwanto 2009: 79,
menekankan bahwa pendidikan keluarga itu penting bagi anak-anak yang sedang berkembang. Tingkatan awal bagi pendidikan anak dilakukan di dalam
lingkungan keluarga. Orangtua seharusnya mendidik anak-anaknya dengan cara yang adil, bijaksana, tujuannya agar beriman kepada Allah serta berguna bagi
lingkungan sekitarnya. Besarnya pengaruh lingkungan keluarga bagi anak juga disampaikan oleh J.J. Rousseau 1712-1778 dalam Ngalim Purwanto 2009: 79
menjelaskan bahwa pendidikan anak seharusnya disesuaikan dengan masing- masing usia perkembangannya. Anak-anak harus dididik sesuai dengan apa yang
seharusnya anak-anak pelajari sesuai usianya. Agama sebagai sarana dan pedoman hidup seseorang menganjurkan dalam
setiap keluarga memiliki arah dan tujuan hidup, agar seseorang memiliki makna dalam setiap perjalanan hidupnya. Keluarga itu ada karena dipertemukan dalam
ikatan pernikahan yang telah disahkan secara agama dan negara. Setiap anak yang lahir hasil dari pernikahan yang telah sah tersebut merupakan hak dan
tanggungjawab bagi orangtua ibu dan ayah, sehingga orangtua wajib mendidik dan memeliharanya dengan penuh kasih sayang. Anak yang masih menjadi
tanggungjawab orangtua adalah mereka yang belum menikah atau berkeluarga sendiri, sehingga selama anak masih berusia sekolah, itu wajib hukumnya bagi
orangtua untuk memberikan pendidikan layak bagi anak.
31 Hasbullah 2012: 88 menjabarkan wujud sumbangan nyata keluarga bagi
pendidikan anak sebagai berikut: 1.
Cara orangtua melatih anak agar anak dapat menguasai diri sendiri, seperti halnya makan, buang air, berbicara, berjalan, dan berdoa. Proses tersebut
akan membekas dalam diri anak seumur hidup, sebab proses tersebut membantu perkembangan anak sesuai usianya.
2. Sikap yang ditunjukkan orangtua kepada anak sangatlah mempengaruhi
perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau
membiarkan secara langsung akan mempengaruhi reaksi emosional anak.
2. Tanggungjawab Orangtua