Pencegahan Sekunder Perencanaan Pola Makan

latihan jasmani bagi penderita DM adalah membantu penurunan kadar glukosa darah.

c. Perencanaan Pola Makan

Perencanaan makan merupakan kunci utama pengelolaan DM disamping edukasi dan latihan jasmani. Perencanaan makan bagi penderita DM bila tidak berpuasa pada umumnya adalah tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan sedangkan bagi penderita yang berpuasa pada umumnya adalah dua kali makan utama dan dua kali makan selingan. Tujuan perencanaan makan pada penderita DM adalah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas normal, mengendalikan dan mencapai berat badan normal, mencegah timbulnya komplikasi dan menjadikan keadaan sehat dan nyaman. 7

2.6.3 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini DM serta penanganan segera. Tujuan utama kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang berisiko tinggi untuk memperparah penyakitnya. a. Diagnosis Dini Diabetes Mellitus 34,40 Diagnosis DM dipastikan apabila terdapat keluhan khas diabetes poliura, polifagia, polidipsia dan penurunan berat badan. Selain itu biasanya dilakukan pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan kadar gula dalam darah pasien yang dilakukan adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu Jika KGD berkisar 110-119 mgdl, maka harus dilakukan tes lanjut. Pasien terdiagnosis DM apabila kadar glukosa darah melebihi 200 mgdl. 2. Pemeriksaan kadar glukosa setelah puasa 29 Kadar glukosa darah normal setelelah puasa berkisar 70-110 mgdl. Seseorang terdiagnosa DM jika kadar glukosa darah melebihi 126 mgdl. 3. Test Toleransi Glukosa Oral TTGO 3 Tes ini merupakan tes yang lebih lanjut dalam pendiagnosaan DM. Pemeriksaan dilakukan berturut-turut dengan nilai normalnya: 0,5 jam 115 mgdl, 1 jam 200 mgdl dan 2 jam 140 mgdl. 4. Pemeriksaan HbA1C 41 Pemeriksaan HbA1C merupakan pemeriksaan tunggal yang akurat untuk menilai status glikemik jangka panjang. Pemeriksaan ini bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan kendali glikemik yang ketat seperti pasien diabetes gestasional. Pada pasien DM, glikolisis hemoglobin meningkat secara proporsional sekitar 2-3 kali bila dibandingkan dengan orang normal. Bila kadar glukosa darah berada dalam kisaran normal, maka hasil tes HbA1C akan menunjukkan nilai normal. Tetapi jika kadar glukosa darah meningkat maka hasil test HbA1C juga akan menunjukkan peningkatan sehingga kadar HbA1C dapat digunakan untuk menunjukkan kadar glukosa darah.. 7 Kadar HbA1C di dalam darah menggambarkan kadar gula darah rata-rata selama 3 bulan. Kadar normal HbA1C 7. 2 Universitas Sumatera Utara b. Pengobatan Segera Dilakukan upaya pengobatan segera dan tepat agar penderita tidak mengalami komplikasi yang berat. 3 Dalam pengobatan ada dua macam obat yang diberikan yaitu: 1. Obat-obatan Hipoglikemik Oral OHO 32 1.1 Golongan Sulfoniluria Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin. Oleh karenanya, golongan ini hanya bekerja bila sel beta utuh, menghalangi pengikatan insulin, mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin dan menekan pengeluaran glukagon. 1.2 Golongan biguanid Cara kerja golongan ini tidak merangsang sekresi insulin. Golongan ini dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan istimewanya tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. 1.3 Alfa Glukosidase Inhibitor Obat ini berguna menghambat kerja insulin alfa glukosidase di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan tidak berpengaruh pada kadar insulin. Universitas Sumatera Utara 1.4 Insulin Sensitizing Agent Obat ini mempunyai efek farmakologi yaitu meningkatkan sensitifitas berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia. 2. Insulin Berdasarkan cara kerjanya, insulin dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1.1 Cara kerja cepat : RI Regular Insulin dengan masa kerja 2-4 jam. 1.2 Cara kerja sedang : NPN, dengan masa kerja 6-12 jam. 1.3 Cara kerja lambat : PZI Protamme Zinc Insulin dengan masa kerja 18-24 jam. Untuk pasien yang pertama kali akan mendapat insulin, sebaiknya selalu dimulai dengan dosis rendah 8-20 unit disesuaikan dengan reduksi urine dan glukosa darah.

2.6.4 Pencegahan Tersier