ANALISA DENSITAS ANALISA VISKOSITAS

38 menurunkan yield metil ester. Ikut bereaksinya kadar kalium terhadap trigliserida membuat reaksi cenderung membentuk gliserol dan membentuk sabun. Reaksi penyabunan tersebut akan mengambil sejumlah metil ester yang telah terbentuk dan juga metil ester lainnya dimungkinkan terjebak dalam emulsi yang terbentuk [44] sehingga gliserol dan sabun yang terbentuk lebih banyak daripada metil ester yang diperoleh. Selain itu, kondisi tersebut akan menurunkan yield metil ester dan mempersulit proses pemisahan [45]. Sehingga yield metil ester diperoleh menurun berdasarkan peningkatan jumlah katalisnya.

4.3 ANALISA DENSITAS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, densitas metil ester yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah katalis yang digunakan dengan suhu pembakaran tetap. Pengaruh jumlah katalis abu kulit buah kelapa terhadap densitas metil ester dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Hubungan Jumlah Katalis dari Abu Pembakaran Kulit buah kelapa terhadap Densitas Metil Ester yang Diperoleh Pada Suhu Pembakaran 550 o C Pada gambar 4.3 diatas dapat dilihat hubungan antara jumlah katalis dari abu kulit buah kelapa terhadap densitas metil ester yang diperoleh dengan konsentrasi katalis 1, 2 dan 3 dan temperatur pembakaran 550 o C. Semakin tinggi jumlah katalis, maka densitas metil ester juga semakin besar. Hal ini disebabkan adanya gliserol yang terdapat pada metil ester dan zat-zat pengotor lainnya yang disebabkan pemisahan gliserol dan pencucian metil ester yang kurang sempurna. Menurut 865 870 875 880 885 890 1 2 3 D en si tas K g m 3 Jumlah Katalis bb Universitas Sumatera Utara 39 Standar Nasional Indonesia [32], densitas metil ester pada suhu 40 o C adalah 850 – 890 kgm 3 . Dari hasil penelitian yang diperoleh, densitas metil ester yang diperoleh berkisar 867,055 – 885,679 kgm 3 . Dengan demikian, metil ester yang dihasilkan memenuhi standar biodiesel. Hal ini dapat dilihat bahwa produk metil ester pada katalis 3 memiliki densitas yang sangat tinggi ini dikarenakan komposisi dari produk yang dihasilkan berupa mono-, di- dan tri- gliseridanya cukup tinggi dari antara produk metil ester lainnya.

4.4 ANALISA VISKOSITAS

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, densitas metil ester yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah katalis yang digunakan dengan suhu pembakaran tetap. Pengaruh jumlah katalis abu kulit buah kelapa terhadap viskositas kinematik metil ester dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Hubungan Jumlah Katalis dari Abu Pembakaran Kulit buah kelapa terhadap Viskositas Metil Ester dengan Suhu Pembakaran 550 o C Dari gambar 4.4 di atas dapat dilihat hubungan antara jumlah katalis dari abu kulit buah kelapa terhadap viskositas kinematik metil ester yang diperoleh dengan konsentrasi katalis 1, 2 dan 3 dan temperatur pembakaran 550 o C. Dari gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa semakin meningkat jumalah katalis maka viskositas kinematik metil ester semakin besar. Menurut Standar Nasional Indonesia [32], 3,85 3,9 3,95 4 4,05 4,1 4,15 4,2 4,25 1 2 3 V is k os it as cS t Jumlah Katalis bb Universitas Sumatera Utara 40 viskositas kinematik metil ester pada suhu 40 o C adalah 2,3 – 6,0 cSt. Dari hasil penelitian yang diperoleh untuk berbagai variasi jumlah abu kulit kelapa, viskositas kinematik metil ester yang diperoleh berkisar 3,882 – 4,192 cSt. Dari hasil penelitian yang diperoleh viskositas Metil Ester yang dihasilkan sesuai dengan standar viskositas kinematik biodiesel. Selain metanol yang digunakan sebagai pelarut katalis abu kulit buah kelapa, viskositas dipengaruhi juga oleh panjang rantai jumlah atom C dan derajat kejenuhan dari komponen penyusun bahan baku metil ester. Semakin meningkat panjang rantai dan derajat kejenuhan maka viskositas akan semakin besar, viskositas akan semakin rendah dengan adanya ikatan rangkap dalam komponen penyusun bahan baku biodiesel. Mono- ataupun digliserida mempunyai viskositas yang mirip dengan viskositas biodiesel, sehingga keberadaan monogliserida dan digliserida sebagai hasil dari reaksi yang kurang sempurna tidak mempengaruhi viskositas [46]. Berbeda halnya dengan trigliserida yang mempunyai viskositas yang lebih tinggi dari metil ester biodiesel, tidak sempurnanya reaksi dimana trigliserida yang tidak terkonversi menjadi metil ester menyebabkan viskositas produk yang dihasilkan masih relatif tinggi dan persentase konversinya pun menjadi rendah. Universitas Sumatera Utara 41

4.5 ANALISA TITIK NYALA