Dawlah 'Abbasiyah Pada Periode Keempat

F. Dawlah 'Abbasiyah Pada Periode Keempat

1. Perkembangan Politik dan Pemerintahan

Jatuhnya kekuasaan Bani Buwaih ke tangan Saljuk bermula dari perebutan kekuasaan dalam negeri. Ketika al Malik al Rahim memegang jabatan Amir al Uumara , kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya sendiri, Arselan al Basasiriy. Dengan kekuasaan yang ada ditangannya, al Basasiriy berbuat sewenang-wenang terhadap al Malik al Rahim dan Khalifah al-Qaim dan al Malik al Rahim, bahkan dia mengundang khalifah Fathimiyah al Mustanshir untuk menguasai Baghdad. Hal ini mendorong Khalifah al Qa-im untuk meminta bantuan kepada Rukn al Din Abu Thalib Muhammad ibn Mikail ibn Saljuq, yang lebih terkenal dengan nama Sulthan Thugril Beik, pimpinan Dinasti Saljuk yang berpangkalan di Negeri Jabal. Pada bulan Ramadhan 447 H / Desember 1055 M, Sulthan Thughril Beyk pimpinan Saljuk memasuki Baghdad. Al Malik al Rahim, Amir al Umara Bani Buwayh yang terakhir dipenjarakan, sedangkan panglimanya Arselan al Basasiriy melarikan diri. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Bani Buwayh dan bermulalah kekuasaan Dinasti Saljuk, yang sekaligus juga menandakan awal Periode Keempat dari khilafah 'Abbasiyah.

Sementara itu, Dinasti Khawarizim yang berasal dari Asia Tengah makin kuat keduduk annya. Pada tahun 590 H (1194 M), di masa Sulthan „Ala; al Din Takesh ibn Arselan, mereka merebut daerah Ray dan sekitarnya. Bahkan pada tahun 590 H ini juga, Sulthan Takesh bertempur melawan Sulthan Thughril, yang berakhir dengan tewasnya Sulthan Thughril. Kepala Sulthan Thughril ini kemudian dikirim Sulthan Takesh kepada Khalifah al Nashir di Baghdad.

Dengan tewasnya Sulthan Thughril Syah ibn Arselan Syah ibn Thughril Syah ibn Muhammad ibn Malik Syah Abu Syuja‟ Muhammad ibn Dawud ibn Mikail ibn Saljuq, al Saljuqiy ini, berakhirlah kekuasaan Dinasti Saljuq atas Dawlah „Abbasiyah secara

keseluruhan. Hal ini se kaligus mengakhiri Periode Keempat dari sejarah Dawlah „Abbasiyah, yang untuk selanjutnya memasuki Periode Kelima atau Periode Terakhir dari dawlah tersebut.

2. Perkembangan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

a. Perkembangan Pendidikan

Pada masa Sulthan Alp Arselan, ilmu pengetahuan umum dan agama mulai berkembang kembali, dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Malik-syah yang dibantu Pada masa Sulthan Alp Arselan, ilmu pengetahuan umum dan agama mulai berkembang kembali, dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Malik-syah yang dibantu

b. Tokoh-Tokoh Ilmuan

Pada periode ini, perhatian ilmuan lebih terfokus kepada „Ulum al Naqliyah, berbeda dari tiga periode sebelumnya, di mana perkembangan „Ulum al Naqliyah sejalan dengan perkembangan „Ulum al „Aqliyah.

1). Dalam Bidang Fiqh Seperti halnya pada Periode Ketiga dahulu, tokoh-tokoh fiqh telah terfokus kepada

salah satu dari empat madz-hab fiqhiyah, dan mereka berusaha membela pendapat madz- habnya masing-masing.

Madz-hab al Hanafiyah pada periode ini kurang mendapat tempat, sehingga ulama yang mendukungnya tidak banyak, di antaranya adalah Abu Bakr Muhammad ibn „Abdillah

ibn al Hasan al Nashih al Hanafiy (484 H / 1091 M) Madz-hab al Malikiyah juga kurang mendapat perhatian, sehingga ulama yang

mendukungnya juga tidak banyak, di antaranya adalah Abu al Fadhl Muhammad ibn „Ubaydillah ibn Ahmad al Baghdadiy al Malikiy al Bazzar (452 H / 1058 M) dan Abu Ahmad „Abdullah ibn Syam‟un al Malikiy (471 H / 1078 M)

Madz- hab al Syafi‟iyah mendapatkan perhatian besar pada masa ini, sehingga sangat banyak ulama yang mendukungnya, di antaranya adalah :

1. Abu al Qasim „Abd al Rahman ibn Muhammad ibn Ahmad al Fawraniy al Marwaziy al Syafi‟iy (Ramadhan 461 H / Juli 1069 M), penyusun Kitab al Ibanah yang tekenal

itu.

2. Abu Is-haq Ibrahim ibn „Ali ibn Yusuf al Syiradziy al Syafi‟iy (396 - 21 Jumad al Akhir 476 H / 1005 - 6 November 1083 M), penyusun Kitab al Muhadzdzab fiy al Madz-hab , al Luma’ fiy Ushul al Fiqh, al Tabshirah dan lain-lainnya.

3. Imam al Haramayn „Abd al Malik ibn „Abdillah ibn Yusuf al Juwayniy (419 - 25 Rabi‟ al Awwal 478 H /1028 - 21 Juli 1085 M), penyusun K itab Nihayat al Muthallab

fiy Dirayat al Madz-hab, al Burhan fiy Ushul al Fiqh, Talkhish al Taqrib , dan lain- lainnya.

4. Abu Sa‟ad „Abdullah ibn Muhammad (585 H / 1189 M), penyusun kitab al Intishaf . Madz-hab al Hanabilah juga mendapatkan dukungan kuat pada periode ini, Para

pendukungnya yang terkenal adalah :

1. Al Qadhiy Abu Ya‟la Muhammad ibn al Hasan ibn Muhammad al Hanbaliy (Muharram 380 - Ramadhan 458 H / April 990 - Agustus 1075 M).

2. Al Syarif Abu Ja‟far „Abd al Khaliq ibn „Isa ibn Ahmad al Hanbaliy (411 - Shafar 470

H / 1020 - September 1077 M).

3. Rizqullah Abu Muhammad ibn „Abd al „Aziz al Tamimiy al Hanbaliy (Jumad al Awwal 488 H / Juni 1095 M).

4. Mahfuzh ibn Ahmad ibn al Hasan al Kaludaniy al Hanbaliy (510 H /1116 M)

5. Abu al Ma‟aliy „Abd al Malik ibn „Abd al Wahhab al Qadhiy (545 H / 1053 M).

2). Dalam Bidang Hadits Pada masa ini sangat banyak tokoh-tokoh hadits yang terkenal, yang telah

meninggalkan jasa yang sangat besar unuk kepentingan umat, di antaranya adalah :

1. Imam Abu Bakr Ahmad ibn Husayn ibn „Aliy al Bayhaqiy (384 - 458 H / 994 - 1065 M), penyusun berbagai kitab hadits, di antaranya adalah al Sunan al Kubra, al Sunan al Shughra, Sya’b al Iman dan lain-lainnya.

2. Imam Abu Bakr Ahmad ibn „Ali ibn Tsabit al Khathib al Baghdadiy (391 - Dzu al Hijjah 463 H / 1001 - September 1071 M), penyusun kitab Tarikh Baghdad, al

Kifayah fiy ‘Ilm al Riwayah, Syarf Ashhab al Hadits, al Muttafaq wa al Muftaraq, al Sabiq wa al Lahiq dan lain-lainnya.

3. Imam al Amir Abu Nashr „Ali ibn Hibbatullah ibn „Ali, yang lebih terkenal dengan sebutan Ibn Makula (420 - 475 H / 1029 - 1082 M), penyusun kitab al Ikmal fiy al Mutasyabbih Min al Rijal yang terkenal.

4. Imam Taj al Islam „Abd al Karim ibn Muhammad ibn al Manshur al Sam‟aniy (506 H / 1107 M), penyusun Kitab al Ansab, al Tarikh, Dzyal ‘Ala Tarikh al Khathib dan lainnya.

5. Imam Abu Muhammad al Hasan ibn Mas‟ud ibn Muhammad al Baghawiy (516 H / 1127), penyusun kitab S yarh al Sunnah, al Jam’ Bayn al Shahihayn, al Mashabih fiy al Shihah wa al Hassan dan lain-lainnya.

6. Imam Abu al Qasim „Ali ibn al Hasan ibn Hibbatillah al Dimasyqiy, yang lebih dikenal dengan nama Ibn „Asakir (499 - 571 H / 1105 - 1175 M), penyusun berbagai

kitab hadits, di antaranya Athraf al Kutub al Sittah, al Syuyukh al Nabil, al Tarikh, dan lain-lainnya.

7. Imam Abu Musa al Madiniy Muhammad ibn „Umar ibn Ahmad al Ashbahaniy (581 H / 1185 M), penyusun berbagai kitab hadits, di antaranya Kitab al Thiwalat, Kitab Ma’rifat al Shahabah, Kitab al Latha - if, Kitab ‘Iwaliy al Tabi’in dan lain-lainnya.

8. Imam Muhammad ibn Musa ibn „Utsman al Hazimiy al Hamdaniy (548 - 586 H / 1153 - 1190 M), penyusun Kitab al I’tibar fiy al Nasikh wa al Mansukh Min al Akhbar.

9. Imam Abu al Faraj „Abd al Rahman ibn al Hasan ibn „Ali al Baghdadiy, keturunan dari Abi Bakr al Shiddiq, yang lebih dikenal dengan nama Ibn al Jawziy (510 - 13 Ramadhan 597 H / 116 - 18 Juni 1202 M), penyusun berbagai kitab hadits, di antaranya adalah Kitab al Mawdhu’at, al ‘Ilal al Mutanahiyah fiy al Ahadits al Wahiyah,, dan kitab lainnya.

3). Dalam Bidang Bahasa Pada periode ini banyak pula tokoh lughah (bahasa) yang terkenal, di antaranya adalah

1. „Ali ibn Isma‟il al Murasiy al Dharir, yang lebih terkenal dengan nama Ibn Sayyidih (Rabi‟ al Awwal 458 H / Februari 1066 M), penyusun kitab al Muhkam fiy Lughah .

2. Abu Zakariya Yahya ibn „Ali ibn Muhammad al Syaybaniy al Baghdadiy (Jumad al Akhir 502 H / Januari 1109 M)

3. Abu Muhammad al Qasim ibn „Ali al Haririy (446-516 H / 1053-1122 M), penyusun Kitab al Maqamat .

4. Abu Muhammad Isma‟il ibn Mawhub ibn Muhammad al Jawaliqiy (575 H / 1181 M), imam bahasa yang terkenal pada zamannya

4). Dalam Bidang Tafsir Pada masa ini juga banyak tokoh tafsir yang terkenal, yang telah meninggalkan

warisan berharga untuk umat, di antaranya :

1. „Ali ibn Hasan ibn Ahmad al Wahidiy (Jumad al Akhir 468 H / Januari 1066 M), penyusun tiga kitab tafsir; al Basith, al Wasith dan al Wajiz serta kitab Asbab al Nuzul .

2. Abu Thahir Ahmad ibn „Ali ibn „Abdullah al Muqriy (496 H / 1102 M), penyusun al Mushannaf fiy ‘Ulum al Qur -an .

3. Abu Muhammad al Hasan ibn Mas‟ud ibn Muhammad al Baghawiy (517 H / 1123 M), penyusun Tafsir al Baghawiy .

4. Abu al Qasim Mahmud ibn „Umar ibn Muhammad al Zamakhsyariy (538 H / 1143 M), penyusun tafsir al Kasysyaf .

5). Dalam Bidang Sejarah Tokoh sejarah (muarrikh) yang terkenal pada masa ini adalah :

1. Abu al Muzhaffar Muhammad ibn Ahmad al Abyawardiy (507 H / 1113 M), keturunan Mu‟awiyah ibn Abi Sufyan, penyusun kitab Tarikh Abi Ward, Ansab al

‘Arab, al Muktalif wa al Mukhtalif dan lain-lainnya.

2. Abu al Qasim „Ali ibn al Hasan ibn Hibbatillah al Dimasyqiy, yang lebih dikenal dengan nama Ibn „Asakir (499 - 571 H), yang selain menjadi tokoh hadits, juga

seorang sejarawan terkenal, penyusun kitab Tarikh Dimasyq dan lain-lainnya.

3. Imam Abu al Faraj „Abd al Rahman Ibn al Jawziy (510 - 13 Ramadhan 597 H), yang selain menyusun berbagai kitab hadits, juga menyusun kitab sejarah al Muntazham fiy Tarikh al Muluk wa al Umam.

6). Dalam Bidang Tashawwuf Tokoh tashawwuf yang terkenal pada masa ini adalah Abu al Qasim „Abd al Karim

ibn Hawazin al Qusyayriy (465 H / 1072 M), penyusun kitab al Risalat al Qusyayriyah, serta Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al Ghazaliy (450 - Jumad al Akhir 505 H / 1057 - Desember 1111 M), penyusun Ihya; Ulum al Din dan lain-lainnya.