Tinjauan Terhadap Materi Ajar Sejarah Ke

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PENELITI MUDA

TINJAUAN TERHADAP MATERI AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH DI KABUPATEN TANAH DATAR OLEH : DRA. FATMAWATI, M.AG. DOSEN SEJARAH PERADABAN ISLAM STAIN BATUSANGKAR SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN BATUSANGKAR 1436 H / 2014 M

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Tinjauan Terhadap Materi Ajar Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar.

2. Jenis Penelitian : Penelitian Lapangan

3. Bentuk Penelitian : Penelitian Muda

4. Bidang Keilmuan : Sejarah Kebudayaan Islam

5. Pelaksana :

a. Nama Lengkap

: Dra. Fatmawati, M.Ag

b. NIP

c. Pangkat / Golongan : Pembina (IV/a)

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

6. Lokasi Penelitian

: MTsN di Kabupaten Tanah Datar

7. Waktu Penelitian

: 6 bulan

8. Biaya Penelitian : Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah)

Batusangkar, Desember 2014 Mengetahui

Peneliti

Kepala P3M STAIN Batusangkar

= Ulya Atsani, S.H, M.Hum = = Dra. Fatmawati, M.Ag = NIP : 19750303 199903 1 004

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam penulis kirmkan untuk arwah Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa besar dalam menyebar-luaskan ajaran Islam dan menata kehdupan masyarakat secara Islami, yang merupakan awal terbentuknya Kebudayaan Islam.

Penelitian ini berjudul Tinjauan Terhadap Materi Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar, dan telah melalui tahapan-tahapan kegiatan sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah yang berlaku. Selama pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan dan kritikan yang konstruktif dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Ketua STAIN Batusangkar, yang dengan Surat Keputusan Ketua STAIN Batusangkar Nomor : STI.02/I/TL.00/998/2014 tanggal 7 Agustus 2014 tentang Penetapan Penelitian Bagi Peneliti Muda Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Tahun 2014, telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

2. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Batusangkar yang telah membantu dan memberikan fasilitas dalam rangka terwujudnya laporan penelitian ini.

3. Para Kepala Sekolah dan Guru-Guru yang mengajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar, yang telah memberikan data yang diperlukan kepada penulis dalam penelitian ini.

4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, sejak dari pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya laporan ini.

Atas segala bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak tertsebut, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalasinya dengan balasan yang berlipat ganda, Amin, amin ya Rabb al 'Alamin.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan- kekurangan, sehingga saran dan kritikan yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhirnya penulis berharap, semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Sejarah Kebudayaan Islam.

Batusangkar, Desember 2014 Penulis

Dra. FATMAWATI, M.Ag.

ABSTRAK

Peneliti : Fatmawati, NIP : 19610405 199203 2 001, Jabatan : Lektor Kepala , Dosen

sejarah Peradaban Islam STAIN Batusangkar, Judul Penelitian : Tinjauan Terhadap Materi

Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar . Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana

materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar. Tujuan penelitian penulis adalah untuk menggambarkan materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas

VII dan Kelas VIII. Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah penelitian lapangan (field research),

yaitu menggunakan metode survey dengan pendekatan kualitatif, untuk mengetahui dan memahami suatu fenomena yang terjadi pada objek penelitian yang diarahkan kepada latar individu secara holistik (menyeluruh) tidak untuk melakukan generalisasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sumber data berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu, dalam artian, orang tersebut dianggap lebih mengetahui tentang apa yang kita harapkan di fokus penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti

Yang menjadi sumber data penulis dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar SKI pada Madrasah Tsanawsiyah di Kabupaten Tanah Datar. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan observasi dan wawancara secara mendalam (in deph interview), sehingga susunan pertanyaan atau kata-kata dapat dirubah saat interview, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya, seperti pertimbangan usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan informan yang sedang dihadapi oleh peneliti.

Pengolahan data dilakukan dengan mengkategorisasikan data yang terkait dengan permasalahan penelitian. Data tersebut dikelompokkan sesuai dengan topik permasalahannya, kemudian disusun dalam bentuk narasi, sehingga data itu berbentuk rangkaian infprmasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. Data itu kemudian diinterpretasikan dan dianalisa sesuai dengan fakta sejarah yang dikemukakan oleh para ahli sejarah, lalu ditarik kesimpulan dari uraian-uraian yang tersusun itu, sehingga dapat memberikan jawaban terhadap masalah penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyusunan materi ajar pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar sudah banyak yang memadai, namun masih ada yang perlu dilengkapi. Buku-buku sumber yang dijadikan rujukan pun sangat terbatas, hanya mengandalkan buku-buku paket, buku-buku pedoman ataupun modul-modul yang diedarkan oleh Departemen Agama, sama sekali tidak memakai buku-buku Sejarah Kebudayaan Islam yang representatif dan mu'tamad, disesuaiakan dengan kurikulum sekarang, terutama untuk Kelas VII Semester I dan Semester II.

1. Materi ajar SKI untuk Kelas VII Semester I di MTs .......... 98

2. Materi ajar SKI untuk Kelas VII Semester II di MTs .......... 101

3. Materi ajar SKI untuk Kelas VIII Semester I di MTs .......... 107

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 108

B. Saran-Saran ................................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN INSTRUMENT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Kebudayaan Islam sebagaimana disebutkan pada lampiran 3b bab VII Permenag No 2 tahun 2008, merupakan salah satu mata pelajaran di MTs yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW, al Khulafa; al Rasyidun, Bani Umayyah, Dawlah

„Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran SKI di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.

3. Melatih daya kristis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa- peristiwa bersejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, pemerintahan, ekonomi, iptek, bahasa dan seni serta lain- lainnya untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Berdasarkan uraian tersebut, penyusunan materi mata pelajaran SKI dapat dikembangkan menjadi beberapa komponen yang bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah, Abbasiyah, Al- Ayyubiyah sampai dengan perkembangan Islam di Indonesia.

b. Mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, pemerintahan, ekonomi, iptek, bahasa dan seni.

c. Meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam peristiwa bersejarah.

Mahmud Yunus dalam bukunya Metode Khusus Pendidikan Agama (1980 : 76) menyebutkan bahwa pembelajaran sejarah kebudayaan Islam setidaknya memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :

a. Peserta didik yang membaca sejarah dapat menyerap unsur-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar.

c. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.

d. Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.

e. Untuk pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan agama Islam seluruh dunia.

Prinsip Dasar Pengembangan Materi Pembelajaran : Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut, fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai. Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.

Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang b i s a t i m b u l s e b a g a i h a s i l p e m i k i r a n , m e l i p u t i d e f i n i s i , p e n g e r t i a n , c i r i khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.

Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat , paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Dengan demikian materi SKI termasuk kepada jenis materi fakta karena menjelaskan peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya

Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,dan bekerja, dsb. Contoh, aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

Dalam pengembangan materi pembelajaran, guru harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1). Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional. 2). Relevansi dengan karakteristik daerah; Dalam pengembangan materi pembelajaran, guru harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1). Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional. 2). Relevansi dengan karakteristik daerah;

Menurut kurikulum sekarang, materi SKI untuk Kelas VII Semester I adalah ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam, Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Periode Makkah dan Periode Madinah, sedangkan untuk Semester II adalah sejarah perkembangan Islam pada masa al Khulafa al Rasyidun dan sejarah perkembangan Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah. Untuk Kelas VIII Semester I adalah sejarah perkembangan Islam pada masa Dawlah 'Abbasiyah, sedangkan untuk Semester II adalah sejarah perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah. Untuk Kelas IX Semester I adalah perkembangan Islam di Indonesia, mulai dari proses masuknya Islam ke Nusantara sampai kepada peneladanan semangat para tokoh pengembang Islam tersebut, sedangkan untuk Semester II adalah sejarah tradisi Islam di Nusantara.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di MTs, guru sudah membuat bahan ajar sesuai dengan standar isi dan kurikulum sekarang. Akan tetapi, setelah penulis melakukan penjajakan ke lapangan, ditemukan bahan ajar yang sudah disusun oleh guru, berdasarkan hasil observasi awal dan studi dokumentasi terhadap bahan ajar tersebut mengenai ruang lingkup sejarah kebudayaan Islam belum terdapat dari uraian indikator tentang dasar-dasar kebudayaan Islam dan peradaban Islam dan unsur-unsur kebudayaan Islam itu sendiri serta belum adanya indicator tentang periodesasi perkembangan kebudayaan Islam. Pada masa pemerintahan al Khulafa; al Rasyidun, masa pemerintahan Abu Bakr dia mengemukakan ada Phase Makkah dan Phase Madinah.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan bahan ajar yang telah disusun oleh guru tersebut. Di samping itu penulis juga melakukan wawancara langsung dengan salah seorang guru, setelah ditanyakan, guru tersebut menjawab, memang seperti itu yang diperoleh dari Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan bahan ajar yang telah disusun oleh guru tersebut. Di samping itu penulis juga melakukan wawancara langsung dengan salah seorang guru, setelah ditanyakan, guru tersebut menjawab, memang seperti itu yang diperoleh dari

Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis memberi judul Tinjauan Terhadap Materi Ajar SKI Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar.

B. Perumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar ?. Karena terlalu luasnya ruang lingkup materi SKI di tingkat Tsanawiyah dan keterbatasan waktu penelitian yang akan dilakukan, maka di sini penulis perlu memfokuskan permasalahannya. Adapun fokus masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Keadaan Materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VII Semester I dan II.

2. Keadaan Materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VIII Semester I.

C. Sasaran dan Tujuan Penelitian

Yang menjadi sasaran penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan Materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VII Semester I dan II.

2. Untuk mengetahui keadaan Materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VIII Semester I.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis adalah :

1. Untuk menggambarkan materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VII Semester I dan II.

2. Untuk menggambarkan materi ajar SKI pada Madrasah Tsanawiyah di Kelas VIII Semester I.

D. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Tinjauan Terhadap Materi Ajar SKI Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar”. Di sini penulis akan mengemukakan definisi

operasional sebagai berikut : Tinjauan terhadap Materi Ajar SKI, yang penulis maksudkan adalah melihat dan

mengamati bagaimana keadaan materi ajar SKI yang dipelajari oleh siswa pada Kelas VII dan Kelas VIII Semester I.

Madrasah Tsanawiyah, yang penulis maksud adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri maupun Swasta yang terdapat di dua kecamatan dalam Kabupaten Tanah Datar, yakni Madrasah Tsanawiyah yang terdapat di Kecamatan Lima Kaum dan Kecamatan Tanjuang Ameh Kabupaten Tanah Datar.

Yang penulis maksud dari judul penelitian ini secara keseluruhan adalah melihat dan mengamati materi ajar yang disusun oleh guru SKI untuk Madrasah Tsanawiyah baik dari pengembangan indikator yang terdapat pada standar isi SK dan KD yang terdapat pada materi Sejarah Kebudayaan Islam yang dipelajari oleh siswa Kelas VII dan VIII yang berhubungan dengan ruang likup Sejarah Kebudayaan Islam, Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Pase Makkah, Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Pase Madinah, Pemerintahan Islam Masa Khulafa Al-Rasyiddin, Pemerintahan Islam Masa Daulah Bani Umayyah di Timur, dan pemerintahan Islam pada masa Daulah „Abbasiyah.

E. Kajian Riset Sebelumnya

Dari hasil tinjauan penulis belum ditemukan hasil penelitian baik penelitian individu, maupun penelitian kelompok yang membahas judul yang sama dengan yang penulis angkatkan yaitu Tinjauan Terhadap Materi Ajar Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar. Dari kajian riset yang penulis lakukan sebelumnya penulis baru menemukan Sirat Al Nabiy yang disusun oleh Ibn Hisyam, Sejarah Hidup Muhammad SAW yang dikarang oleh Husayn Haekal, al Rahiq al Makhtum yang disusun oleh al Mubarakfuriy, Muhammad SAW Rasul Tera khir yang disusun oleh Majid Ali Khan, kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW oleh Munawar Khalil, al Khulafa Al-Rasyidun oleh Abdul Wahab An Najar, Tarikh al Khulafa oleh Imam al Suyuthiy, Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz karangan Firdaus A.N. Kejeniusan Umar bin Khaththab Dari hasil tinjauan penulis belum ditemukan hasil penelitian baik penelitian individu, maupun penelitian kelompok yang membahas judul yang sama dengan yang penulis angkatkan yaitu Tinjauan Terhadap Materi Ajar Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Tanah Datar. Dari kajian riset yang penulis lakukan sebelumnya penulis baru menemukan Sirat Al Nabiy yang disusun oleh Ibn Hisyam, Sejarah Hidup Muhammad SAW yang dikarang oleh Husayn Haekal, al Rahiq al Makhtum yang disusun oleh al Mubarakfuriy, Muhammad SAW Rasul Tera khir yang disusun oleh Majid Ali Khan, kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW oleh Munawar Khalil, al Khulafa Al-Rasyidun oleh Abdul Wahab An Najar, Tarikh al Khulafa oleh Imam al Suyuthiy, Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz karangan Firdaus A.N. Kejeniusan Umar bin Khaththab

I yang berkaitan dengan kehidupan nabi Muhammad pada pase Makkah dan pase Madinah, Jilid II menjelaskan Sejarah Kehidupan Khalifah masa Khulafa al Rasyidin, Jilid III menjelaskan kehidupan Masa Daulah Bani Umayyah Timur, P erkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam karangan Ajid Tohir yang menjelaskan tentang sejarah kehidupan nabi Muhammad SAW, kehidupan khalifah pada masa pemerintahan Khulafa al Rasyidin, kehidupan khalifah pada masa Daulah Bani Umayyah Timur, kehidupan khalifah pada masa Daulah Abbasiyah, Sejarah Peradaban Islam Jilid I susunan Maidir Harun yang menjelaskan tentang Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW baik pase Makkah maupun pase Madinah, kehidupan Khalifah pada masa pemerintahan Khulafa al Rasyidin, kehidupan khalifah masa Daulah Bani Umayyah Timur, pemerintahan Islam pada masa Islam di Andalusia, Sejarah Peradaban Islam susunan Badri Yatim yang menjelaskan tentang Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW, kehidupan Khalifah pada masa pemerintahan Khulafa al Rasyidin, pemerintahan Islam pada masa Daulah Bani Umayyah Timur, kehidupan Khalifah pada masa Daulah Abbasiyah, Islam di Spanyol, masa kemunduran Islam, masa tiga kerajaan besar Islam, penjajahan Barat atas dunia Islam, dan perjuangan kemerdekaan negara-negara Islam, kedatangan Islam di Indonesia, pusat-pusat peradaban Islam.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Prinsip Dasar Penyusunan Materi Ajar

Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indicator.

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut, fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai. Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.

Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi defisini, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti dan sebagainya.

Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat , paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,dan bekerja, dsb. Contoh, aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

Dalam pengembangan materi pembelajaran, guru harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut : 1). Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional. 2). Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai. 3). Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta didik; 4) Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang relatif singkat, setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan. 5) Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran harus didasarkan pada struktur keilmuan.

B. Materi Pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah

1. Ruang Lingkup Materi SKI di Madrasah Tsanawiyah

Berdasarkan kurikulum yang dipakai sekarang, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ini diberikan pada masing-masing semester untuk setiap kelasnya, yakni Semester I dan II dari Kelas VII sampai Kelas IX.

Untuk Semester I Kelas VII, materinya adalah ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam serta Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Periode Makkah dan pada Periode Madinah. Materi yang pertama, yakni ruang lingkup SKI, mencakup pengertian kebudayaan Islam, manfaat dan tujuan mempelajari SKI serta mengidentifikasikan wujud kebudayaan bentuk / wujud kebudayaan Islam.

Materi yang kedua, yakni Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Periode Makkah, mencakup tiga kompetensi dasar. Yang pertama adalah deskripsi dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Yang kedua adalah mengambil 'ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Materi yang kedua, yakni Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Periode Makkah, mencakup tiga kompetensi dasar. Yang pertama adalah deskripsi dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Yang kedua adalah mengambil 'ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat

Materi yang ketiga, yakni Sejarah Nabi Muhammad SAW pada Periode Madinah, juga mencakup tiga kompetensi dasar. Yang pertama adalah deskripsi sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Yang kedua adalah mengambil 'ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan untuk masa kini dan masa yang akan datang. Yang ketiga adalah meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah.

Untuk Semester II Kelas VII, materinya adalah sejarah perkembangan Islam pada masa al Khulafa al Rasyidun dan sejarah perkembangan Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah. Materi yang pertama, yakni sejarah perkembangan Islam pada masa al Khulafa al Rasyidun mencakup tiga kompetensi dasar. Yang pertama adalah menceritakan berbagai prestasi yang dicapai oleh al Khulafa al Rasyidun. Yang kedua adalah mengambil 'ibrah dari prestasi yang dicapai oleh al Khulafa al Rasyidun untuk masa kini dan yang akan datang. Yang ketiga adalah meneladani gaya kepemimpinan al Khulafa al Rasyidun.

Materi yang kedua, yakni perkembangan Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah, mencakup lima kompetensi dasar, yaitu sejarah berdirinya Dawlah Bani Umayyah, deskripsi perkembangan kebudayaan / peradaban Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah, mengidentifikasi tokoh ilmuan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah, mengambil 'ibrah dari perkembangan kebudayaan / peradaban Islam pada masa Dawlah Bani Umayyah untuk masa kini dan yang akan datang, serta meneladani kesederhanaan dan kesalihan Khalifah 'Umar ibn 'Abd al 'Aziz.

Untuk Kelas VIII Semester I, materinya adalah perkembangan Islam pada masa Dawlah „Abbasiyah, yang mencakup latar belakang berdirinya Dawlah „Abbasiyah,

pe riodesasi pemerintahan Dawlah „Abbasiyah, perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa Dawlah „Abbasiyah pada masing-masing periode.

2. Materi SKI di Madrasah Tsanawiyah

a. Gambaran Umum Sejarah Kebudayaan Islam 1). Pengertian Sejarah

Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Kata „Sejarah‟ berasal dari bahasa arab Syajarah yang berarti pohon kehidupan. Dalam bahasa asing lainnya, disebut histore (Prancis), history (Inggris). Akar kata history itu sendiri berasal dari historia (Yunani) yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam terutama mengenai umat manusia yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis dipakai kata scientia atau science . Demikian dijelaskan oleh Alvian (1984 : 3), yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999 : 2). Dalam perkembangannya, sejarah hanya terbatas pada aktivitas manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang disusun secara kronologis. Sementara menurut Sidi Gazalba (1981 : 2), ilmu sejarah adalah ilmu yang berusaha menentukan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu.

Selain definisi di atas, ada lagi pengertian tentang sejarah yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqaddamah (1981 : 56), Sejarah ialah peristiwa-peristiwa penting dan istimewa pada waktu atau bangsa tertentu. Pengertian yang sederhana di antaranya sebagai berikut, yaitu sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa tersebut, tetapi juga memberikan interpretasi yang terjadi dengan melihat hukum sebab-akibat.

Menurut Tamburaka dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah (1999 : 5) yang dikutip oleh Maidir Harun (2001 : 9), suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi dapat tergolong sebagai sejarah, bila dapat menjelaskan 3 aspek di bawah ini:

1. Bagaimana deskripsi peristiwanya

2. Mengapa peristiwa itu terjadi

3. Ke mana arah peristiwa itu akan terjadi selanjutnya Dengan demikian, amat kelirulah anggapan bahwa sejarah hanyalah terbatas pada

peristiwa masa lalu, tanpa adanya interpretasi atas peristiwa tersebut. Sebab dalam sejarah harus ada interpretasi, komentar, dan analisa terhadap peristiwa masa lalu yang sedang dibicarakan tersebut. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa Sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa penting masa lalu yang berkaitan dengan agama Islam, atau peristiwa peristiwa masa lalu, tanpa adanya interpretasi atas peristiwa tersebut. Sebab dalam sejarah harus ada interpretasi, komentar, dan analisa terhadap peristiwa masa lalu yang sedang dibicarakan tersebut. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa Sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa penting masa lalu yang berkaitan dengan agama Islam, atau peristiwa

Sejarah dalam pengertiannya sebagai cerita tentang peristiwa di masa lampau sangatlah naratif, yakni gambaran masa lalu yang tersusun secara lengkap yang meliputi urutan fakta dengan penjelasan serta ulasan atas kenyataan-kenyataan yang ada. Laporan tentang apa yang telah berlalu itu disebut sejarah naratif, yang bercirikan sebagai berikut :

1. Sejarah merupakan uraian logis mengenai suatu proses perkembangan terjadinya peristiwa.

2. Berdasarkan akal sehat, imajinasi, keterampilan ekspresi bahasa dan pengetahuan

3. Proses terjadinya secara genesis (dari awal sampai akhir)

4. Dilengkapi dengan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya (kausalitas) secara deskriptif

5. Ditulis tanpa memakai teori dan metodologi Kegunaan sejarah sebagaimana dikemukakan Alvian (1985 : 3), Pertama, adalah untuk

kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu guna untuk kelangsungan hidup. Kedua, Sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan dari kejadian-kejadian masa lalu sehingga dapat memberikan manfaat demi kelangsungan hidup. Ketiga, Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai makna hidup dan mati.

Demikian pula misalnya dalam karya-karya sejarah tradisional seperti babat, hikayat, dan tambo yang berisi mitos, lagenda, dan cerita-cerita pahlawan telah berfungsi untuk memperkokoh identitas kelompok dan memperkuat solidaritas umat, juga berfungsi sebagai pelajaran yang harus diambil oleh bangsa Indonesia dewasa ini. Atas kegunaan sejarah seperti itulah bahwa pengetahuan serta pelajaran sejarah merupakan alat penting untuk membentuk umat dan bangsa yang baik serta untuk mengembangkan rasa cinta dan kesetiaan terhadap agama, bangsa dan negara (Dudung Abdurrahman, 1999: 3 - 4).

2). Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Sosial

Disiplin Ilmu Sejarah sebenarnya sejajar dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Politik dan Antropologi. Akan tetapi, sejarah membicarakan masyarakat dengan selalu memperhatikan signifikansi waktu. Selanjutnya, pendekatan yang dipergunakan dalam penggambaran peristiwa masa lalu itu akan memperlihatkan segi sosial dari peristiwa yang dikaji. Konstruksi sejarah dengan pendekatan sosiologis dapat dikatakan sebagai sejarah Disiplin Ilmu Sejarah sebenarnya sejajar dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Politik dan Antropologi. Akan tetapi, sejarah membicarakan masyarakat dengan selalu memperhatikan signifikansi waktu. Selanjutnya, pendekatan yang dipergunakan dalam penggambaran peristiwa masa lalu itu akan memperlihatkan segi sosial dari peristiwa yang dikaji. Konstruksi sejarah dengan pendekatan sosiologis dapat dikatakan sebagai sejarah

Secara metodologis, penggunaan sosiologi dalam kajian sejarah adalah bertujuan memahami arti subjektif dari perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya. Dari sini akan tampaklah bahwa fungsionalisasi sosiologi mengarahkan pengkaji sejarah kepada pencarian arti yang dituju oleh tindakan individual berkenaan dengan peristiw- peristiwa kolektif, sehingga pengetahuan teoritislah yang akan mampu membimbing sejarawan dalam menemukan motif-motif dari suatu tindakan, atau faktor-faktor penyebab dari suatu peristiwa. Oleh karena itu, pemahaman sejarawan dengan pendekatan ini lebih bersifat subjektif.

Dalam karya-karya sejarah, sejarah sosial itu sendiri banyak identik dengan sejarah berbagai pergerakan sosial. Misalnya, gerakan petani, gerakan demo, gerakan keagamaan, gerakan kebangsaan dan gerakan aliran teologi atau politik. Karena itu, dalam memahami sejarah diperlukan beberapa pendekatan ilmu sosial

3). Pengertian Kebudayaan dan Peradaban Islam

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, yang dalam Bahasa Arab disebut al tsaqafah dan culture dalam Bahasa Inggeris, sedangkan manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban yang dalam Bahasa Arab disebut al hadharah atau civilization dalam Bahasa Inggeris. Kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama non Islam), dan moral, sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud ideal, wujud kelakuan dan wujud benda. Wujud Ideal adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud Kelakuan adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud Benda adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Kebudayaan ini selain mempunyai wujud, juga mempunyai unsur yang merupakan isi pokok dari tiap kebudayaan yang ada di dunia. Kebudayaan tersebut mempunyai tujuh unsur, yakni : 1) bahasa, 2) sistem pengetahuan, 3) organisasi sosial, 4) sistem peralatan hidup dan teknologi, 5) sistem mata pencaharian hidup, 6) sistem religi, dan 7) kesenian. Sedangkan Kebudayaan ini selain mempunyai wujud, juga mempunyai unsur yang merupakan isi pokok dari tiap kebudayaan yang ada di dunia. Kebudayaan tersebut mempunyai tujuh unsur, yakni : 1) bahasa, 2) sistem pengetahuan, 3) organisasi sosial, 4) sistem peralatan hidup dan teknologi, 5) sistem mata pencaharian hidup, 6) sistem religi, dan 7) kesenian. Sedangkan

teknologi.

4). Sejarah Peradaban Islam sebagai Ilmu Pengetahuan

Secara sederhana ilmu adalah upaya manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai gejala (alam dan manusia) dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah bukanlah suatu proses pemikiran biasa sebagaimana yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan suatu proses berfikir dan cara kerja yang sistematik dan berdisiplin tinggi.

Dilihat dari sudut objek yang dibahas, ilmu (science) terbagi atas:

1. Ilmu-ilmu alam (Natural Sciences), yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari benda- benda yang memiliki sifat-sifat yang umum dan tetap, seperti besi, tanah, hewan dan sebagainya.

2. Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences), yaitu ilmu-ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan kemanusiaan. Yang dicari dalam ilmu-ilmu sosial ialah gejala-gejala yang bersifat umum, tetapi berubah-ubah.

Secara epistimologis, Ilmu Sejarah aslinya termasuk ke dalam kelompok disiplin Humaniora, tetapi belakangan ini semakin dekat dengan kelompok ilmu-ilmu sosial. Perkembangan ini membawa implikasi terhadap pergeseran paradigma Ilmu Sejarah dari konvensional yang lebih berorientasi kepada sastra, kepada ilmu Sejarah Baru yang lebih dekat dengan Ilmu-ilmu sosial. Ilmu Sejarah yang bersifat konvensional belum memiliki metode penelitian yang kritis, sementara Ilmu Sejarah Baru sudah memiliki metode penelitian sejarah kritis.

5). Dasar-Dasar Kebudayaan Islam dan Peradaban Islam serta Perbedaannya

Landasan Peradaban Islam adalah Kebudayaan Islam, terutama wujud idealnya, sedangkan landasan Kebudayaan Islam adalah Agama Islam. Karena itu, dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama "bumi", agama bukanlah kebudayaan tetapi adalah sumber yang melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka Agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT, bukannya hasil cipta, rasa ataupun karsa manusia.

Oleh karena itu, yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan Islam atau peradaban Islam. Dengan demikian, kebudayaan dan peradaban Islam harus sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, sebagaimana yang terkandung dalam al-Qur'an dan Hadits.

6). Periodesasi Perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam dan Peradaban Islam

Sejarah Perkembangan Peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode, yakni : pertama, Periode Klasik (650 - 1250 M), kedua, Periode Pertengahan (1250 - 1800 M), dan ketiga, Periode Modern (1800 M sampai sekarang). Sebelum Periode Klasik dinamakan dengan Masa Rasulullah SAW (611 - 632 M), yang terdiri dari Fase Mekkah (611 - 622 M) dan Fase Madinah (622 - 632 M / 1 - 11 H) serta Fase Pertumbuhan Islam, yakni pada masa awal Khulafa al-Rasyidin (632 - 650 M / 11 - 28 H).

Periode Klasik mencakup Masa Kemajuan Islam I (650 - 1000 M / 28 – 390 H) dan Masa Desintegrasi (1000 - 1250 M / 390 - 648 H). Masa Kemajuan Islam I terdiri dari Masa Pertengahan dan Akhir Pemerintahan Khulafa al-Rasyidin (650 - 661 M / 28 - 40 H), Dawlah Bani Umayyah (661-750 M / 40 - 132 H) dan Dawlah 'Abbasiyah (750 - 1000 M / 132 - 390 H).

Masa Disintegrasi terjadi pada masa Dawlah 'Abbasiyah dan munculnya Dinasti- Dinasti Kecil Islam di Barat dan Timur. Di Barat muncullah Dinasti Bani Idris (788 - 974 M / 171 - 363 H), Dinasti Aghlabiyah (800 - 909 M / 183 - 295 H), Dinasti Bani Thulun (868 - 905 M / 253 - 291 H), Dinasti Fathimiyah (909 - 1171 M / 295 - 565 H), Dinasti Ikhsyidiyah

(935 - 969 M / 322 - 357 H), Dinasti Bani Hamdan (944 - 1003 M / 332 – 393 H) dan lain- lainnya, sedangkan di Timur muncul pula berbagai dinasti, seperti Dinasti Thahiriyah (820 - 872 M / 204 - 258 H), Dinasti Shaffariyah (870 - 908 M / 256 - 295 H), Dinasti Sammaniyah (874 - 999 M / 260 - 390 H), Dinasti Buwaihiyah (932 - 1062 M / 319 - 453 H), Dinasti Ghaznawiyah (977 - 1186 M / 367 - 584 H), Dinasti Saljuk (1038 - 1194 M / 429 - 590 H) dan lain-lain sampai hancurnya Dawlah 'Abbasiyah tahun 1258 M / 656 H.

Periode Pertengahan mencakup Masa Kemunduran Islam I (1250 - 1500 M / 648 - 905

H) dan Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M / 905 - 1215 H). Masa Kemunduran Islam I ditandai dengan terjadinya serangan Bangsa Mongol terhadap dinasti-dinasti Islam, seperti yang dilakukan oleh Jengis Khan, Hulagu Khan, dan Timur Lank. Pada masa ini muncullah dinasti-dinasti kecil, seperti Dinasti Ilkhaniyah (1256 - 1353 M / 654 - 754 H), Dinasti Jalayiriyah (1336 - 1432 M / 737 - 836 H), Dinasti Muzhaffariyah (1354 - 1393 M / 755 - 795 H), Dinasti Timuriyah (1370 - 1506 M / 771 - 911 H), Dinasti Qara Qoyunlu (1380 - 1468 M / 781 - 871 H), dan Dinasti Aqqoyunlu (1378 - 1508 M / 779 913 H).

Masa Tiga Kerajaan Besar adalah masa pemerintahan tiga kerajaan besar Islam, yakni Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Shafawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Masa ini terdiri dari Masa Kemajuan II (1500 - 1700 M / 905 - 1111 H) dan Masa Kemunduran II. Masa Kemajuan II adalah masa Kerajaan Turki Usmani sampai dengan Sultan Musthafa II (1282 - 1695 M / 680 - 1105 H), Dinasti Shafawi sampai pemerintahan Sultan 'Abbas I (1501 - 1732 M / 906 - 1143 H) dan Dinasti Mughal sampai dengan Sultan Awrangzeb (1526 - 1707 M / 931 - 1117 H). Fase Kemunduran II (1700 - 1800 M / 1111 - 1203 H) adalah setelah masa Sultan Musthafa II dari Turki Usmani serta hancurnya Dinasti Shafawi tahun 1732 M / 1143 H dan Dinasti Mughal tahun 1858 M / 1263 H).

Periode Modern merupakan Zaman Kebangkitan Islam, ditandai dengan berkhirnya ekspansi Napoleon di Mesir tahun 1801 M. Kontak umat Islam dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat pada periode klasik. Pada periode klasik, umat Islam sedang naik dan dunia Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, umat Islam sedang dalam kegelapan dan dunia Barat sedang naik, sehingga umat Islam yang ingin belajar dari Barat.

b. Arab Pra Islam 1). Asal Usul Bangsa Arab

Asal usul bangsa Arab dari rumpun bangsa Semit. Menurut Hasan Ibrahim Hasan, perkembangan bangsa Arab terbagi kepada dua kelompok besar, yaitu:

a. Arab Ba'idah yaitu kelompok yang telah punah. Sejarah mereka telah terhenti bersama

dengan punahnya mereka di permukaan bumi, seperti bangsa 'Ad dan Tsamud.

b. Arab Baqiyah yaitu kelompok yang bisa bertahan sampai sekarang, yang terdiri dari dua golongan :

1. Arab 'Aribah (Arab Asli) yang berasal dari suku Qahthan. Mereka umumya tinggal di Yaman dan arab Selatan.

2. Arab Musta'rabah (Arab Campuran ), yaitu keturunan suku 'Adnan, yang umumnya tinggal di Hijaz. Mereka adalah keturunan Nabi Ismail as.

Kehidupan orang-orang Arab sebelum Islam sering disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Jahiliyah bukan berarti kebodohan, akan tetapi jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang telah terlepas dari nilai-nilai ajaran agama, walaupun masyarakatnya menganut agama.

2). Politik dan Pemerintahan

Bangsa Arab sebelum Islam tidak pernah dijajah oleh bangsa asing, bahkan tidak pernah tercipta kesatuan politik di seluruh jazirah Arab. Kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab bahagian selatan umumnya berdaulat atas wilayah mereka yang sempit dan sebatas masyarakatnya. Mereka lebih suka hidup berkabilah-kabilah dan setiap kabilah atau suku diperintah oleh seorang syaikh, yaitu seorang yang dianggap tertua dan berani di antara anggota kabilah tersebut. Oleh karena itu, tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua suku Arab, bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas kepentingan bersama. Tanpa ada kepentingan bersama, sukar tercipta hubungan kerjasama antar suku atau antar kerajaaan kecil yang terdapat di sekitar Jazirah Arab, seperti Kerajaan Mu'in, Kerajaan Himyar, Kerajaan Saba', Kerajaan Hirrah, Kerajaan Gassan dan lain-lainnya.

Kota Makkah yang terletak di Hijaz, merupakan sebuah kota yang penting dan strategis di wilayah Arab. Kota Makkah ini pada mulanya hanyalah sebuah lembah gersang di tengah-tengah padang pasir, yang didiami oleh Suku 'Amaliq. Kemudian datang pula Bani Jurhum, namun asal usul kedua suku tersebut tidak diketahui. Pada masa inilah Nabi Ibrahim

AS datang ke Makkah dengan membawa isterinya Hajir dan bayinya Isma'il, yang kemudian ditinggalkannya di sana. Ibrahim dan puteranya Isma'il kemudian mendirikan Bayt al Haram , sebagai pusat peribadatan kepada Allah SWT. Dari keturunan Isma'il inilah lahir Fihr ibn Malik, yang bergelar Quraysy, orang yang paling berpengaruh dan paling dihormati di Arab Utara pada awal abad ketiga Masehi (Madjid 'Ali Khan, 1985 : 12).

Namun sepeninggal Fihr, kekuasaan atas Makkah direbut oleh Suku Khuza'ah yang beraliansi dengan Suku Haritsah yang dipimpin oleh 'Amr ibn Luhayy. 'Amr ibn Luhayy ini membuat bermacam-macam bid'ah dan khurafat, bahkan dialah yang pertama kali memperkenalkan penyembahan berhala kepada penduduk Makkah. Kekuasaan Bani Khuza'ah atas kota Makkah ini berlanjut terus selama beratus tahun (Ibn Katsir, II : 174).

Pada abad kelima Masehi, muncullah Qushayy ibn Kilab yang merupakan keturunan Fihr ibn Malik. Dia berhasil merebut kekuasaan dari Suku Khuza'ah dan mempersatukan seluruh suku-suku Quraysy, sehingga dia menjadi penguasa Makkah dan daerah-daerah sekitar Hijaz. Qushayy tidak saja menjadi penguasa, tetapi sekaligus juga seorang administrator dan pembangun yang handal. Dia menyediakan makanan dan air untuk keperluan jama'ah hajji, bahkan mendirikan sejumlah lembaga untuk memperbaiki kehidupan sosial dan politik di Makkah, di antaranya adalah Dar al Nadwah , yakni Majelis Pertemuan yang akan memutuskan setiap permasalahan yang terjadi (Madjid 'Ali Khan, 1985 : 40). Dia juga membagi urusan-urusan yang berkaitan dengan kota Makkah dan Ka'bah menjadi empat bagian, yakni al Siqayah yang berkaitan dengan penyediaan air minum, al Rifadhah yang berkaitan dengan penyediaan makanan, al Liwa ; yang berkaitan dengan bendera peperangan, dan al Hijabah yang merupakan penjaga dan pemegang kunci Ka'bah (Syalabi, I, 1990 : 48 – 49).

Setelah Qushayy wafat tahun 480 M, kepemimpinan kota Makkah dipegang oleh anaknya 'Abd Manaf. 'Abd Manaf kemudian mempercayakan urusan al Siqayah dan al Rifadhah kepada puteraya 'Abd Syams, sedangkan urusan al Liwa; dan al Hijabah dipercayakannya kepada puteranya yang lain Hasyim, tetapi kemudiannya 'Abd Syams menyerahkan tugasnya itu kepada Hasyim. Namun setelah 'Abd Syams meninggal, salah seorang puteranya yang bernama Umayyah, mencoba menghalang-halangi kekuasaan Hasyim secara terbuka. Usaha Umayyah ini gagal dan dia dapat dikalahkan, bahkan persidangan di Dar al Nadwah memutuskan untuk mengusir Umayyah dari Makkah selama sepuluh tahun

('Ali Khan, 1985 : 41). Hal inilah yang menjadi awal perselisihan antara keturunan Umayyah dengan keturunan Hasyim, yang berlanjut terus sampai diangkatnya Muhammad menjadi Rasul, sehingga akhirnya terbentuklah Dawlah Bani Umayyah, Dawlah 'Abbasiyah dan lahirnya kelompok-kelompok Syi'ah.

Hasyim adalah tokoh yang bijaksana dan paling dermawan. Dia mengorganisir perdagangan Quraysy ke Yaman di Selatan, ke Syria di Utara serta ke Mesopotamia dan Najd di Timur, sehingga Makkah menjadi pasar terbesar di Arabia. Sayangnya Hasyim ini tidak lama memimpin Makkah, karena dia meninggal dalam usia muda di Ghazzah, sewaktu dalam perjalanan niaga ke Syria. Namun sewaktu beristirahat di Yatsrib, dia sempat menikah dengan Salima, seorang wanita Yatsrib dari Suku Najjar. Sepeninggal Hasyim, kepemimpinan Makkah dipegang oleh Muthallib, saudara Hasyim. Muthallib inilah yang mengasuh dan mendidik Syaybah, putera Hasyim yang lahir dari perkawinannya dengan Salima, sehingga Syaybah ibn Hasyim itu lebih terkenal dengan sebutan 'Abd al Muthallib ('Ali Khan, 1985 : 41).