POTENSI PERKEBUNAN
4.4. POTENSI PERKEBUNAN
Luas perkebunan di Sumatera Utara sampai tahun 2009 tercatat 1.956.331,02 Ha yang terdiri dari perkebunan rakyat 1.085.658,41 Ha (55,49%), PTPN 410.500,04 Ha (20,98%), Perkebunan Besar Swasta Negara (PBSN) 309.803,60 Ha (15,83%) dan Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSA) 150.368,97 Ha (8 %). Sedangkan total produksi perkebunan di Sumatera Utara sampai tahun 2009 tercatat 4.411.536,55 Ton yang terdiri dari perkebunan rakyat 1.749.653,83 Ton (3,97%), PTPN 1.340.074,84 Ton (30,38%), Perkebunan Besar Swasta Negara (PBSN) 876.549,57 Ton (19,87%) dan Perkebunan Besar Swasta Asing
(PBSA) 445.258,32 Ton (10,10%). Perkebunan rakyat luasannya cukup besar 55,49% dari total luas, namun dalam kontribusi produksi, perkebunan rakyat masih jauh tertinggal apabila dibanding dengan yang dicapai perkebunan besar lainnya. Secara umum kondisi rendahnya produksi perkebunan rakyat dimasing- masing Kabupaten disebabkan berbagai masalah yang menyangkut kemampuan SDM, keterbatasan modal, rendahnya pemanfaatan Iptek yang pada gilirannya akan menyebabkan terbatasnya kegiatan intensifikasi, peremajaan maupun rehabilitasi yang dilaksanakan oleh perkebunan rakyat.
Selama kurun waktu 2002 – 2006 perkembangan luas areal perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 0,24 % per tahun, diantaranya perkebunan rakyat mengalami pertumbuhan sebesar 0,14 % pertahun dengan komoditi utama adalah kelapa sawit, kakao dan kopi. Hal ini didorong oleh animo petani pekebun mengembangkan komoditi tersebut relatif tinggi karena prospek pasar sangat baik. Khusus untuk komoditi perkebunan yang spesifik mengalami pertumbuhan yang menggembirakan, antara lain : Aren sebesar 1,37 % pertahun dan Nilam 0,56 % pertahun. Pertumbuhan produksi perkebunan mengalami peningkatan rata-rata 0,89 pertahun terutama komoditi karet 3,33 %, kelapa sawit 0,98 %, kopi 0,99 % dan tebu 0,29 % per tahun.
Pembangunan perkebunan yang dilaksanakan telah menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di Propinsi Sumatera Utara, sampai saat tahun 2006 mencapai 4.405.950 KK, yang bekerja pada budidaya tanaman perkebunan. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja selama lima tahun (2002 – 2006) mengalami peningkatan rata-rata 0,65 % per tahun.
Pembangunan perkebunan di Sumatera Utara diarahkan untuk meningkatkan kontribusi perkebunan dalam akselerasi pemulihan ekonomi seperti peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja serta meningkatkan perannya dalam memperbaiki indikator ekonomi makro. Upaya yang telah dilakukan, memberikan berbagai manfaat dan kemajuan antara lain dalam sumbangannya terhadap pendapatan domestik bruto, pengembangan wilayah dan konservasi kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup
Peranan sektor pertanian dan sub sektornya dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, demikian pula halnya di Deli Serdang. Kabupaten ini memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar. Dengan topografi yang bervariasi dari mulai datar, landai berombak, berbukit hingga bergunung merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan.
Adapun prioritas kebijakan kegiatan pengelolaan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Bandar Khalipah yaitu dengan:
1. Mengelola perkebunan yang berbasis kepada masyarakat.
2. Melakukan rehabilitasi dan peremajaan perkebunan rakyat.
3. Mengembangkan teknologi pasca panen hasil-hasil perkebunan. Pengembangan tanaman perkebunan pada masa mendatang akan menghadapi banyak tantangan. Misalnya saja karena adanya peralihan fungsi lahan, kemudian bagaimana untuk mendapatkan jenis 3. Mengembangkan teknologi pasca panen hasil-hasil perkebunan. Pengembangan tanaman perkebunan pada masa mendatang akan menghadapi banyak tantangan. Misalnya saja karena adanya peralihan fungsi lahan, kemudian bagaimana untuk mendapatkan jenis
PTPN sebagai persero yang bergerak di sekitar pertanian (sub sektor pertanian) telah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertanian secara nasional, maupun masyarakat sekitarnya memperoleh manfaat secara langsung atau tidak langsung. Dimana terbuka kesempatan kerja mulai dari pekerja kebun sampai pada pabrik pengolahan hasil pertanian. Misalnya, industri pengolahan kelapa sawit, itu memberikan manfaat secara langsung dari PTPN dan secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi masyarakat sekitar dalam mendistribusikan hasil pertanian di samping manfaat yang lainnya.