Pemeriksaan Nasopharynx Pemeriksaan Radiologi Biopsi Nasopharynx Pemeriksaan Patologi

Persoalan diagnostik sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-Scan daerah kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi pun tidak akan sulit ditemukan. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

2.7.1. Pemeriksaan Nasopharynx

Pemeriksaan tumor primer di nasopharynx dapat dilakukan dengan cara rinoskopi posterior tidak langsung, dan nasofaringoskopi langsung, serta fibernasofaringoskopi. 9

2.7.2. Pemeriksaan Radiologi

Tujuan utama pemeriksaan radiology adalah untuk memberikan diagnosis yang lebih pasti pada kecurigaan adanya carcinoma pada daerah nasopharynx, menetukan lokasi yang lebih tepat dari carcinoma tersebut, mencari dan menentukan luasnya penyebaran carcinoma ke jaringan sekitarnya. Pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksaan “CT Scan”. 15

2.7.3. Biopsi Nasopharynx

Bisa dilakukan dengan anastesi bius lokal ataupun dengan anastesi umum. 9

2.7.4. Pemeriksaan Patologi

Sebahagian besar penderita carcinoma nasopharynx ditemukan dengan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Untuk membuktikan pembesaran kelenjar getah bening merupakan metastasis carcinoma nasopharynx dilakukan pemeriksaan sitologi biopsy aspirasi kelenjar getah bening. Biopsi bedah dihindari karena dapat mempercepat invasi ke organ sekitarnya. 9 Universitas Sumatera Utara 14 Klasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO sebelum tahun 1991, dibagi atas 3 tipe, yaitu : 1. Carcinoma sel skuamosa berkeratinisasi Keratinizing Squamous Cell Carcinoma. Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi diferensiasi baik, sedang dan buruk. 2. Carcinoma non-keratinisasi Non-keratinizing Carcinoma. Pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi Skuamosa tanpa jembatan intersel. Pada umumnya batas sel cukup jelas. 3. Carcinoma tidak berdiferensiasi Undifferentiated Carcinoma. Pada tipe ini sel tumor secara individu memperlihatkan inti yang vesikuler, berbentuk oval atau bulat dengan nukleoli yang jelas. Pada umumnya batas sel tidak terlihat dengan jelas.Tipe tanpa diferensiasi dan tanpa keratinisasi mempunyai sifat yang sama, yaitu bersifat radiosensitif. Sedangkan jenis dengan keratinisasi tidak begitu radiosensitif. Klasifikasi gambaran histopatologi terbaru yang direkomendasikan oleh WHO pada tahun 1991, hanya dibagi atas 2 tipe, yaitu : 1. Carcinoma sel skuamosa berkeratinisasi Keratinizing Squamous Cell Carcinoma. 2. Carcinoma non-keratinisasi Non-keratinizing Carcinoma. Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi berdiferensiasi dan tak berdiferensiasi.

2.9. Penetuan Stadium