RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN

Berdasarkan pemaparan di atas, konsumen yang melakukan pembelian secara online memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami postpurchase dissonance dibandingkan dengan konsumen yang melakukan pembelian secara offline. Hal ini disebabkan dengan kurangnya kontak langsung dengan produk yang dibeli sehingga tidak dapat dipastikan apakah barang yang dibeli sesuai dengan apa yang bayangkan. Namun, melakukan pembelian offline tidak menjamin bahwa seorang konsumen bebas dari postpurchase dissonance. Konsumen bisa saja menemukan alternatif lain yang menyebabkan postpurchase dissonance. Untuk itu baik pembelian secara online ataupun offline bisa menyebabkan individu mengalami postpurchase dissonance. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Postpurchase Dissonance pada Pembelian Secara Online dan Offline. ”

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat perbedaan postpurchase dissonance pada pembelian secara online dan offline?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan postpurchase dissonance antara pembelian online dengan offline.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi disiplin ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya mengenai perilaku konsumen dan proses-proses yang Universitas Sumatera Utara terjadi dalam proses pembelian suatu barang oleh konsumen, dalam hal ini postpurchase dissonance. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk memahami perbedaan postpurchase dissonance yang dialami oleh konsumen yang melakukan pembelian secara online ataupun offline

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Ahli pemasaran secara umum agar dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Ketika menjual produk yang sifatnya personal dan membutuhkan kontak dengan produk, maka penjualan secara offline akan lebih efektif. Sedangkan produk yang sifatnya tidak berisiko tinggi seperti tiket perjalanan, buku, pakaian, dan lain-lain dapat dijual secara online. b. Pemasar online dan web site designer memberikan perhatian khusus saat mendesain dan membentuk retail online yang sesuai dengan minat pasar. c. Para konsumen, dalam melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Dalam bab ini digambarkan berbagai literatur serta beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai postpurchase dissonance, dan dari beberapa literatur dan penelitian sebelumnya tersebut dapat dilihat bagaimana seorang konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif produk sejenis yang dapat Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kecemasan ataupun keraguan atas keputusan membeli yang telah konsumen tersebut lakukan, sehingga para produsen harus dapat memahami gejala tersebut dan menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Bab II Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori mengenai postpurchase dissonance, faktor-faktor yang mempengaruhi dan aspek-aspek postpurchase dissonance. Dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana kelebihan dan kekurangan metode pemasaran online dan offline. Setelah itu, dijelaskan pula hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan perbedaan postpurchase dissonance pada orang yang melakukan pembelian secara online dan offline. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional variabel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji validitas dan reliabilitas alat ukur, dan metode analisa data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tipe pembelian yaitu pembelian online dan pembelian offline, dan variabel tergantungnya adalah postpurchase dissonance. Alat ukur yang digunakan adalah skala postpurchase dissonance. Bab IV Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi dan pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

A. POSTPURCHASE DISSONANCE

1. Postpurchase Evaluation

Postpurchase pasca pembelian adalah evaluasi setelah pembelian yang melibatkan sejumlah konsep, antara lain harapan konsumen, kepuasan, keraguan dan mekanisme umpan balik. Kepuasan merupakan emosi penting dari tahap ini dan merupakan penentu untuk perilaku membeli di masa yang akan datang Loudon Bitta, 1993. Postpurchase juga merupakan kondisi setelah pembelian purchase yang melibatkan kegiatan evaluasi terus menerus dari individu dengan melibatkan sikap dan perasaannya Solomon, 2007. Ditambahkan pula oleh Hanna Wozniak, 2001 bahwa postpurchase consideration adalah evaluasi setelah pembelian yang melibatkan perasaan puas atau tidak puas pada konsumen yang akan mempengaruhi untuk membeli ulang suatu produk. Berdasarkan sejumlah definisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa postpurchase evaluation adalah suatu aktivitas evaluasi terus menerus terhadap produk yang dibeli dengan melibatkan sikap dan perasaan individu yang nantinya akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas dan mengarah pada keputusan untuk mengulang atau tidak produk yang sama.

2. Cognitive Dissonance

Menurut Solomon 2007, teori cognitive dissonance adalah salah satu dari pendekatan terhadap tingkah laku yang paling penting berdasarkan pada prinsip konsistensi. Teori ini mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk mengurangi keadaan negatif dengan cara membuat keadaan sesuai satu sama lainnya. Elemen kognitif adalah sesuatu yang Universitas Sumatera Utara