Faktor yang Mempengaruhi Akhlak

4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak

Setiap tindakan dan perbuatan manusia mempunyai banyak macam karakter yang berbeda satu sama lainnya, Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak manusia yakni faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu pengaruh dari dalam diri manuisa itu sendiri atau yang dikenal dengan istilah insting, sedangkan faktor eksternal adalah yaitu motivasi yang disuplai dari luar dirinya seperti lingkungan atau milieu, pendidikan dan warotsah. Untuk itu berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak dalam buku Pengantar Studi Akhlak. a. Faktor Internal 1 Insting Naluri Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang dalam bahasa Arab gharizah . Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah: a Naluri Makan nutrive instinct. Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain. b Naluri Berjodoh seksual instinct. Dalam alquran diterangkan z⎯Îiƒã— Ĩ¨Ζ=Ï9 =ãm ÏN≡uθy㤱9 š∅ÏΒ Ï™|¡ÏiΨ9 t⎦⎫ÏΖt6ø9uρ ÎÏÜ≈oΨsø9uρ ÍοtsÜΖsßϑø9 š∅ÏΒ É=yδ© ÏπÒÏø9uρ È≅ø‹y‚ø9uρ ÏπtΒ§θ|¡ßϑø9 ÉΟ≈yè÷ΡF{uρ Ïöysø9uρ 3 šÏ9≡sŒ ßì≈tFtΒ Íο4θu‹ysø9 u‹÷Ρ‘‰9 ªuρ …çνy‰ΨÏã Ú∅ó¡ãm Ét↔yϑø9 ∩⊇⊆∪ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga. QS Ali Imran:14 a Naluri Keibuan peternal instinct tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya. b Naluri Berjuang combative instinct. Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. c Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya. Selain beberapa macam insting diatas sebenarnya masih banyak lagi macam insting yang sering dibahas oleh para ahli psikologi, seperti insting takut, mempertahankan diri dan lain-lain. b. Faktor Eksternal 1 AdatKebiasaan AdatKebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan. 2 Wirotsah keturunan Maksudnya adalah Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok orang tua kepada cabang anak keturunan. Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Sifat-sifat yang biasa diturunkan itu pada garis besarnya ada dua macam, pertama sifat-sifat jasmaniah, yakni sifat kekuatan dan kelemahan otot dan urat syaraf orang tua dapat diwariskan kepada anak-anaknya. Orang tua yang kekar ototnya kemungkinan mewariskan kekekaran itu kepada anak cucunya, misalnya pada orang Negro yang kuat fisiknya. Kedua, sifat-sifat rohaniah, yakni lemah atau kuatnya naluri atau insting dapat diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya. 3 Milieu Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor milieu lingkungan dimana sesorang berada. Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam: a Lingkungan Alam Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku. Orang-orang yang menempati daerah poertanian yang subur terbentuk pula kelakuannya oleh suasana pertanian. Daerah kutub yang dingin membuat orang-orang berpakaian dan tata cara kehidupan yang khas, selalu memakai baju tebal dan memakan binatang-binatang yang tersedia di kutub. b Lingkungan Pergaulan Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan. 35 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya ada tiga teori dibawah ini: 1 Teori Nativisme Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan manusia atau individu itu akan ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir natus artinya lahir”, 36 Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan. 2 Teori Empirisme Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu”. 37 Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan 35 Zahruddin dan Sinaga Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 93-99. 36 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 177. 37 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, h. 196. kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Teori ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Teori ini lebih dikenal dengan teori Tabularasa artinya tiap individu yang dilahirkan adalah seperti kertas putih bersih yang belum ada tulisan- tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung kepada apa yang akan dituliskan diatasnya. 3 Teori Konvergensi Teori ini merupakan “teori gabungan konvergen dari kedua teori diatas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern bahwa baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan indivudu”. 38 Dapat disimpulkan bahwa Faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal pembawaan dan faktor dari luar lingkungan sosial. Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif. Teori ini sesuai dengan ajaran Islam, hal ini dapat dipahami dari al-Quran Surat An-Nahl ayat 78. ªuρ Νä3y_t÷zr .⎯ÏiΒ ÈβθäÜç öΝä3ÏF≈yγ¨Βé Ÿω šχθßϑn=÷ès? \↔ø‹x© Ÿ≅yèy_uρ ãΝä3s9 yìôϑ¡¡9 t≈|ÁöF{uρ nοy‰Ï↔øùF{uρ öΝä3ª=yès9 šχρãä3ô±s? ∩∠∇∪ “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” 39 38 Ahmadi, Psikologi, h.. 197 39 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 275

C. Hasil Penelitian yang Relevan