commit to user yang terdapat di dalamnya.
20
Ideologi adalah sesuatu yang abstrak. Jadi ideologi harus dapat diceritakan dan cerita itulah mitos.
21
Sehingga untuk masuk ke dalam titik tolak berpikir ideologis adalah dengan mempelajari
mitos. Dalam kebudayaan kontemporer yang dipenuhi oleh aneka citraan
media maa setiap penggunaan teks, penanganan bahasa, perilaku semiosis alias penggunaan tanda umumnya timbul berkat suatu ideologi yang secara
sadar atau tidak sadar dikenal oleh pemakai tanda. Maka proses ”pembacaan” iklan televisi tidak ubahnya dengan upaya untuk membongkar
praktik ideologis yang bekerja secara manipulatif di dalam sebuah situasi sosial tertentu.
3. Ekofeminisme
Ekofeminisme merupakan aliran feminism kultural yang ingin melestarikan nature feminin secara halus dan damai. Ekofeminisme
mengkritik ajaran feminis yang menyuruh wanita melepaskan nature feminimnya untuk merebut dunia maskulin, seperti dengan bekerja total di
luar rumah dan mengorbankan keutuhan keluarga bahkan menolak institusi keluarga.
Teori ekofeminisme adalah teori yang melihat individu secara lebih komprehensif, yaitu sebagai makhluk yang terikat dan berinteraksi dengan
20
Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal 129.
21
ibid, hal 129.
commit to user lingkungannya.
22
Salah satunya dengan alam atau lingkungan hidup, ekofeminisme juga memandang manusia sebagai kesatuan alam semesta.
Ekofeminisme lahir didasari kondisi di mana bumi yang digambarkan sebagai ibu telah dieksploitasi, dijarah, dan dirusak sistem kapitalisme yang
berkuasa dengan melanggengkan budaya patriarki dan feodalisme yang maskulin. Perempuan menjadi termarjinalkan karena dijauhkan dari alam,
aksesnya terhadap lingkungan diputus dengan alasan kapitalisasi. basic understanding of ecofeminism as a perspective which starts
from the fundamental necessities of life; we call this the subsistence perspective. Our opinion is that women are nearer to this perspective than
men-Women in the South working and living, fighting for their immediate survival are nearer to it than urban middleclass women and men in the
North. Yet all women and all men have a body which is directly affected by the destructions of the industrial system
23
Dalam perkembangannya ekofeminisme tampil dalam wajah yang
beragam salah satunya melalui pemikiran Vandana Shiva, tokoh dari India. Mengawali dengan gerakan memeluk pohon untuk mencegah penebangan
hutan Shiva memberi nuansa baru dalam khazanah pemikiran ekofeminisme, istilah yang pertama kali diperkenalkan Francoise
DEaubonne, dengan cara melakukan perkawinan antara ide feminisme dan ekologi yang dilandasi kearifan budaya lokal India khususnya dan budaya
dunia ketiga secara umum. Hasilnya adalah wacana alternatif bagi mainstream pemikiran feminisme sekaligus ekologi.
Ekofeminisme Vandana Shiva adalah keseluruhan cara pandang dunia
22
Ibid.
23
Mies Shiva, 1993, hal 20 dalam Twine, Richard T, Ecofeminisms in Process, 2001, hal 2
commit to user yang lebih dari sekadar menggabungkan penyelamatan lingkungan dengan
perjuangan hak-hak perempuan, melainkan juga meliputi seluruh kompleks persoalan yang dihadapi manusia dari kemiskinan, kelaparan, penolakan
privatisasi air, penghapusan utang, perdamaian dunia, antirekayasa genetika dan plasma nuftah, dan finalnya adalah menolak pasar bebas.
Ekofeminisme juga ingin menjelaskan bagaimana ketidakadilan yang ada dalam komunitas manusia direfleksikan dalam hubungan yang
destruktif antara kemanusiaan dan dunia alamiah yang bukan manusia non- human natural world. Lebih lanjut, konsep ini menaruh perhatian pada
kerusakan ekologis yang disebabkan oleh sistem sosial-ekonomi dan militer kontemporer serta menganalisa beban, biaya, tanggung jawab dan peran
yang harus dijalankan perempuan akibat kerusakan ekologis.
24
Ada dua bagian utama yang penting dari ekofeminisme. Pertama, mendobrak cara pandang menindas yang berlaku umum dalam era modern
yang didukung oleh sistem politik dan sistem ekonomi liberal. Kedua, ekofeminisme sebagai suatu gerakan aksi nyata untuk mendobrak setiap
institusi dan sistem sosial, politik dan ekonomi yang menindas pihak lain, khususnya perempuan dan alam.
Konsep ini tampak dalam kualitas feminin yang digaungkan oleh ekofeminisme yaitu cinta, pengasuhan dan pemeliharaan. Lebih jauhnya
wanita dengan kualitas femininnya dapat mengubah dunia melalui perannya sebagai ibu dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bukan nilai-nilai
24
http:web.g-help.or.id Diakses pada 23 Agustus 2010
commit to user keberhasilan yang diukur dengan standar maskulin berupa uang, status dan
kekuasaan semata. Berbeda dengan aliran feminis lainnya yang memandang kesuksesan di dunia publik adalah ukuran utama maka dalam ekofeminisme
keberadaan wanita di ruang domestik, seperti mengasuh anak dan mengurus keluarga, dipandang sebagai wujud kerja produktif. Kedekatan wanita
dengan alam ini akan menumbuhkan kesadaran, rasa kepedulian, sensitivitas dan cinta lingkungan. Berbeda dengan feminisme yang berorientasi vertikal,
ekofeminisme berorientasi sirkular atau melingkar seperti mau berkorban untuk orang lain dan mengesampingkan pencapaian dunia maskulin.
Dalam ekofeminisme masalah ekologi tidak semata mengenai sumber daya alam dan lingkungan namun juga menyangkut rumah tangga seperti
keberadaan limbah rumah tangga dan ancaman bahan kimia terhadap tubuh anggota keluarga. Bahan kimia beracun dan limbah berbahaya dipandang
mengancam reproduksi biologis spesies manusia, dan ekofeminis melihat ancaman ini sebagai serangan atas tubuh perempuan dan pada anak-anak
mereka dan bertindak menghentikannya.
4. Teori norma budaya