commit to user
mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun masyarakat sekitar Sawarjuwono dan Kadir 2003.
C. Ownership Retention
Leland dan Pyle 1977 mengembangkan model sinyal ekuilibrium yang memprediksi perilaku pemilik lama dalam menghadapi asimetri informasi. Pada
saat IPO terjadi asimetri informasi antara pemilik lama perusahaan dengan investor potensial. Dibandingkan investor potensial, pemilik lama lebih
mengetahui prospek perusahaan yang ditawarkan. Untuk menekan informasi asimetri yang terjadi pemilik lama mengkomunikasikan sinyal prospek
perusahaan. Sinyal kualitas IPO yang dikomunikasikan adalah ownership retention, yaitu proporsi penyertaan saham pemilik lama pada perusahaan porsi
saham yang ditahan pemilik lama setelah issue. Firth dan Liau-Tan 1998 dan Jog dan McConomy 2003 berargumen bahwa ownership retention adalah sinyal
kualitas IPO. Dengan sinyal ownership retention, pemilik lama mengisyaratkan bahwa
mereka yakin akan prospek perusahaan. Sinyal informasi ini digunakan untuk meyakinkan investor potensial bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di
masa mendatang, sehingga menurunkan tingkat ex-ante uncertainty investor. Menurut Downes dan Heinkel 1982 pemilik perusahaan dengan kualitas rendah
akan mendiversifikasi risiko personal sebisa mungkin dengan mencoba untuk
commit to user
menjual sebanyak-banyaknya saham IPO mereka sebisa mungkin, akan merugikan bagi pemilik lama untuk menahan kepemilikan saham yang signifikan
dalam perusahaan Singh dan Zahn 2008. Arosio, Guidici, dan Paleari 2000 menyatakan bahwa semakin tinggi
jumlah saham yang masih dipegang pemilik lama memberikan sinyal bahwa tidak terjadi perubahan dalam kebijakan perusahaan setelah perusahaan melakukan IPO,
sehingga justru memunculkan kepastian nilai perusahaan di masa mendatang. Informasi tingkat ownership retention oleh pemilik lama ini akan dilihat oleh
calon investor sebagai pertanda bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik. Oleh karena itu, tanpa sinyal ownership retention, investor potensial meragukan
prospek perusahaan yang ditawarkan yang berakibat pada gagalnya penawaran umum perdana perusahaan Wiyasha 2003.
D. Reputasi Underwriter