commit to user
B. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian. Jenis data yang dikumpulkan adalah data
prospektus perusahaan yang go public di BEI dan data penjualan perusahaan yang terdaftar di BEI.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan metode-metode atau catatan
laporan tertulis dari peristiwa yang telah lalu didapat dari perusahaan yang terkait, selanjutnya dilakukan dengan cara menyalin data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian yang sedang dilakukan atau mengutip langsung dari sumber.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan proksi ukuran variabel dependen, independen, moderasi, dan kontrol yang digunakan dalam menguji hipotesis.
1. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks
pengungkapan intellectual capital dalam prospektus. Pendekatan untuk mengukur variabel pengungkapan intellectual capital menggunakan item-item indeks
pengungkapan yang digunakan pada penelitian Singh dan Zahn 2008 dengan pertimbangan ketiadaan standar pengungkapan intellectual capital di Indonesia.
Singh dan Zahn 2008 menyusun sendiri indeks pengungkapan intellectual capital yang digunakan pada penelitian tersebut, karena tidak ada indikator
pengungkapan intellectual capital yang diterima secara luas untuk menyeleksi
commit to user
item-item. Singh dan Zahn 2008 mendasarkan pada indeks awal Williams 2001; Beauliew et al. 2002 yang sebelumnya digunakan untuk mengukur
pengungkapan intellectual capital dalam annual report dan prospektus IPO Bukh et al. 2005. Singh dan Zahn 2008 mereview ketiga indeks awal dengan
melakukan diskusi yang melibatkan peneliti, cendikiawan, praktisi intellectual capital, eksekutif perusahaan, dan praktisi akunting. Langkah tersebut ditempuh
sebagai upaya untuk dapat secara cermat menentukan indeks yang relevan dan cocok dengan tujuan penelitian. Hasilnya, terdapat 81 item yang diklasifikasikan
ke dalam enam kategori utama sebagai indeks pengungkapan final. Indeks pengungkapan intellectual capital tersebut meliputi resources 28 item, customer
14 item, information technology 6 item, processes 9 item, research development 9 item, dan strategic statements 15 item. Indeks lengkap disajikan
di lampiran 2. Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten dengan bentuk yang
paling sederhana untuk mengukur pengungkapan intellectual capital oleh perusahaan sampel, yaitu dengan mendeteksi ada atau tidaknya informasi
intellectual capital dalam perusahaan sampel Branco et al. 2010. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan cara membaca dan memberi kode
informasi yang terkandung dalam prospektus menurut framework yang telah dipilih. Pemberian skor untuk item pengungkapan dilakukan dengan
menggunakan skala dikotomi tidak tertimbang unweighted dichotomous scale, di mana jika item setiap kategori pengungkapan intellectual capital tidak
commit to user
diungkapkan akan diberi nilai nol 0 sementara jika item diungkapkan dalam prospektus akan diberi nilai satu 1.
Pengukuran dengan cara tanpa pembobotan ini dilakukan hanya dengan mengamati banyaknya item informasi pengungkapan sukarela. Selanjutnya, skor
dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Teknik pemberian skor pada penelitian ini adalah mengacu pada
Guthrie dan Petty 2000, Bukh et al. 2005, Singh dan Zahn 2008, dan Romadani 2010. Pendekatan ini dipilih dengan tujuan untuk meminimalkan
subyektivitas dan dengan pertimbangan bahwa tidak semua item adalah relevan untuk semua perusahaan.
Dengan demikian, semakin banyak item yang diungkap oleh suatu perusahaan, semakin besar indeks pengungkapan intellectual capital-nya.
ICDisc =
100 x
item tot
D Item
D
å å
Di mana: ICDisc
= rasio item pengungkapan intellectual capital emiten yang diekspresikan dalam persentase
D Item = pengungkapan intellectual capital pada prospektus IPO perusahaan
D tot item = total item yang ada dalam framework intellectual capital 2. Variabel Independen
a. Ownership Retention Variabel independen pertama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ownership retention OwnRet. Mengikuti Courteau 1995 dan
commit to user
Widarjo 2010, dalam pengukuran variabel ownership retention ini ditambahkan syarat berupa komitmen mengenai jangka waktu periode
menahan kepemilikan yaitu minimum 6 enam bulan. OwnRet α dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase antara penyertaan saham pemilik lama dengan jumlah saham yang ditempatkan dan disetor
penuh setelah IPO. OwnRet = N – N
p
– N
s
N Di mana:
OwnRet = ownership retention N
= jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
N
s
= jumlah lembar saham yang diterbitkan saat IPO N
p
= jumlah lembar saham yang dijual oleh pemilik lama Untuk analisis regresi dan uji interaksi, penelitian ini menggunakan
transformasi berdasar logaritma natural α dengan rumus: α + ln1- α.
Transformasi ini dilakukan untuk mengurangi anomali dalam distribusi ownership retention Singh dan Zahn 2008.
Pendekatan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya seperti Downes dan Heinkel
1982, Krinsky dan Rotenberg 1989, Clarkson et al. 1992, Jog dan Mc Conomy 2003, Singh dan Zahn 2008, dan Widarjo 2010.
commit to user
b. Reputasi Underwriter Variabel ini diukur dengan memeringkat underwriter berdasarkan pada
besarnya nilai total IPO yang dijamin oleh underwriter yang dilakukan oleh Research Development Divisi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000-2007.
Besarnya nilai yang dijamin ini menunjukkan reputasi underwriter. Semakin besar nilai penjaminan tersebut menunjukkan bahwa semakin baik reputasi
underwriter. Penelitian ini menggunakan lead underwriter dengan alasan bahwa
lead underwriter mempunyai porsi tanggung jawab lebih besar terhadap risiko emisi saham. Hal tersebut berarti dengan nilai penjaminan yang besar
menunjukkan bahwa underwriter sanggup untuk menanggung risiko tuntutan hukum dari emiten atas tidak terjualnya saham yang dijaminkan.
Underwriter yang masuk dalam Top 20 broker dikategorikan sebagai penjamin emisi yang berkualitas dan diberi nilai 1, sedangkan perusahaan
yang tidak menggunakan underwriter tersebut diberi nilai 0 Henny dan Payamta 2004 dalam Nugroho 2009. Nilai total penjaminan emisi yang
dilakukan oleh masing-masing underwriter yang masuk dalam Top 20 broker digunakan sebagai cut off untuk membedakan underwriter yang bereputasi dan
yang tidak bereputasi. Pengukuran ini telah digunakan dalam penelitian Nugroho 2009 dan Romadani 2010.
c. Umur Perusahaan Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Zahn 2008,
penelitian ini mengukur umur perusahaan yang dihitung mulai dari perusahaan
commit to user
didirikan berdasarkan akte pendirian establised date sampai perusahaan melakukan IPO dan dihitung menggunakan skala hari. Penggunaan skala hari
dilakukan agar hasil pengukuran lebih terlihat dibandingkan dengan penggunaan satuan pengukuran tahun. Berdasarkan penelitian White et al.
2007 dan Singh dan Zahn 2008, maka untuk menghilangkan masalah heterokedastisitas dalam model regresi maka variabel umur perusahaan
ditransformasikan ke dalam logaritma natural. Umur perusahaan = tanggal IPO – tanggal akte pendirian perusahaan
d. Komisaris Independen Variabel komisaris independen diukur menggunakan variabel dummy.
Kriteria dummy yang digunakan adalah kelompok komisaris independen yang melampaui mandatory minimum dan non mandatory minimum Singh dan
Zahn 2008. Jika jumlah komisaris independen sebagaimana tercantum dalam prospektus perusahaan adalah melampaui mandatory minimum maka diberi
skor 1 dan jika tidak maka diberi skor 0. 3. Variabel Moderasi
Proprietary Cost Penelitian sebelumnya Harris 1998; Botosan dan Stanford 2005;
Berger dan Hann 2007; Singh dan Zahn 2008 menggunakan ukuran konsentrasi industri sebagai proksi untuk proprietary cost dari pengungkapan.
Konsisten dengan literatur, penelitian ini menggunakan indeks HerfIndahl sebagai ukuran proksi untuk proprietary cost, sebagaimana
ditetapkan dengan teknik sebagai berikut:
commit to user
HerfIndCon
j
2 N
1 j
j
] share
[Market
å
=
=
2 N
1 j
N 1
k k1
j
sales sales
å å
= =
ú ú
ú ú
û ù
ê ê
ê ê
ë é
=
Di mana: HerfIndCon
j
= ukuran konsentrasi industri pada industri
l
yang dimasuki oleh perusahaan
j
proprietary cost. Market share
j
= pangsa pasar industri
l
yang dimasuki oleh perusahaan
j
. Sales
j
= penjualan perusahaan
j
. Sales
kl
= penjualan seluruh perusahaan dalam industri
l
. N
= jumlah perusahaan dalam industri
l
. Indeks Herfindahl HI dipakai untuk mengukur distribusi penguasaan
konsentrasi pasar di dalam industri apakah suatu perusahaan memiliki kekuatan pasar yang besar atau tidak.
Nilai HI berkisar 1N hingga 1, equivalently indeks tersebut mencapai 10.000, jika persentase digunakan sebagai whole number. Sebagai contoh, 50
daripada 0,5. Sehingga maksimum indeks yang bisa dicapai adalah 100 kuadrat = 10.000.
0,1 1.000 tidak terkonsentrasi
0,1 – 0,18 1.000 – 1.800 konsentrasi moderat
0,18 1.800 konsentrasi tinggi
commit to user
HI yang lebih besar menunjukkan konsentrasi penjualan yang lebih besar di tangan beberapa perusahaan. N indeks yang tinggi mengindikasikan
pada tingkat kompetisi yang rendah tidak terdapat pemain yang dominan dalam industri. Sementara penurunan HI berarti turunnya daya jual perusahaan
dan meningkatnya kompetisi. Semakin HI mendekati nilai nol maka pasar semakin mendekati kompetisi sempurna perfect competition. Situasi tersebut
berarti bahwa dalam industri terdapat sejumlah besar perusahaan yang relatif sama ukurannya. Dalam keadaan seperti itu maka perusahaan akan
memutuskan untuk kurang memberikan pengungkapan intellectual capital dalam prospektusnya.
4. Variabel Kontrol a. Gross Proceed
Konsisten dengan penelitian Singh dan Zahn 2008, penelitian ini menggunakan logaritma natural dari proceed yang diterima dari IPO. Gross
proceed dihitung dengan harga penawaran saham dikali dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan berdasarkan proyeksi dalam prospektus.
b. Rencana Kompensasi Eksekutif Dalam penelitian ini indikator variabel di mana IPOj diberi skor 1 jika
memiliki bonus atau opsi saham sebagai bagian rencana kompensasi eksekutif, namun skor 0 jika sebaliknya.
c. Leverage Lev = total hutang perusahaan i total aset perusahaan i x 100
commit to user
d. Reputasi Auditor Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang
disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut Sinarwati 2010. Dalam penelitian ini KAP yang berafiliasi dengan KAP internasional
digunakan sebagai proksi reputasi auditor. Jika KAP termasuk dalam kategori The Big Four maka diberi kode 1, jika tidak diberi kode 0.
KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors yaitu:
1 KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst Young.
2 KAP Osman Bing Satrio Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmasu.
3 KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja berafiliasi dengan KPMG. 4 KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
Selama periode penelitian 2002-2007 menggunakan KAP Big Four dan selama periode penelitian 2000-2001 menggunakan KAP Big Five.
Perbedaan antara KAP Big Four dan KAP Big Five adalah sehubungan dengan
collapse-nya Arthur
Andersen pada
tahun 2002.
Untuk penyederhanaan maka dalam penelitian ini hanya digunakan istilah KAP Big
Four.
commit to user
D. Analisis Data