35
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang
diprediksi memiliki hubungan.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Sesuai dengan sifat penelitian di atas, maka variabel yang terlibat dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Variabel tergantung :
Semangat kerja b. Variabel bebas
: Persepsi terhadap pengembangan karir
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Semangat kerja
Carlaw, Deming dan Friedman 2003 mengemukakan bahwa semangat kerja yang tinggi ditandai dengan karyawan melakukan pekerjaan dengan penuh
energi, antusias dan kemauan yang tinggi. Semangat kerja diungkap melalui skala semangat kerja yang disusun
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Carlaw, Deming dan Friedman 2003 melalui delapan ciri individu yang memiliki semangat kerja tinggi, yaitu :
tersenyum dan tertawa, memiliki inisiatif, berpikir kreatif dan luas, menyenangi apa yang sedang dilakukan, tertarik dengan pekerjaannya, bertanggung jawab,
memiliki kemauan bekerja sama dan berinteraksi secara informal dengan atasan.
Universitas Sumatera Utara
36 Total skor yang diperoleh pada skala semangat kerja menggambarkan tingkat
semangat kerja karyawan. Semakin tinggi skor skala semangat kerja yang diperoleh pada karyawan, menunjukkan semakin tinggi tingkat semangat kerja
karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala semangat kerja yang diperoleh karyawan menunjukkan semakin rendah tingkat semangat kerja karyawan.
2. Persepsi terhadap pengembangan karir
Persepsi terhadap pengembangan karir mengacu pada cara seseorang memandang dan menilai karir mereka di perusahaan apakah telah sesuai atau tidak
dengan perencanaan karir pribadinya. Persepsi terhadap pengembangan karir diungkap dengan menggunakan skala persepsi terhadap pengembangan karir yang
memuat aspek-aspek pengembangan karir yang dikemukakan oleh Davis dan Werther 1996, yaitu : perlakuan yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan
langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan, dan tingkat kepuasan. Total skor yang diperoleh pada skala
persepsi terhadap pengembangan karir menggambarkan persepsi karyawan terhadap pengembangan karir. Semakin tinggi skor persepsi terhadap
pengembangan karir yang diperoleh karyawan, maka semakin positif persepsi karyawan terhadap pengembangan karir. Sebaliknya, semakin rendah skor skala
persepsi terhadap pengembangan karir yang diperoleh, maka semakin negatif persepsi karyawan terhadap pengembangan karir.
Universitas Sumatera Utara
37
C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diselidiki dan mempunyai minimal satu sifat yang sama atau ciri-ciri yang sama dan untuk siapa kenyataan
yang diperoleh dari subjek penelitian hendak digeneralisasikan Hadi, 2000. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PetroChina
International Jabung Ltd Propinsi Jambi yang berjumlah 328 orang. Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Karyawan tetap PetroChina International Jabung Ltd Propinsi Jambi.
2. Telah bekerja minimal 2 tahun
Karyawan yang dipilih adalah mereka yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun dengan asumsi bahwa karyawan tersebut telah
cukup memiliki pemahaman tentang nilai-nilai, tujuan dan aturan perusahaan.
2. Sampel dan cara pengambilan sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan
prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap PetroChina International Jabung Ltd. Jumlah karyawan yang dilibatkan dalam penelitan ini sebanyak 181 orang. Pengambilan
jumlah sampel mengacu pada tabel Krejcie yang melakukan penghitungan ukuran sampel yang didasarkan atas kesalahan 5. Jadi sampel yang diperoleh
mempunyai kepercayaan 95 Sugiyono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
38 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel acak
sederhana yang berarti semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel penelitian Hadi, 2000.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala psikologis atau disebut dengan Metode
Skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui
indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2000. Ada dua buah skala yang digunakan yaitu skala
semangat kerja dan skala persepsi terhadap pengembangan karir.
1. Skala Semangat Kerja
Skala semangat kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis yang terdiri dari butir pernyataan yang disusun oleh peneliti
berdasarkan delapan ciri orang yang memiliki semangat kerja yang tinggi yang disusun oleh Carlaw, Deming dan Friedman 2003 .
Skala yang digunakan adalah Skala model Likert dengan 4 empat buah alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan
Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot
penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu SS=4, S=3, TS=2 dan STS=1.
Universitas Sumatera Utara
39 sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu SS=1, S=2,
TS=3 dan STS=4.
Tabel 1. Blue print skala semangat kerja
No. Ciri-Ciri Individu
yang Memiliki Semangat Kerja
Tinggi Indikator
Perilaku Jenis Aitem
Jlh Mendukung Tidak
Mendukung
1. Tersenyum dan
tertawa a.Melakukan pekerjaan
dengan sukacita, gembira, tidak ada
masalah dengan pekerjaan.
b.Memiliki kepercayaan bahwa pekerjaannya
merupakan bagian dari hidupnya.
1, 12, 31, 47
5,18, 39, 7
2. Memiliki inisiatif a.
Tidak membutuhkan pengawasan dan
tanpa diperintah oleh atasan dengan tujuan
memperbaiki atau menungkatkan hasil
pekerjaan.
b.Bertindak melebihi yang dituntut atau
ditargetkan pekerjaan namun tetap mematuhi
aturan. 9, 11, 36,
54 7, 14, 32,
58 8
3 Berpikir kreatif dan
luas a.Memiliki kepercayaan
diri untuk menyelesaikan
2, 22, 35, 57
6, 29, 40, 51
8
Universitas Sumatera Utara
40
pekerjaan dengan caranya sendiri.
b.
Menciptakan ide baru dalam
pekerjaannya. c.Menggunakan
berbagai pendekatan dalam mengatasi
persoalan pekerjaan.
4. Menyenangi apa
yang sedang dilakukan
a
.Antusias untuk tetap meneruskan
pekerjaannya. b.Sedikit mengalami
kelelahan fisik dan mental selama
bekerja. c.Tidak mengalami
kebosanan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
8, 27, 34, 52
3, 23, 37, 55
8
5. Tertarik dengan
pekerjaannya a.M
enaruh minat pada pekerjaan karena
sesuai dengan pendidikan,
keterampilan dan kehalian yang
dimiliki. b.Ingin segera tiba di
tempat kerja, tidak pernah absen, tidak
memiliki keinginan
10, 21, 49, 59
4, 28, 46 7
Universitas Sumatera Utara
41 untuk mengundurkan
diri atau pindah kerja.
6. Bertanggung jawab a
.Menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya. b.Memiliki keinginan
untuk memperbaiki kesalahan apabila
mengalami kegagalan.
c.Bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan pekerjaan sampai
selesai.
15, 30, 44, 56
19, 24, 42, 60
8
7. Memiliki kemauan
bekerja sama a.
Bersedia untuk berinteraksi dan
bekerjasama dengan pekerja lain untuk
mempermudah dan mempertahankan
kualitas kerja. b.Ikut berpartisipasi
untuk mencapai tujuan perusahaan.
16, 26, 41, 53
13, 25, 48, 62
8
8. Berinteraksi secara
informal dengan atasan
a.Menjaga hubungan baik dengan atasan.
b.Berinteraksi di luar jam kerja tanpa rasa
17, 38, 45, 64
20, 33, 43, 61
8
Universitas Sumatera Utara
42 takut atau tertekan
c.Mengadakan kegiatan bersama
dengan atasan untuk menambah
keakraban.
Jumlah 32 30
62
2. Skala Persepsi Terhadap Pengembangan Karir
Skala persepsi terhadap pengembangan karir yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis yang terdiri dari butir pernyataan yang
disusun oleh peneliti berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan pengembangan karir yang dikemukakan oleh Davis dan Werther 1996.
Skala yang digunakan adalah Skala model Likert dengan 4 empat buah alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan
Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot
penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu SS=4, S=3, TS=2 dan STS=1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu SS=1, S=2,
TS=3 dan STS=4.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 2. Blue print skala persepsi terhadap pengembangan karir
No. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan
Pengembangan Karir
Indikator Perilaku Jenis Aitem
Jlh Mendukung
Tidak Mendukung
1. Perlakuan yang adil
dalam berkarir a.Karyawan
mendapatkan kesempatan yang
sama dalam hal peningkatan karir
yang ditandai dengan
keikutsertaan dalam proses
promosi, mengikuti pelatihan dan
pengembangan karir.
3, 16, 25, 36
7, 11, 27, 32
10
2. Kepedulian atasan
langsung a.Keterlibatan atasan
langsung dalam perencanaan karir
karyawan yang ditandai dengan
pemberian umpan balik mengenai
kinerja karyawan, berdiskusi dan
bertukar pendapat. 1, 14, 30,
34 4, 20, 24,
40 10
3. Informasi tentang
berbagai peluang promosi
a.Mengetahui informasi tentang
berbagai peluang promosi baik dari
8, 19, 23, 38
2, 12, 28, 31
10
Universitas Sumatera Utara
44
atasan maupun kebijaksanaan
perusahaan untuk mengumumkannya
secara terbuka. 4. Minat
untuk dipromosikan
a.Menaruh minat pada posisi lebih
tinggi yang ingin diraih sesuai
dengan usia, jenis kelamin, sifat dan
pekerjaan saat ini, pendidikan dan
latihan yang pernah ditempuh.
5, 13, 21, 33
9, 17, 22, 37
10
5. Kepuasan karir
a.Merupakan sikap atau perasaan
karyawan tentang karir yang telah
diraihnya selama masa kerjanya.
10, 15, 29, 35
6, 18, 26, 39
10
Jumlah 20 20
40
E. Validitas, Reliabilitas dan Uji Daya Beda Aitem
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi
sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2001. Dengan
memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam
Universitas Sumatera Utara
45 mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas
alat ukur yang akan digunakan.
1. Validitas alat ukur
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala penelitian ini mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Validitas alat
ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala diungkap oleh tes tersebut. Hal ini
berarti isi alat ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur Azwar, 2000. Validitas isi memiliki dua tipe
yaitu validitas muka dan validitas logik. a.
Validitas muka Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya
karena hanya didasarkan pada penilaian format penampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap
apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi. Tes yang memiliki validitas muka yang tinggi akan memancing
motivasi individu yang dites untuk menghadapi tes tersebut dengan sungguh- sungguh Azwar, 2000.
b. Validitas logik
Validitas logik disebut juga validitas sampling. Validitas tipe ini menunjuk pada sejauhmana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang
hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi aitem yang relevan
Universitas Sumatera Utara
46 dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang
hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan kongkret. Batas-batas perilaku yang kurang jelas akan
menyebabkan terikutnya aitem-aitem yang tidak relevan dan tertinggalnya bagian penting dari tes yang bersangkutan Azwar, 2000.
Penilaian validitas isi tergantung pada penilaian subjektif individual. Hal ini dikarenakan estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun
melainkan hanya analisis rasional Azwar, 2000.
2. Uji Daya Beda Aitem
Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu meakukan prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-
masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak boleh diikutkan menadi bagian tes Azwar, 2000.
Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan
fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skal itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya
Universitas Sumatera Utara
47 pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
ix
0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar,
2000. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda aitemnya dengan
menghitung antara skor aitem dengan skor total skala. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien
korelasi Product Moment dari Pearson digunakan bagi tes-tes yang setiap aitemnya diberi skor kontinyu. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara
skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya
bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik
Azwar, 2000. Penelitian ini menggunakan batasan r
ix
≥ 0,30.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana suatu hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah Azwar, 2001. Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal
dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan
Universitas Sumatera Utara
48 berefisiensi tinggi Azwar, 2001. Teknik yang digunakan adalah teknik
reliabilitas Alpha dari Cronbach. Alasan peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Alpha dari Cronbach adalah karena dapat digunakan apabila asumsi
paralel tidak dapat dipenuhi. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendah reliabilitasnya. Tingkat koefisien reliabilitas yang dapat dianggap memuaskan tidak dapat
ditentukan dengan memberikan satu angka yang pasti, karena koefisien reliabilitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan terhadap data empiris dari sekelompok
subjek yang merupakan estimasi dari reliabilitas sesungguhnya dan hanya berlaku bagi kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja. Namun, dengan
koefisien reliabilitas 0,900 berarti perbedaan yang tampak pada skor tes tersebut dapat mencerminkan 90 dari perbedaan yang terjadi pada skor murni subjek
yang bersangkutan Azwar, 2000. Menurut Triton 2006 kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5
lima bagian, yaitu : 1. 0,00 – 0,20 kurang reliabel
2. 0,20 – 0,40 agak reliabel 3. 0,40 – 0,60 cukup reliabel
4. 0,60 – 0,80 reliabel
Universitas Sumatera Utara
49 5. 0,80 – 1,00 sangat reliabel.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba skala persepsi terhadap pengembangan karir dan skala semangat kerja terhadap 80 orang karyawan PetroChina undercontractor.
1. Hasil uji coba skala persepsi terhadap pengembangan karir Hasil uji coba skala persepsi terhadap pengembangan karir menghasilkan
28 aitem yang diterima dari 40 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi aitem r
ix
≥ 0,30 dengan koefisien reliabilitas r
xx
= 0,915. Indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari r
ix
= 0,321 sampai dengan r
ix
= 0,777.
Tabel 3. Distribusi aitem skala persepsi terhadap pengembangan karir
No. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
pengembangan karir
Jenis Aitem
Jlh Mendukung Tidak
Mendukung
1. Perlakuan yang adil
dalam berkarir 3, 16, 25
6, 11, 27 6
2. Kepedulian atasan
langsung 1, 14, 18, 24
4, 20, 26 7
3. Informasi tentang
berbagai peluang promosi
7, 19, 23 2, 12, 15, 28
7
4. Minat untuk
dipromosikan 5, 21
22 3
5. Kepuasan karir
10, 17 8, 9, 13
5 Jumlah
14 14
28
Universitas Sumatera Utara
50 2. Hasil uji coba skala semangat kerja
Hasil uji coba skala semangat kerja menghasilkan 35 aitem yang diterima dari 62 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi aitem r
ix
≥ 0,30 dengan koefisien reliabilitas r
xx
= 0,907. Indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari r
ix
= 0,303 sampai dengan r
ix
= 0,693.
Tabel 4. Distribusi aitem skala semangat kerja
No. Ciri-ciri individu yang
memiliki semangat kerja tinggi
Jenis aitem Jlh
Mendukung Tidak
mendukung
1. Tersenyum dan tertawa
1, 12, 24, 31 5, 18
6 2. Memiliki
inisiatif 14
32 2
3. Berpikir kreatif dan luas
2 29
2 4.
Menyenangi apa yang sedang dilakukan
8, 27, 34 3, 22
5
5. Tertarik dengan
pekerjaannya 10, 21, 16, 35
4 5
6. Bertanggung jawab
7, 15, 30 9, 20, 28
6 7. Memiliki
kemauan bekerjasama
6, 11, 26 13
4
8. Berinteraksi secara
informal dengan atasan 17, 19, 25
23, 25 5
Jumlah 22
13 35
G. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian