Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Sedangkan terhadap materi akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar yang telah dibuat dihadapan Notaris
adalah menjadi tanggung jawab Notaris yang bersangkutan.
47
Seperti diketahui bersama pada pertengahan dasawarsa enam puluh terjadi perubahan politik dan sosial penting dalam Negara Republik Indonesia. Orde baru
dicanangkan dan iklim politik ekonomi pada masa itu dapat dirumuskan secara
C. Pengertian Badan Usaha Milik Negara
Latar belakang pendirian BUMN di Indonesia tampaknya bermacam-macam tergantung dari periode pendiriannya dan kebijaksanaan pemerintah pada saat itu.
Beberapa BUMN merupakan kelanjutan dari perusahaan-perusahaan yang didirikan pada zaman sebelum kemerdekaan.
Berbagai landasan pendirian perusahaan negara ini menyulitkan pengendaliannya. Dalam kurun waktu ini kecenderungan menegakkan berbagai badan
usaha terasa kuat dan untuk mengatasi berbagai masalah pengendalian ini, maka disusunlah UU No. 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Undang-undang ini
merupakan tonggak penting dalam pengelolaan dan pengendalian BUMN di Indonesia. Melalui undang-undang ini ditetapkan peranan dan fungsi perusahaan
negara dan berbagai badan pengendalian yang penting. Tampaknya telah ada batas bidang usaha perusahaan negara pada waktu itu.
47
Lihat, Pasal 8 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor M.01.HT.01.10 th. 2006 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Dan Pengesahan Akta Pendirian
Persetujuan, Penyampaian Laporan, Dan Pemberitahuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
singkat sebagai debirokratisasi. Dalam usaha membangun perekonomian, diusahakan peran serta seluruh lapisan masyarakat, dan mengurangi campur tangan pemerintah
yang menghambat perkembangan ekonomi. Dalam iklim demikian ini dirumuskan dalam UU No. 9 Tahun 1969. Undang-undang ini merupakan usaha
mengelompokkan BUMN dalam 3 tiga klasifikasi yaitu : Perjan Perusahaan Jawatan, Perum Perusahaan Umum, Persero Perusahaan Perseroan.
Keberadaan perusahaan negara dalam bentuk Persero diatur dalam Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969. ketentuan ini mendefenisikan
Perusahaan Persero Persero sebagai perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas seperti diatur menurut ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Staatblad 1847 No. 23 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, baik yang saham-sahamnya untuk sebagiannya maupun seluruhnya dimiliki oleh
negara. Perkataan BUMN sudah menunjukkan suatu badan usaha yaitu suatu badan
yang melakukan kegiatan usaha, sedangkan usaha diartikan sebagai kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan, atau maksud.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan atau ketidaksinkronan antara Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Undang-
undang Keuangan Negara UUKN dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Berdasarkan penjelasan dari Departemen Keuangan dan suasana
kebatinan UUKN di DPR dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Pertama, pengertian BUMN Pasal 1 angka 5 UUKN adalah Perusahaan Negara yaitu badan usaha atau seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
pemerintah pusat, penjelasannya adalah sebagai berikut:
48
a. Istilah Perusahaan Negara PN dalam UUKN adalah tidak lain dari BUMN.
Istilah PN di dalam UUKN bersifat umum yang perumusannya secara khusus diserahkan kepada UUBUMN.
b. UUBUMN menggunakan istilah BUMN, bukan PN, dan membatasi kriteria
BUMN yaitu kepemilikan negara minimal 51. c.
Istilah Pemerintah Pusat dalam pemilikan PN dimaksudkan untuk membedakan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan
Pernerintah Daerah. Kedua, Menteri Keuangan selaku wakil pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan Negara dipisahkan Pasal 6 ayat 2 huruf a UUKN dan Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Perusahaan Negara Pasal 24 ayat 3
UUKN. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
49
a Pengaturan tersebut diatas merupakan penegasan terhadap prinsip-
prinsip yang telah dilaksanakan selama ini. b
Dengan demikian pelimpahan kepada Menteri BUMN atau instansi lain masih dimungkinkan oleh peraturan perundang-undangan yang
mengatur BUMN.
48
Lihat Pasal
1
angka
5
Undang-undang Keuangan Negara.
49
Ibid
Universitas Sumatera Utara
c Kewenangan Menteri Keuangan selaku pemegang saham selama ini
tidak pernah beralih dari Menteri Keuangan ke Menteri lain. d
Kedepan, mengenai keberadaan, kedudukan dan kewenangan Departemen dan Kementerian akan diatur dengan Undang-Undang.
Pengertian BUMN menurut ketentuan Pasal 1 angka 1, 2, dan 4 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, penjelasannya adalah sebagai
berikut: angka 1: Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan
usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan. angka 2: Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN
yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 limapuluh satu persen sahamnya
dimiliki oleh negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
angka 4 : Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dari defenisi BUMN tersebut secara sederhana dan ringkas dapat diartikan bahwa BUMN adalah merupakan suatu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha,
yang modalnya paling sedikit 51 limapuluh satu persen dimiliki oleh rtegara, yang didirikan dengan maksud dan tujuan komersial dan tujuan sosial serta untuk
mendukung perekonomian nasional. Menurut A. Ridwan Halim, pengertian badan usaha mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut: a.
Perwujudan atau pengejawantahan organisasi perusahan yang memberikan bentuk, cara kerja, wadah kerja dan bentuk besarkecilnya tanggung jawab
pengurusanpara anggotanya. b.
Menghasilkan laba yang didapat dari hasil pemasaran barang-barang dan atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaannya.
c. Merupakan perwujudan dari suatu perusahaan yang terorganisir.
d. Wujud Abstrak; pada hakekatnya merupakan organisasi dari suatu
perusahaan, yang diketahui hanyalah bentuknya yang tertulis didepan namanya, masalahnya Firma, CV, PN, PD, dan sebagainya. Secara konkrit
badan usaha tidak dapat adalah perusahan. Dari unsur-unsur diatas, pengertian badan usaha tidak dapat dilepaskandipisahkan dari keberadaannya sebagai
perusahaannya, akan tetapi dapat dibedakan perbedaan antara badan usaha dengan perusahaan secara prinsipil tidak ada.
50
50
A. Ridwan Halim, menurut kutipan Jujur Hutabarat, Tesis, Analisis Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Direksi Badan Usaha Milik Negara Dalam Pengurusan Perseroan, Medan: Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007, hal. 68.
Universitas Sumatera Utara
Badan usaha merupakan wadah atau perwujudan dari bentuk perusahaan. Menurut Polak, suatu perusahaan dianggap ada apabila pihak yang berkepentingan
dan terang-terangan serta dalam kedudukan tertentu untuk mendapatkan laba bagi dirinya.
51
a. teratur regeimating
Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Algra yang menentukan unsur-unsur perusahaan sebagai berikut:
b. Keterbukaan openlijk
c. Kualitas tertentu in zekere kwaliteit
d. Bertujuan untuk memcari laba winstoogmerk
52
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD tidak diberikan defenisi pengertian tentang perusahaan. Dari pengertian badan usaha sebagaimana
dijelaskan di atas maka secara sederhana BUMN dapat didefenisikan sebagai badan usaha atau badan yang melakukan kegiatan usaha yang dimi:iki oleh Negara.
51
Polak, menurut kutipan Jujur Hutabarat, Tesis, Analisis Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Direksi Badan Usaha Milik Negara Dalam Pengurusan Perseroan, Medan: Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007, hal. 68.
52
Algra, menurut kutipan Jujur Hutabarat, Tesis, Analisis Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Direksi Badan Usaha Milik Negara Dalam Pengurusan Perseroan, Medan: Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007, hal. 68-69.
Universitas Sumatera Utara
D. Perseroan Terbatas Sebagai Salah Satu BUMN