Perseroan Terbatas Sebagai Salah Satu BUMN

D. Perseroan Terbatas Sebagai Salah Satu BUMN

Pada dasamya PT Persero memiliki kesamaan dalam bentuk dan kedudukannya dengan PT yang diatur dalam KUHDagang dan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 2 ayat 3 UU No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara, bahwa yang dimaksud dengan Perusahaan Perseroan adalah Perusahaan dalam bentuk PT seperti diatur menurut ketentuan KUHDagang Stb. 1847;23 sebagaimana untuk sebagian maupun seluruhnya dimiliki oleh negara. Perusahaan Negara Perseroan Persero sebagai Badan Hukum Perdata di Indonesia, pendiriannya dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan: a. Penyertaan modal negara kedalam Perseroan Terbatas, b. Pengalihan Perusahaan Negara yang didirikan dengan UU No. 19 Prp Tahun 1960 Lembaran Negara No. 59 Tahun 1960 kedalam bentuk Perusahaan Perseroan. Pendirian Persero yang dilakukan melalui penyertaan modal negara dalam PT diterapkan dalam Pasal 1 PP No. 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan sebagaimana telah diubah dengan PP No. 24 Tahun 1972, bahwa negara hanya dapat melakukan penyertaan modal dalam suatu PT untuk seluruhnya atau sebagian apabila untuk itu telah menyatakan modal dari negara berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Dalam penjelasan ketentuan Pasal 1 PP No. 12 Tahun 1969 diutarakan bahwa pada hakikatnya pemisahan kekayaan negara untuk dijadikan penyertaan negara dalam modal Persero yang dapat dilakukan melalui APBN. Pemisahan kekayaan negara untuk dijadikan modal dari suatu Persero dapat dilakukan untuk maksud-maksud: 53 a. Pendirian Persero yang baru, b. Perluasan kapasitas sesuatu Persero c. Untuk memperbaiki atau mengadakan reorganisasi keuangan suatu Persero yang ternyata mengalami kerugian terus menerus hingga tidak memungkinkan kepengurusan yang baik tanpa penambahan modal, d. Turut serta negara dalam modal Perseroan Terbatas swasta yang terlah berdiri. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1983 mengatur tentang tata cara pembinaan dan pengawasan dari BUMN di Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah ini diharapkan pokok-pokok pengertian dan tata cara pengendalian BUMN PT Persero dapat ditegaskan secara lebih terperinci dan memberi pengarahan yang lebih jelas bagi para pengelola BUMN PT Persero walaupun dinyatakan bahwa peranan pembangunan agent of development BUMN PT Persero menonjol namun sulit untuk diterangkan bagaimana kita melihat peranan BUMN dapat berkembang tanpa mengernbangkan peranan usaha bisnisnya. 53 Abdulkadir Muhmmad, Hukum Perseroan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hal.45 Universitas Sumatera Utara Fungsi peranan BUMN PT Persero di Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni: 1. Peranan BUMN dituntut sebagai usaha pengembangan kebijaksanaan dan program pemerintah. 2. Peranan BUMN harus tetap berfungsi sebagai unit usaha komersial biasa dan mampu berjalan dan beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang sehat. Kedua fungsi tersebut sering kali tidak dapat berjalan seiring atau saling menunjang dan bahkan tidak jarang menyatu bahkan seringbertentangan. Pada masa- masa sebelum kebijaksanaan deregulasi diutarakan, BUMN yang menjalankan fungsi dan misi agen pembangunan lazimnya memperoleh fasilitas-fasilitas penunjang baik berupa subsidi dalam anggaran, bunga kredit, pajak, bea masuk dan sebagainya maupun dukungan kemudahan lainnya yang memungkinkan hal tersebut menjalaukan fungsi peranannya. Namun sejak periode deregulasi dan birokratisasi dilaksanakan. masing-masing BUMN dituntut untuk bertindak efisien, efektif yang dikelola secara profesional serta wajib bersaing dengan sehat, maka segala bentuk kemudahan secara berangsur-angsur ditiadakan. Dengan posisi seperti ini maka para pengelola BUMN dituntut bertindak lebih bijaksana dan penuh perhitungan agar mampu memadukan kedua kutub kegiatan tersebut dalam suatu harmoni yang sehat sehingga mampu menjalankan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik. BUMN PT Persero, sebagai pelaku ekonomi merupakan mitra bisnis swasta dan sekaligus pesaing tangguh. Perusahaan swasta sudah menjadi kata kunci bagi BUMN Nasional, yang menjadi persoalan pokok adalah bagaimana melakukan perusahaan swasta dengan baik, yang transparan dan menguntungkan negara. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan fungsi BUMN tidak bisa lepas dari besarnya aset dan penguasaan bidang usaha, khususnya bidang usaha menyangkut kepentingan umum dan hajat hidup orang banyak. Peranan pemerintah dalam perekonomian Indonesia melalui BUMN, bertindak sebagai pemilik atau penguasa untuk atas nama rakyat. BUMN hanyalah merupakan pelaksanaan dari hak negara untuk menguasai bukan untuk memiliki sumber-sumber ekonomi dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.

E. Organ-Organ Dalam Badan Usaha Milik Negara