Pengertian dan Ciri-Ciri Pengusaha Kecil dan Menengah

a. Simpanan pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada watu seseorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian. b. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarkan kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib ini tidak ikut menanggung kerugian. c. Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus. Simpanan sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangka Hari RayaLebaran atau bisa saja simpanan tersebut disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu, dimana kepada pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa.

2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Pengusaha Kecil dan Menengah

1. Usaha Mikro Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-. Universitas Sumatera Utara Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut: 1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. 4. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sangat rendah, umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausaahan yang memadai. 5. Umumnya tidakbelum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir. 6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. 7. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki kurang dari 4 orang. Contoh usaha mikro yaitu: a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan, dan pembudidaya; b. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengelolaan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat; c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar; d. Peternakan ayam, itik, dan perikanan; e. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit konveksi. Universitas Sumatera Utara 1. Usaha Kecil Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, usaha kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.1 milyar pertahun serta dapat menerima kredit dari Koperasi di atas Rp.50 juta sampai Rp.500 juta. Ciri-ciri Usaha Kecil antara lain: a. SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata berpendidikan SMA dan sudah ada pengalaman usahanya, b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuanmanajemen keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha, c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya, termasuk NPWP, d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum dapat membuat perncanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit kepada Koperasi, sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultasipendampingan, e. Tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5-19 orang. Dari bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan usaha kecil di Indonesia adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Usaha Perorangan. Merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada pihak ketigapihak lain. Maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya, harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan modal dalam kegiatan usahanya. 2. Usaha Persekutuan Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerjasama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalani bisnis. Sedangkan, pada hakekatnya penggolongan usaha kecil, yaitu: 1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, industri logam, dan lain sebagainya. 2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya. 3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.

2.3. Klarifikasi Usaha Kecil dan Menengah