Terjadinya hipertensi pada penderita DM dikaitkan dan hampir sama proses terjadi keduanya yaitu melalui suatu keadaan yang disebut sindroma metabolik
s
atu penelitian memperoleh hasil dimana dari sejumlah total 427 pasien hipertensi
yang diteliti, 46 persen diantaranya adalah pasien DM, pasien cenderung berusia lebih tua, indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan hiperlipidemia, cenderung
Prevalensi hipertensi pada penderita Diabetes Mellitus secara keseluruhan adalah 70 , Pada laki laki 32 , wanita 45 pada masyarakat India Puma
sebesar 49, pada kulit putih sebanyak 37 dan pada orang asia sebesar 35, hal ini menggambarkan bahwa hipertensi pada DM akan sering ditemukan
dibandingkan pada individu tanpa diabetes Weir et al. 1999. akan mengalami komplikasi kardiovaskular dan gagal ginjal, opname lebih lama di
RS Weber, 2009.
Penelitian Kaban dkk 2005 disain kasus kontrol dengan sebanyak 45 responden yang diteliti hasil yang didapatkan tidak ada hubungan hipertensi
dengan kejadian DM dimana diperoleh nilai chi square nilai p = 0,073 p 0,05.
d. Dislipidemia HDL 35 mgdl dan atau Trigliserida 250 mgdl
Merupakan suatu keadaan dimana kadar lemak dalam darah meningkat diatas batas normal, lemak yang mengalami peningkatan ini
meliputi kolesterol, trigliserida salah satu partikel yang mengangkut lemak dari sekitar tubuh atau dapat keduanya , berbagai penelitian membuktikan bahwa
keadaan dislipidemia dan hiperglikemia yang berlangsung lama merupakan faktor penting dalam terjadinya komplikasi PJK Penyakit Jantung Koroner pada DM
Universitas Sumatera Utara
tipe 2, studi Finnish membuktikan bahwa peningkatan kadar trigliserid dan rendahnya kolesterol HDL High Density Lypoprotein merupakan faktor resiko
PJK Penyakit Jantung Koroner pada DM tipe 2 Neamann, 1995.
e. Diet tidak Sehat Unhealhty Diet Diet dengan Tinggi Gula dan Rendah
Serat Merupakan Peningkatan Risiko Diabetes
Adanya serat memperlambat absorsi glukosa sehingga dapat ikut berperan mengatur gula darah dan memperlambat kenaikan gula darah, makanan
yang cepat dirombak dan juga cepat diserap dapat meningkatkan kadar gula darah, sedangkan makanan yang lambat dirombak dan lambat diserap masuk ke aliran
darah menurunkan gula darah Soegondo dkk, 2009. Adapun manfaat dari serat salah satunya membuat waktu pengosongan
dilambung menjadi lebih lama, setelah konsumsi serat akan menyebabkan chyme yang berasal dari lambung berjalan lebih lambat ke usus , hal ini menyebabkan
makanan lebih lama tertahan dilambung sehingga perasaan akan kenyang setelah makan juga panjang, keadaan ini juga memperlambat proses pencernaan
karbohidarat dan lemak yang tertahan dilambung belum dapat dicerna sebelum masuk ke usus Tala, 2009
Hasil penelitian pada hewan percobaan maupun pada manusia mengungkapkan bahwa kenaikan kadar gula darah dapat ditekan jika karbohidrat
dikonsumsi bersama serat makanan, hal ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes Nyoman, 2009.
Universitas Sumatera Utara
The American Cancer Society, The American Heart Association dan The American Diabetic Association menyarankan 25-35 g fiberhari dari berbagai
bahan makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Konsensus nasional pengelolaan diabetes di Indonesia menyarankan 20 - 25 ghari bagi orang yang
berisiko menderita DM Soegondo dkk, 2009.
Food and Drug Aministration FDA Amerika Serikat membatasi konsumsi gula maksimal 10 sendok teh atau 40 gram per hari, Organisasi Kesehatan Dunia
World Health OrganizationWHO maksimal 12 sendok teh atau 48 gram perhari Depkes, 2009.
Penelitian Hartati 2004 yang dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang menjelaskan ada pengaruh asupan serat makanan terhadap kadar gula darah DM
tipe 2 dengan hasil nilai p value 0,005, hasil penelitian Riskesdas 2007 faktor risiko DM yang makan buah dan sayur pada kelompok umur 25- 64 tahun
responden terhadap terjadinya DM mempunyai nilai odd rasio 1,04 kali dari yang tidak makan buah dan sayur.
Penelitian Christina 2008 ada hubungan bermakna antara komsumsi serat dengan kejadian Obesitas, dimana orang yang mengkomsumsi serat 25 gr hari
mempunyai hubungan bermakna dengan nilai p 0,01. Ukuran saat mengukur sayuran adalah sudah matang tanpa kuah dalam keadaan basah, buah buahan dalam
ukuran gram, kacang – kacangan diukur dalam ukuran gram dan sudah siap saji, untuk melihat daftar kandungan serat perseratus gram sayur - sayuran, buah -
buahan dan kacang - kacangan dapat dilihat pada tabel dibawah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Daftar Kandungan Serat per 100 Gram Sayur-sayuran, Buah - bu ahan Serta Produk Olahannya
Sayuran Kandungan
serat100gr Buah-
buahan Kandungan
serat100gr Kacang
Kandungan serat100gr
Bayam 0.8
Alpukat 1,4
Kedelai 4,9
Daun Pepaya
2,1 Anggur
1,7 Kacang
tanah 2
Daun Singkong
1,2 Apel
0,7 Kacang
Hijau 4,1
Kangkung 1
Belimbing 0,9
Kedelai 2,5
Seledri 0,7
Jagung 2,9
Kecap 0,6
Selada 0,6
Jambu Biji 5,6
Tahu 0,1
Tomat 1,2
Jeruk Bali 0,4
Susu Kedelai
0,1 Paprika
1,4 Jeruk
Sitrum 2
Touge 0,7
Cabai 0,3
Mangga 0,4
Kacang Panjang
3,2 Bawang
Putih 1,1
Nenas 0,4
Tempe 1,4
Bawang Merah
0,6 Pepaya
0,7 Kentang
0,3 Pisang
0,6 Lobak
0,7 Semangka
0,5 Wortel
0,9 Sirsak
2 Brokoli
0,5 Srikaya
0,7 Kembang
kol 0,9
Stroberry 6,5
Asparagus 0,6
Pear 0,3
Jamur 1,2
Terong 0,1
Sawi 2,0
Buncis 3,2
Nangka 1,4
Daun Kelor
1,4 Sumber: Depkes, 2005
Faktor lain yang mempengaruhi tingginya gula darah adalah Indeks Glikemik yaitu ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah, semakin
tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat dampaknya terhadap
Universitas Sumatera Utara
kenaikan gula darah , Indeks glikemik di atas 70 termasuk tinggi, antara 56 sampai dengan 69 sedang dan 55 kebawah adalah rendah Ostman, 2001.
Makanan yang sedikit atau tidak mengandung karbohidrat, seperti daging, keju, memiliki indeks glikemik mendekati nol.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa makanan ber-indeks glikemik tinggi
meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. GI index adalah skala yang berfungsi untuk mengetahui apakah suatu makanan akan memberi pengaruh yang besar,
menengah, atau kecil terhadap peningkatan kadar gula dalam darah, teori yang melatar belakangi dari program diet berbasis Glycaemic Index adalah makanan
yang mengandung nilai GI rendah akan melepaskan gula ke dalam darah secaraperlahan, memberi, membuat perut merasa kenyang lebih lama, sehingga
memperkecil mengemil Kompas,2004
Tabel 2.7 Daftar Indeks Glikemik Beberapa Makanan No
Jenis Makanan Indeks
1 Roti Gandum Putih
75 ± 2
2 Roti Gandum utuh
74 ± 2
3 Jagung Tortila
46 ± 4
4 Nasi Putih
73 ± 4
5 Nasi beras merah
68 ± 4
6 Jagung Manis
52 ± 5
7 Sphageti
49 ± 2
8 Bihun
53 ± 7
9 Keripik jagung
81 ± 6
10 Bubur gandum giling
55 ± 2
11 Bubur beras
78 ± 9
12 Pisang
43 ± 3
13 Mangga
59 ± 8
14 Semangka
76 ± 4
Universitas Sumatera Utara
Sambungan Tabel 2.7 Lanjutan
15 Kurma
42 ± 4
16 Selai strawberry
49 ± 3
17 Jus apel
41 ± 2
18 Jus jeruk
50 ± 2
19 Kentang rebus
78 ± 4
20 Kentang goreng
63 ± 5
21 Wortel rebus
39 ± 4
22 Wortel
71 ± 1
23 Ubi jalar rebus
63 ± 6
24 Labu rebus
64 ± 7
25 Talas Rebus
53 ± 2
26 Susu lemak
39 ± 3
27 Susu skim
37 ± 4
28 Es krim
51 ± 3
29 Yogurt
41 ± 2
30 Susu kedelai
34 ± 4
31 Kacang merah
24 ± 4
32 Kacang kedelai
16 ± 1
33 Coklat
40 ± 3
34
Popcorn 65 ± 5
35
Keripik kentang 56 ± 3
36
soft drinksoda 59 ± 3
37
Kerupuk 87 ± 2
38
Madu 15 ± 4
Sumber:Ostman, 2001.
Selain GI dilihat juga Glycemic Load GL berbeda dengan GI, GL tidak hanya menilai seberapa cepat glukosa dari suatu makan memasuki peredaran
darah tetapi juga menilai seberapa banyak glukosa yang terkandung dari makanan tersebut sehingga GL lebih menilai secara keseluruhan the whole package,
semakin rendah GL semakin kecil suatu makanan yang disajikan memicu peningkatan gula darah secara berlebih, berikut parameter dari GL: Tinggi GL 20
atau lebih, sedang GL 11-19 dan rendah GL 10 atau kurang Ostman, 2001.
Universitas Sumatera Utara
GL dapat dihitung dengan cara mengkalikan GI dengan jumlah karbohidrat yang terkandung dari suatu makanan lalu dibagi seratus, sebagai contoh kita
ambil wortel, wortel sebanyak 50 gram memiliki kandungan 5,3 gram karbohidrat telah diketahui di atas bahwa GI wortel adalah 71, jadi nilai GL nya adalah: 71
x 5.3:100 = 3,76 Jadi wortel yang dikatakan memiliki GI yang tinggi ternyata memiliki GL yang rendah Thompson 2006.
Karbohidrat setiap gramnya menghasilkan 4 kalori, karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, satu porsi nasi
setara dengan ¾ gelas atau 100 gram, 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal, kebutuhan kalori berbeda dilihat dari jenis kelamin dan usia, untuk wanita usia 40-
45 tahun 2200 kkal, usia 46-59 tahun 2100 kkal, 60 tahun keatas 1850 kkal sedangkan untuk jenis kelamin pria usia 40-45 tahun 2800 kkal, usia 46-59 tahun
2500 kkal dan usia diatas 60 tahun 2200 kkal, sedangkan kebutuhan karbohidrat adalah 60-70 dari energi total Almatsier, 2006.
Penelitian Nyoman 2009 di Tanaban Bali meneliti konsumsi karbohidrat mendapatkan hasil p value 0.000 menyatakan ada pengaruh bermakna konsumsi
karbohidrat dengan kejadian DM tipe 2 dengan hasil OR 10,8.
2.3. Landasan Teori