Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Variabel dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol, yang dapat menilai hubungan paparan penyakit dengan cara menentukan kelompok kasus dan kelompok kontrol, kemudian mengukur besarnya frekuensi hubungan faktor risiko pada kelompok tersebut Sastroasmoro,1995. Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol Bagan 3.1 Jenis Penelitian Kasus Kontrol Kasus Kontrol IMT ≥ 23 kg m² Hipertensi ≥14090 mmhg Aktivitas fisik kurang Diet tinggi karbohidrat Diet rendah serat IMT ≥ 23 kg m² Hipertensi ≥14090 Aktivitas fisik kurang Diet tinggi kalori Diet rendah serat Sampel Universitas Sumatera Utara

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir dari bulan Januari hingga Juni 2012 sedangkan wawancara langsung dengan responden dilakukan pada 6 Maret – 6 Mei 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh pasien DM tipe 2 yang baru terdiagnosa saat datang berobat ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir yang berumur 40 tahun keatas sedangkan penentuan besar sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus kasus kontrol perbandingan satu kasus dan satu kontrol sebagai berikut Sastroasmoro, 1995 � = 〔� � − �� �� � � � − �₂ + � � − � ��₁ ₁ − �₁ + �₂₁ − �₂ 〕 �₁ − �₂ ² Keterangan : Α = 5 1 – β = 80 P ₁ = 0,735 P ₂ = 0,5 OR = 2,78 Universitas Sumatera Utara Z ₁ - α₂ = 0,960 � = 〔 1,960 � 2 0,5 1 − 0,5 + 0.842 � 0,735 1 − 0,735 + 0,5 1 − 0,5 〕² 0,5 − 0,735 ² � = 69

3.3.2. Sampel

a Kasus adalah seluruh pasien baru DM tipe 2 yang baru terdiagnosa saat datang ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga dimulai tanggal 6 Maret sampai 6 Mei 2012, usia kasus adalah diatas 40 tahun. b Kontrol adalah pasien yang datang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga yang tidak menderita DM, kasus diambil pasien yang datang berkunjung ke poliklinik penyakit dalam usia diatas 40 tahun Sastroasmoro, 1995.

3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Pasien baru yang datang ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga dengan diagnosa DM b. Usia 40 tahun. c. Bersedia untuk dijadikan sampel

2. Kriteria Esklusi

a. Penderita dengan kasus DM berulang kasus lama yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga. b. Usia dibawah 40 tahun kebawah Universitas Sumatera Utara c. Responden dengan anatomi tulang belakang membungkuk. d. Hamil e. Responden dengan oedema bengkak f. Tidak bersedia dijadikan sampel dalam penelitian. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pada responden, aktivitas fisik dengan menanyakan langsung kepada responden berapa kali melakukan aktivitas dalam seminggu, jenis aktivitas, berapa lama waktunya melakukan aktivitas. Untuk mengetahui hipertensi atau yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah, untuk megetahui berat badan dengan menimbang berat badan responden, untuk mengetahui tinggi badan dengan mengukur tinggi badan responden, untuk mengetahui hasil gula darah dilakukan pemeriksaan gula darah sedangkan pola makan dengan recall 24 jam makanan responden, untuk mengurangi bias peneliti melakukan penimbangan makanan yang di konsumsi responden seperti nasi, sayur, buah. Dalam melakukan wawancara adalah peneliti sendiri dibantu dengan tenaga terampil yang sudah dilatih yaitu tenaga medis 2 orang, kemudian untuk pemeriksaan tekanan darah dilakukan oleh tenaga terlatih perawat dengan pemeriksaan alat tekanan darah spigmamometer, posisi saat diperiksa tekanan Universitas Sumatera Utara darah responden posisi baring, pengukuran dilakukan dua kali dengan selang waktu 5 menit dari pengukuran pertama untuk melihat hasil yang valid, kondisi responden harus relaksasi terlebih dahulu. Pemeriksaan berat badan dilakukan dengan alat ukur timbangan injak manual untuk dewasa berkapasitas 150 kg dan Tinggi badan dilakukan dengan memakai alat ukur tinggi badan meteran manual, sewaktu mengukur tinggi badan responden tidak boleh memakai alas kaki sepatu, sandal dan penutup kepala topi, kerudung, responden membelakangi dinding dengan pita meteran berada di tengah bagian kepala, menghadap pandangan lurus kedepan, tangan dibiarkan posisi tergantung menempel di bagian samping kiri dan kanan, untuk melihat hasil yang valid pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan dua kali Supariasa dkk, 2001. Pengukuran berat badan, memperhatikan arah jarum timbangan menunjukkan angka 0, responden naik ketimbangan yang posisi jarumnya sudah tepat pada angka 0, tidak memakai alas kaki, tidak pakai jaket, topi dan jam tangan, hasil dibaca setelah jarum petunjuk angka jarum petunjuk timbangan dalam posisi konsisten pemeriksaan dilakukan 2 kali. Aktivitas fisik dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa kali responden melakukan olah raga dalam seminggu, lama melakukan olah raga, kesinambungannya, jenis olahraga yang ditanyakan adalah jenis olahraga jalan, lari, renang, sepeda dan aerobik atau senam Perkeni, 2006. Universitas Sumatera Utara Diet karbohidrat dan serat dilakukan dengan wawancara langsung pada responden dengan menggunakan kuesioner penelitian melalui recall tanya ulang konsumsi karbohidrat dan serat 24 jam, kemudian hasil yang diperoleh dari responden dengan ukuran rumah tangga dikonversikan kedalam bentuk gram untuk dianalisa, data konsumsi makanan karbohidrat dihitung dengan melihat kebutuhan karbohidrat berdasarkan jenis kelamin dan usia Supariasa, 2001. Untuk menilai konsumsi serat, data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden memakai kuesioner penelitian recall tanya ulang konsumsi serat 24 jam, kemudian hasil yang diperoleh dari responden memakai ukuran rumah tangga kemudian dikonversikan kedalam bentuk gram untuk dianalisa, kebutuhan serat dihitung 20 gram serat perhari .

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diambil melalui Rekam Medik Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga adapun data yang diperoleh yaitu jumlah penderita DM tahun 2008-2010, sumber daya yang ada di Rumah Sakit.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah IMT ≥ 23kgm², hipertensi, kurang aktivitas fisik, diet tinggi karbohidrat , diet rendah serat, variabel terikatnya adalah Diabetes Mellitus. Adapun definisi operasional dalam penelitian dijelaskan sebagai berikut Universitas Sumatera Utara a. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif yang dilatar belakangi dengan resistensi Soegondo, 2009. Pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan alat periksa dengan nesco multi chek. b. IMT adalah mengukur berat badan dan tinggi badan responden apabila hasil dari IMT Indeks Masa Tubuh ≥ 23kgm² dikatakan tidak baik, bila dibawah 23 kgm² dikatakan baik Klassifikasi IMT berdasarkan Asia Fasifik. c. Hipertensi adalah apabila hasil dari pemeriksaan tekanan darah sistole sama atau diatas 140 mmhg dan diastole sama atau diatas 90 mmhg, pemeriksaan tekanan darah dengan memakai spigmamometer air raksa untuk dewasa. Apabila hasil yang didapatkan salah satu dari sistole atau diastole yang tinggi maka dianggap hipertensi. d. Aktivitas fisik adalah kurangnya aktivitasolah raga yang dilakukan oleh responden kurang dari 3 kali seminggu lama olah raga kurang dari 30 menit Perkeni, 2006 . e. Karbohidrat adalah berapa jumlah jenis karbohidrat yang dikonsumsi responden dalam 1 hari, menghitung jumlah karbohidrat yang di komsumsi responden dengan melakukan wawancara kemudian dihitung kebutuhan karbohidrat berdasarkan usia dan jenis kelamin. f. Serat berapa jumlah serat yang di komsumsi responden dalam satu hari, Universitas Sumatera Utara menghitung jumlah serat sayuran, buah dan kacang yang dikonsumsi dengan melakukan wawancara.

3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.2 Definisi Operasional , Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur