24 Receiving
1, 2, 4, 8 Responding
6, 10 Valuing
5, 7, 9, 11, 13 Organization
12, 15 Characterization
3, 14
5. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
a. Pengertian Model Cooperative Learning Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning menurut
Johnson Johnson dalam Isjoni 2009: 17 adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil
yang memungkinkan peserta didik bekerja bersama. Pembelajaran kooperatif berguna dalam memaksimalkan pembelajaran mereka
sendiri dan satu sama lain. Pembelajaran kooperatif ditandai oleh struktur tugas, tujuan, dan
reward yang kooperatif. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kooperatif dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara
bersama-sama, dan haus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Arends 2008: 5 mengungkapkan
bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan unutuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademis,
toleransi dan
penerimaan terhadap
keanekaragaman, dan
pengembangan kemampuan
sosial. Meskipun
pembelajaran
25 kooperatif mencakup berbagai tujuan sosial, tetap juga dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik yang penting.
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung peserta didik dengan
materi atau objek yang dipelajari oleh peserta didik. Sebagai fasilitator guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta
didik namun juga harus mampu membangun pengetahuan dalam pikiran
peserta didik.
Peserta didik
diberi kesempatan
mengemukakan ide-ide mereka, menerima, dan membangun konsep secara terbuka pada saat pembelajaran. Hal ini mendorong keaktifan
peserta didik dan melatih kemampuan dalam diskusi. b. Ciri-ciri Cooperative Learning
Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif menurut Anita 2002: 28 adalah falsafah homo socius. Falsafah ini
menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan
menempatkan individu dalam fitrah kolektif kelompok yang berinteraksi, melibatkan diri dalam kerjasama yang konstruktif dan
produktif. Menurut Slavin 2009: 217 terdapat dua komponen dalam
pembelajaran kooperatif yakni adanya tugas bersama yang harus diselesaikan secara bersama-sama dan struktur kelompok yang
memacu satu sama lain di antara anggota kelompok. Pada umumnya
26 pembelajaran kooperatif dapat dicirikan sebagai berikut. 1 Peserta
didik bekerjasama dalam suatu kelompok untuk memahami materi suatu pembelajaran, 2 Kelompok terdiri dari peserta didik yang
kemampuan akademiknya tinggi, sedang, rendah, 3 Jika mungkin, kelompok merupakan campuran dari ras, budaya, dan jenis kelamin,
dan 4 Sistem penghargaan adalah berorientasi pada kelompok daripada individu.
c. Tujuan Cooperative Learning Menurut Arends 2008: 5 model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu: 1 Prestasi akademik. Pembelajaran kooperatif
dapat memberi keuntungan baik pada peseta didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-
tugas akademik,
2 Toleransi
dan penerimaan
terhadap keanekaragaman. Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan secara luas dan orang-orang yang bebrbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatiff dapat memberi peluang kepada peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas-tugas akademik, melalui struktur penghargaan pembelajaran kooperatif akan saling menghargai satu
sama lain, dan 3 Pengembangan ketrampilan sosial. Tujuan dari
27 model pembelajaran kooperatif ini adalah mengajarkan kepada
peserta didik tentang kemampuan bekerja sama. d. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya diungkpakan oleh Sanjaya 2008: 246 terdapat empat tahap yaitu: 1 Penjelasan
materi, tahap ini diartikan sebagai penyampaian pokok-pokok materi pembelajaran oleh guru sebelum peserta didik belajar dalam
kelompok, 2 Belajar dalam kelompok, pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok-
kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggota, 3 Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif
dilakukan dengan menggunakan tes atau kuis baik secara individu maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan
informasi kemampuan setiap peserta didik dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir
setiap peserta didik adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua, dan 4 Pengakuan tim, pengakuan tim team recognition adalah
penetapan tim yang paling berprestasi untuk diberikan penghargaan atau hadiah.
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT