40 Persamaan 16 dapat ditulis dalam bentuk lain untuk melihat mana
kejadian awal dan kejadian akhir menjadi atau
17 Perhatikan bahwa energi mekanik dapat berupa energi potensial atau
energi kinetik sehingga persamaan 17 dapat dituliskan menjadi 18
2 Hubungan antara Usaha Internal dan Energi Mekanik Terdapat kondisi khusus ketika gaya yang bekerja hanya gaya internal
atau terjadi usaha internal. Pada kondisi tersebut usaha eksternal sama dengan nol sehingga persamaan 18 menjadi
19 Pada kondisi tersebut jumlah total dari energi kinetik dan energi
potensial dimana saja selalu sama. Dengan kata lain ada perubahan bentuk antar energi yang terjadi dari energi kinetik ke energi potensial atau
sebaliknya namun energi mekanik total adalah tetap atau selalu sama. Hal itulah yang dikenal sebagai hukum kekekalan energi mekanik. Bentuk
matematis dari hukum tersebut adalah atau
20 Hukum kekekalan energi mekanik berlaku secara umum. Hukum
tersebut berlaku jika tidak ada energi yang berubah bentuk menjadi bentuk energi lain selain kedua energi tersebut.
B. Penelitian yang Relevan
41 1. Penelitian yang dilakukan oleh Berlian Masittah tahun 2008 merupakan
peneliian tindakan kelas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti pembelajaran model Numbered Head
Together mengalami peningkatan pada motivasi belajar dan hasil belajar dalam setiap siklus dibandingkan dengan peserta didik kelas kontrol.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana Agung Prabowo pada tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK dengan model
pembelajaran Example Non Example. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan moivasi belajar pada empat indikator
yaitu tekun, ulet, prestasi belajar baik, dan penuh semangat. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Adik Tri Wahyuningsih, Ach. Amirudin,
dan I Nyoman Ruja pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas yang
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing memiliki hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelas dengan model pembelajaran
konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang ideal diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini berlaku pula pada pembelajaran fisika di sekolah. Akan tetapi proses pembelajaran yang
42 dilakukan guru di sekolah khususnya pembelajaran fisika belum dapat
dikatakan terselenggara secara secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Proses
pembelajaran yang dilakukan hanya terpusat pada guru dan peserta didik bersifat pasif selama proses pembelajaran. Guru cenderung menggunakan
metode ceramah dalam penyampaian materi. Metode ceramah ini membatasi peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya dan bersikap pasif. Hal
ini tidak sesuai dengan hakikat fisika yaitu physics as a product aspect or a body of knowledge, physics as an attitude aspect or a way of thinking, and
physics as a process aspect or a way of investigating. Metode ceramah hanya terpaku pada physics as a product sedangkan aspek sikap serta proses belum
terpenuhi. Guru memerlukan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
secara aktif sehingga pembelajaran fisika di sekolah sesuai dengan hakikat fisika sebagai ilmu, sikap, dan proses. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dan studi pustaka diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan capaian
hasil belajar aspek kognitif dan afektif. Peneliti menggunakan tiga tipe dari pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Head Together NHT, Example
Non Example ENE, dan Snowball Throwing ST. Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan diperoleh bahwa tipe NHT memiliki kelebihan
dimana peserta didik menjadi siap dan pemahaman lebih mendalam. Selain itu nilai kerjasama antar peserta didik lebih tinggi karena peserta didik yang
43 pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai. Sedangkan tipe
ENE mendorong peserta didik berpikir lebih kritis dalam memahami permasalahan dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya.
Tipe selanjutnya adalah ST dimana peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir serta berinteraksi dengan peserta didik lain dalam
membuat dan menjawab permasalahan. Dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek
kognitif serta aspek afektif peserta didik.
44 Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir
Guru menggunakan metode ceramah
dan pembelajaran berpusat pada guru
Aspek afektif peserta didik
belum dapat dinilai oleh guru
secara optimal Solusi
Model Pembelajaran Kooperatif
Numbered Head
Together Example Non
Example Snowball
Throwing
Peserta didik menjadi siap
dan pemahaman
lebih
Nilai kerjasama antar peserta
didik lebih tinggi
Peserta didik berpikir lebih
kritis Peserta didik
mengembangk an kemampuan
berpikir
Terdapat kesempatan
mengemukakan pendapat
Interaksi dalam membuat dan
menjawab pertanyaan
Berpengaruh terhadap capaian hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif dan
afektif
45
D. Hipotesis