Fasilitas penunjang Sarana dan Prasarana

sekaligus sebagai tempat untuk mengamati kehadiran ikan sebelum pengangkatan jaring. Roller berfungsi sebagai alat penggulung dan pengulur tali pada saat proses penurunan dan pengangkatan jaring. Tali tersebut mengikat pada bingkai bambu dengan rata-rata panjang tali 20 m. Jaring bagan terbuat dari Polyprophylene dengan ukuran mata jaring berkisar antara 0,2 – 0,4 inci. Jaring berbentuk kubus terbuka yang diikatkan pada bingkai bambu. Empat sudut di bagian atasnya dugantungkan pada roller dan diberi pemberat sebanyak 4-8 buah pada masing-masing sudutnya tergantung dari berat pemberat yang digunakannya. Alat bantu penangkapan yang digunakan nelayan bagan apung di Palabuhanratu adalah lampu dan serok. Lampu berfungsi sebagai pemikat ikan sehingga berkumpul di bawah lampu untuk kemudian ditangkap dengan jaring bagan. Lampu yang digunakan adalah lampu tabung dengan jumlah lampu yang biasa digunakan nelayan sebanyak 4 – 10 rata-rata kekuatan lampu tabung tersebut 24 watt. Setelah ikan tertangkap pada jaring bagan maka ikan diambil dengan menggunakan serok dan dimasukkan ke dalam keranjang. Sumber energi cahaya lampu menggunakan genset 1500 watt. Gambar 5 Lampu tabung Gambar 6 Genset bagan apung di Palabuhanratu

5.1.2 Kapal

Kapal yang digunakan pada perikanan bagan apung di Palabuhanratu adalah jenis kapal motor inboard engine dengan kekuatan 16 HP, yang terbuat dari bahan material kayu. Fungsi kapal adalah sebagai alat transportasi dari fishing base ke fishingground dan untuk mengangkut hasil tangkapan. Tidak setiap unit bagan apung memiliki kapal sendiri, sehingga nelayan bagan membentuk kelompok-kelompok operasi yang biasanya terdiri dari 10 -15 nelayan dalam satu kapal dengan menyumbang 20 dari hasil tangkapan per trip per nelayan sebagai sewa kapal. Sumber : PPN Palabuhanratu 2011 Gambar 7 Kapal pengangkut hasil tangkapan bagan apung di PPN Palabuhanratu

5.1.3 Nelayan

Nelayan bagan apung adalah orang yang mengoperasikan bagan apung, umumnya hanya satu orang dalam satu bagan. Secara umum ada dua kategori nelayan bagan apung, yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang memiliki alat tangkap bagan, ada yang mengoperasikannya sendiri dan ada pula yang dioperasikan oleh orang lain. Nelayan buruh adalah nelayan yang mengoperasikan bagan dengan sistem bagi hasil bersih sebesar 50 dari pendapatan usaha.

5.2 Metode Pengoperasian

Unit penangkapan bagan apung di Palabuhanratu biasanya dioperasikan setiap hari kecuali terang bulan dan cuaca buruk. Para nelayan bagan apung berangkat pada pukul 16.00 WIB dan mulai beroperasi pada pukul 18.00 – 06.00 WIB. Dalam pengoperasian bagan apung ada beberapa tahap yang harus dilakukan : 1 Tahap persiapan Persiapan yang harus dilakukan nelayan meliputi persiapan perbekalan bahan bakar genset, lampu, makanan dan minuman, keranjang ikan, genset dan peralatan untuk perbaikan genset apabila rusak atau padam saat operasi penangkapan. 2 Menentukan daerah penangkapan ikan fishing ground Daerah penangkapan ikan biasanya ditentukan oleh juru mudi. Fishing ground ini dapat ditentukan berdasarkan operasi penangkapan sebelumnya pada saat mendapatkan banyak ikan atau berdasarkan informasi dari nelayan lain tentang dimana daerah banyak ikan berada. Dalam perjalanan menuju fishing ground, nelayan yang bertugas untuk melihat tanda-tanda adanya gerombolan ikan berada di linggih haluan kapal.