lampu sehingga jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh genset tersebut semakin banyak dan sebaliknya.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1 Umumnya konstruksi alat tangkap bagan apung di Palabuhanratu relatif
sama hanya berbeda ukuran saja. Nelayan yang mengoperasikan alat tangkap ini rata-rata 1 orang dan lama pengoperasiannya bersifat one day
fishing.
2 Komposisi hasil tangkapan bagan apung di Palabuhanratu didominasi oleh
pepetek sebesar 50 , lalu diikuti oleh tembang 36 , gerandong 7 , kembung 5 dan cumi 2 . Nilai indeks keragaman dan dominansi
bagan apung masing-masing sebesar 1,02 dan 0,49. Ukuran panjang total ikan gerandong yang diperoleh selama penelitian, dominan tertangkap
pada selang kelas 2,75-2,91 cm yaitu sebanyak 701 ekor atau 25,22 dari jumlah total. Sedangkan ukuran panjang total pepetek yang dominan
tertangkap terletak pada selang kelas 6,26-6,87 cm yaitu sebanyak 1115 ekor atau 34,46 dari jumlah total. Untuk tembang, ukuran panjang total
yang dominan tertangkap terletak pada selang kelas 12,45- 13,73 cm yaitu sebanyak 172 ekor atau 38,65 dari jumlah total. Ukuran panjang total
yang dominan tertangkap untuk cumi-cumi terletak pada selang kelas 13,47-14,68 cm yaitu sebanyak 43 ekor atau 25,9 dari jumlah total.
Sedangkan ikan kembung yang diperoleh terletak pada selang kelas 16,9- 18,04 cm yaitu sebanyak 14 ekor atau 35,9 dari jumlah total.
3 Berdasarkan pengujian regresi linear berganda dan Cobb Douglas
menunjukkan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan adalah dimensi alat tangkap X
1
dan daya mesin X
3
.
6.2 Saran
1 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor produksi lainnya,
seperti biaya investasi, sistem bagi hasil, daerah penangkapan dan musim penangkapan. Sehingga dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh
mengenai faktor-faktor produksi yang berpengaruh dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan bagan apung.
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor ID: Yayasan Dewi Sri. Agustina VE. 2005. Optimasi Faktor-Faktor Produksi Armada Purse Seine dengan
Alat Bantu Cahaya di PPI Eretan Wetan Indramayu [Skripsi]. Bogor ID: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Arifin F. 2008. Optimasi Perikanan Layang di Kabupaten Selayar Propinsi Sulwesi Selatan [Tesis]. Bogor ID: Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Bailey. 1992. Foundation of Behavioral Research. 2
nd
Edition. Amsterdam : Holt Sounder International Editiors, 1986.
[BPS] Biro Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi. 2009. Kabupaten Sukabumi dalam Angka 2009. Sukabumi: Kerjasama Bappeda Kabupaten Sukabumi
dengan BPS Kabupaten Sukabumi. 289 hal. Brower, JE, and JH. Zar. 1990. Fields and Laboratory for General Ecology. 3
rd
ed. Dubuque, lowa: Wm. C. brown Publishier. Departemen Pertanian. 2006. Keadaan Geografis Kabupaten Sukabumi [internet].
[diunduh 2011 Mei 23]. http:www..deptan.go.idudmjabarsukabumi index.htm.
Effendi I. 2002. Pengaruh Penggunaan Rumpon pada Bagan Apung terhadap Hasil Tangkapan [Skripsi]. Bogor ID: Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Fridman AL. 1986. Perhitungan dalam Merancang Alat Tangkap. Diterjemahkan oleh Team Penerjemah BPPI Semarang, 1988. Calculation for Fishing
Gear Design. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang. Haluan J. 1985. Proses Optimasi dalam Operasi Penangkapan Ikan. Pedoman
Kuliah Metode Panangkapan Ikan II Bagian Pertama. Sistem Pendidikan Jarak Jauh Melalui Satelit Sisdikt Intim. Bogor
. Harteman E. 2003. Ancaman Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati dan
Upaya perlindungan di Indonesia. Makalah Falsafah Sains. Bogor ID Program Pasca Sarjana IPB. http:www.rudyet.tripod.comsem2023
edisonharteman.
Heddy S, Metty K. 1994. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi Suatu Bahasan Kaidah Ekologi dan Peneraannya. Jakarta ID: PT Raja Grafindo Persada.
Jennings S, Michel J, Kaiser, D Reynolds. 2001. Marine Ecology. Berlin, Germany: Blackwell Publishing.
Moninjta RD. 1987. Laporan Akhir Survei Lokasi Desain Rumpon di Perairan Ternate, Tidore, Bacan dan Sekitarnya. Bogor ID: Fakultas Perikanan,
Institut Pertanian Bogor. Nontji A. 1987. Laut Nusantara. Djembatan ID. Jakarta.
[PPNP] Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. 2011. Buku Laporan
Tahunan Statistika Perikanan Tangkap Tahun 2011. Palabuhanratu ID: PPNP
. Prayitno MRE. 2006. Penggunaan Ukuran Mata Pancing Nomor 7, 8 dan 9 pada
Rawai Layur Terhadap hasil Tangkapan Ikan Layur di Teluk Palabuhanratu. [Skripsi]. Bogor ID: Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ramadhan A. 2006. Ketahanan Takan dan Lentur Bambu sebagai Tiang Penyangga pada Bagan Apung [Skripsi]. Bogor ID: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sarpan. 1990. Pengaruh Pemasangan Rantai Pemberat Terhadap Hasil Tangkapan Jaring Cantrang di Kecamatan Juwana Kabupaten DATI II Pati Jawa
Tengah [Skripsi]. Bogor ID: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
Sirait BH. 2008. Analisis Hasil Tangkapan Jaring Arad di Eretan Kulon Kabupaten Indramayu Jawa Barat [Skripsi]. Bogor ID: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Simpson EH. 1949. Maesurement of Diversity. Nature, Lond. Soekartawi. 1995. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta ID: PT. Raja Grafindo Persada. Sondita MFA, Solihin I. 2006. Teknologi Perikanan Tangkap yang Bertanggung
Jawab. Bogor ID: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Subani W. 1972. Cara Penangkapan Ikan di Indonesia Jilid I. Jakarta ID: Penelitian Perikanan Laut.