Manfaat Penelitian Konsep Umum Kecemasan

1.4. Tujuan 1.4.1. Tujuan umum Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh wudhu sebagai terapi terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran kecemasan mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada Tahun 2015. b. Mengetahui pengaruh wudhu terhadap kecemasan mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Pendidikan

Dengan mengetahui gambaran kecemasan pada mahasiswa ketika menghadapi ujian Praktikum pihak dosen dapat menghimbau mahasiswanya agar mempersiapkan diri sebelum menghadapi ujian praktikum. Serta bagi mahasiswa keperawatan, tehnik relaksasi wudhu dapat digunakan untuk penanganan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum.

1.5.2. Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan oleh peneliti lain mengenai terapi wudhu sebagai penanganan kecemasan pada mahasiswi saat menghadapii ujian praktikum.

1.5.3. Keperawatan

Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan untuk pengembangan keilmuan bidang keperawatan jiwa untuk penanganan masalah keperawatan yaitu cemas dengan terapi non farmakologi salah satunya wudhu.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggambarkan pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada mahasiswi keperawatan semester empat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini merupakan mahasiswi angkatan tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan desain quasi experimental. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung kecemasan dengan menggunakan kuesioner VAS-A pada saat beberapa menit menjelang ujian praktikum. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Kecemasan

2.1.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau yang bisa disebut dengan anxietasanxiety berasal dari Bahasa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional individu dan pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik Stuart Sundeen, 2006. Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman Hyman dan Pedrick, 2012. Cemas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009. Cemas atau ansietas menurut diagnosis keperawatan NANDA 2014 merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama. Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan spesifik Videbeck, 2008. Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat, lama, dan kemampuan koping individu terhadap kecemasan tersebut Videbeck, 2008. Dari beberapa penjelasan tentang definisi kecemasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas dan meningkatkan kewaspadaan dengan menunjukkan berbagai rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif. Cemas sering disertai dengan gejala fisiologis pada seseorang meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental, dan perilaku .

2.1.2. Teori Kecemasan

Videbeck 2008 dalam bukunya menjelaskan berbagai teori yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi dan teori psikodinamik. A. Teori Biologi a Teori Genetik Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari kerabat tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25 pada kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat. b Teori Neurokimia GABA asam gama-amino butirat merupakan suatu neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin 5-HT. B. Teori Psikodinamik a Psikoanalitis Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap stimulus tertentu. b Teori Perilaku Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu oleh seorang ahli. c Teori Interpersonal Sullivan 1952 berpendapat bahwa ansietas timbul dari masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi. Semakin tinggi tingkat ansietas, semakin rendah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan dengan orang lain.

2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat, dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut Videbeck, 2008. Empat level tingkat kecemasan antara lain adalah: kecemasan ringan, kecemasan ringan, kecemasan berat, dan panik Stuart Laria, 2005 dalam Eka, 2012 a Mild Anxiety kecemasan ringan Ansietas ringan merupakan kecemasan yang terjadi akibat kejadian sehari-hari selama hidup. Pada level ini, seseorang akan merasa waspada dan pandangan perseptual orang tersebut meningkat. Seseorang itu lebih peka dalam melihat, mendengar dan merasakan. Lecel kecemasan ini dapat memotivasi diri untuk belajar dan membuta seseorang menjadi dewasa dan kreatif. b Moderate Anxiety kecemasan sedang Pada level ini seseorang hanya fokus pada urusan yang akan dilakukan dengan segera termasuk mempersempit pandangan perseptual. Pada level ini juga seseorang akan berfokus pada seumber kecemasan yang dihadapi mulai membuat perencanaan tetapi dia masih dapat melakukan hal lain jika menginginkan untuk melakukan hal lain tersebut. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, berbicara cepat dengan volume tinggi, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. c Severe Anxiety kecemasan berat Ditandai dengan pengurangan signifikan pada pandangan konseptual. Seseorang akan menjadi fokus pada sumber kecemasan yang dia rasakan dan tidak berpikir lagi tentang hal lain. Semua perilaku muncul kemudian bertujuan untuk mengurangi kecemasan. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual, tidak dapat tidu insomnia, sering kencing, diare, palpitasi, tidak dapat belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, munculnya keinginan tinggi untuk menghilangkan kecemasan, perasaan tidak berdaya, bingung dan disorientasi. d Panik Panik ditandai dengan perasaan ketakutan dan teror luar biasa karena mengalami kehilangan terhadap dirinya. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu meskipun diberi pengarahan. Tanda dan gejala yang muncul pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaran inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. Gambar 2.1 : Rentang Respon Kecemasan Sumber: Stuart Sundeen 2006 RENTANG RESPON CEMAS Respon maladaptif Respon adaptif Berat Panik Sedang Ringan Antisipasi

2.1.4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Stuart Laria, 2005 a. Usia dan tingkat perkembangan Semakin tua seseorang atau semakin tinggi tingkat perkembangan seseorang maka semakin banyak pengalaman hidup yang dimilikinya. Pengalaman hidup yang banyak inilah, dapat mengurangi kecemasan. b. Jenis kelamin Kecemasan dapat dipengaruhi oleh asam lemak bebas dalam tubuh. Wanita mempunyai produksi asam lemak bebas lebih banyak dibanding pria sehingga wanita beresiko mengalami kecemasan yang lebih tinggi dari pria. c. Pendidikan Seseorang yang berpendidikan tinggi akan menggunakan koping lebih baik sehingga kecemasan lebih baik sehingga tingkat kecemasan lebih rendah dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. d. Sistem pendukung Sistem pendukung dalam hal ini adalah satu kesatuan antara individu, keluar, lingkungan dan masyarakat sekitar yang memberikan pengaruh ada individu dalam melakuakn sesuatu. Sistem pendukung tersebut akan mempengaruhi mekanisme koping individu sehingga mampu memberi gambaran kecemasan yang berbeda.

2.1.5. Skala Pengukur Kecemasan

Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji dan mendiagnosa kecemasan. Dalam pengkajian klinis, area yang perlu dikaji meliputi keluhan utama, riwayat gejala saat ini, riwayat psikiatri dan riwayat kesehatan, riwayat perkembangan sosial, dan pengkajian status mental Tusaie dan Joyce, 2013. a Visual Analog Scale for Anxiety VAS-A Dengan menggunakana sebuah garis horizontal yang berupa skala sepanjang 10 cm atau 100 mm dengan penilaian dari garis ujung sebelah kiri yang mengindikasikan “tidak ada kecemasan” hingga ujung sebelah kanan yang menyatakan “kecemasan luar biasa”. Penederita diminta memberi tanda dengan garis vertikal pada garis yang menggambarkan perasaan cemas yang dialami saat itu Susilawati Misgianto, 2014. VAS-A juga merupakan alat ukur yang cukup reliable untuk digunakan pada pengukuran cemas Davey et al, 2007. b Hamilton Rating Scale for Anxiety HRS-A Mengetahui sejauh mana drajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau panic dengan menggunakan ukur kecemasan, yaitu Hamilton Rating Scale For Anxiety HRS-A. HAR-S terdiri atas 14 item penilaian Hidayat, 2007. Setiap item bernilai 0, 1, 2, 3, 4. Nilai 0 menunjukan tidak ada gejala yang tampak, dan nilai 4 menunjukkan gejala-gejala dominan dan sangat menggangu. Total nilai diperoleh menunjukkan tingkat keparahan: tidak ada gejala kecemasan dengan nilai skor 0-13, gejala ringan dengan nilai skor 14-20, gejala sedang dengan nilai skor 21-27, gejala berat nilai skro 24-42, gejala berat sekalipanic dengan nilai skor 43-56 Hamilton, 1959 dalam Nursalam, 2007. c Penn State Worry Questiner PSWQ Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengkaji karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec 1990. d Speilberg StateiTrait Anxiety Inventory STAI Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari 40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger 1983.

2.2. Wudhu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Saat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4 50 110

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

0 30 140

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6 37 83

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0