Analisis Koefisien Determinasi Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi � 2 merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212.Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1.Nilai koefsien determinasi � 2 yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas.Nilai koefisien determinasi � 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. Berdasarkan Gambar 4.6, Diketahui nilai koefisien determinasi R- squared sebesar � 2 = 0,055. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan belanja modal BM dan pendapatan asli daerah PAD mampu mempengaruhimenjelaskan pertumbuhan ekonomi PE secara simultan atau bersama-sama sebesar 5, sisanya sebesar 95 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 4.4.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Menyeluruh Uji F Uji signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh merupakan suatu uji untuk menguji apakah seluruh koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan sama dengan nol atau tidak Gujarati, 2003:253, Supranto, 2005:199. Dengan kata lain, menguji apakah belanja modal BM dan pendapatan asli daerah PAD secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi PE. Berikut perumusan hipotesisnya. � : � 1 = � 2 = 0. � 1 : ����� ����� ��������� ������� ������� �������� 0. Pada hipotesis nol, yakni � : � 1 = � 2 = 0 berarti variabel belanja modal dan pendapatan asli daerah secara bersamaan atau simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap variabel pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5.Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5. Cara pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas � dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. Jika nilai Prob. F-statistics ≥ tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini � = 5, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Jika nilai Prob. F-statistics tingkat signifikansi � = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi. Untuk pengambilan keputusan terhadap hipotesis, dapat juga dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dari uji � terhadap nilai kritis berdasarkan tabel distribusi �. Sebelum menghitung nilai kritis �, terlebih dahulu menghitung nilai derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas pembilang dan penyebut Gio, 2013:112. ������� ����� ��������� = � − 1. ������� ����� �������� = � − �. Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel dan � menyatakan jumlah variabel. Derajat bebas pembilang adalah � − 1 = 3 − 1 = 2 dan derajat bebas penyebut adalah 42 − 3 = 39. Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5. Maka nilai kritis � dengan derajat bebas pembilang adalah 2, derajat bebas penyebut adalah 39, dan tingkat signifikansi 5 adalah 3,238. Tabel 4.9 Perhitungan Nilai Kritis � dengan Microsoft Excel Berikut ini adalah aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji F : Jika nilai statistik dari uji F ≤ nilai kritis, maka H diterima dan H 1 Jika nilai statistik dari uji F nilai kritis, maka H ditolak ditolak dan H 1 diterima F kritis = 3,238 Berdasarkan Gambar 4.6, diketahui nilai statistik dari uji � F- Statistic adalah 1,137489. Karena nilai statistik dari uji �, yakni 1,137489 lebih kecil dibandingkan nilai kritis �, yakni 3,238, maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh belanja modal dan pendapatan asli daerah secara simultan berpengaruh sangat lemah tidak signifikan secara statistik.

4.4.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Individu Uji t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

1 31 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara)

1 39 97

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11