Analisis Regresi Linear Berganda Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

Pengujiananya adalah jika : X2-statisti X2-tabel, maka model dikatakanterbebas dari gejala heteroskedastisitas atau dengan cara melihat Probalitas Alpha α, berarti model tersebut bebas heteroskedatisitas.

3.7.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square OLS untuk menganalisis pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Peetumbuhan Ekonomi, dengan model dasar sebagai berikut : Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + ....+ b n X Keterangan : n Y = Pertumbuhan Ekonomi a = Konstanta X 1 X = Belanja Modal 2 B = Pendapatan Asli Daerah 1 ...b 2

3.7.3 Uji Hipotesis

= Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen

3.7.3.1 Uji R

2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005 : 83. Nilai R Koefisien Determinasi 2 terletak antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ R 2 ≤ 1.Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Nilai R 2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 0 ≤ R 2 ≤1.Semakin besar nilai R 2

3.7.3.2 Uji – f Uji signifikansi Simultan

mendekati 1, semakin baik hasil untuk model regresi tersebut.Dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ha Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 2. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 0,05 α=0,05 3. Berdasarkan probabilitas. Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 4. Menentuxkan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependennya.

3.7.3.3 Uji – t Uji Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing rasio keuangan secara individu terhadap minimalisasi resiko.Langkah- langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah, sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ha Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menentukan tingkat signifikansi sebesa r 0,05 α=0,05 3. Berdasarkan probabilitas. Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen.Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah PAD;dan pertumbuhan ekonomi tahun 2010-2012. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Belanja Modal, PAD dan Pertumbuhan EkonomiTahun 2010-2012 Pertumbuhan Ekonomi Belanja Modal PAD Mean 0.120793 143527.3 41391.71 Median 0.121750 111357.0 25054.00 Maximum 0.164800 462650.0 291018.0 Minimum 0.091800 27682.00 10007.00 Std. Dev. 0.018660 89436.48 54464.30 Skewness 0.231500 1.675288 3.285980 Kurtosis 2.219085 5.661477 13.84209 Sum 5.073300 6028147. 1738452. Sum Sq. Dev. 0.014276 3.28E+11 1.22E+11 Observations 42 42 42 Sumber : hasil olahan software Eviews 7 Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 33kabupatenkota yang terdapat sampel populasi sebanyak13kabupatenkota yang telah memenuhi kriteria sampel yang ditentukan.. 13 kabupatenkota yang menjadi sampel datanya dari tahun 2010- 2012. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai belanja modal minimum adalah 27682.00 sedangkan nilai belanja modal maksimum adalah 462650.0. Nilai belanja modal minimum terjadi dikota Padangsidempuan pada tahun 2010, sedangkan nilai belanja modal maksimum terjadi dikabupaten Deli Serdang pada tahun 2012. Diketahui rata-rata mean belanja modal dari tahun 20110-2012 adalah 143527.3, dan standar deviasi belanja modal dari tahun 2010-2012 adalah 89436.48. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi belanja modal yang lebih rendah dari nilai rata-rata belanja modal dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan rendahnya fluktuasi dari data belanja modal pada periode tahun 2010-2012. Belanja modal merupakan belanja daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah.Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai sektor, produktifitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai PAD minimum adalah 10007.00, sedangkan nilai PAD maksimum adalah 291018.0. Nilai PAD minimum terjadi dikabupaten Samosir pada tahun 2010, sedangkan nilai PAD maksimum terjadi dikabupaten Deli Serdang pada tahun 2012. Diketahui rata-rata mean PAD dari tahun 2010-2012 adalah 41391.71, dan standar deviasi NIM dari tahun 2010-2012 adalah 54464.30. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi PAD yang lebih rendah dari nilai rata-rata PAD dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan rendahnya fluktuasi dari data PAD pada periode tahun 2010-2012. PAD merupakan sumber pembelanjaan daerah, jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga pemerintah daerah akan berinsisiatif untuk lebih menggali potensi-potensi daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan PAD secara berkelanjutan akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah itu Tambunan, 2006. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai minimum pertumbuhan ekonomi adalah 0.091800, sedangkan nilai maksimum pertumbuhan ekonomi adalah 0.164800. Pertumbuhan ekonomi minimum terjadi di kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2011, sedangkan nilai maksimum pertumbuhan ekonomi terjadi di kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010. Diketahui rata-rata mean pertumbuhan ekonomi dari tahun 2010-2012 adalah 0.120793, dan standar deviasi pertumbuhan ekonomi dari tahun 2010-2012 adalah 0.018660. Perhatikan bahwa nilai standar deviasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pertumbuhan ekonomi dapat diinterpretasikan bahwa besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi dari data pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 20110-2012.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati 2003 suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased estimator BLUE.Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrika yang melandasinya.Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan juga untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias dan efisien. Estimasi dari parameter-parameter dengan metode ordinary least square OLS akan memiliki sifat ketidakbiasan unbiasedness, varians yang minimum minimum varians, dan sebagainya, yang disebut best linear unbiased estimator BLUE Gujarati, 2003:107, Supranto, 2005:70. Dalam penggunaan regresi linear berganda, terdapat empat uji asumsi klasik, yakni uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas Supranto, 2005:151.

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji � dan � mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2011:160, Gujarati, 2003:339, Field, 2009:221, Supranto, 2005:90.Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Jarque-Bera J-B. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut : Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jikanilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Sumber : hasil olahan software Eviews 7 Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,361. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,361, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas Ghozali, 2011:105.Ketika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi, maka permasalahan ini disebut dengan istilah multikolinearitas Stevens, 2009:74. Jika terjadi multikolinearitas yang sempurna perfect 1 2 3 4 5 6 7 -0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 Series: Residuals Sample 1 42 Observations 42 Mean 2.20e-17 Median -0.001062 Maximum 0.038173 Minimum -0.029516 Std. Dev. 0.018138 Skewness 0.287862 Kurtosis 2.087497 Jarque-Bera 2.037212 Probability 0.361098 multicolinearity, maka koefisien-koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan indeterminate, jika terjadi multikolinearitas yang tinggi, koefisien-koefisien regresi dari variabel bebas dapat ditentukan, namun memiliki nilai standar error yang tinggi yang berarti bahwa koefisien-koefisien regresi tersebut tidak dapat diestimasi dengan tepat atau akurat Gujarati, 2003:344. Field 2009:221 juga menyatakan bahwa seharusnya tidak terjadi hubungan linear yang sempurna perfect linear relationship dari dua atau lebih variabel bebas. Jadi, variabel- variabel bebas seharusnya tidak berkorelasi terlalu tinggi not correlate too highly. Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Ghozali 2006:91 menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Gambar 4.2. Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi Belanja Modal PAD Belanja Modal 1.000000 0.534426 PAD 0.534426 1.000000 Sumber : hasil olahan software Eviews 7 Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa korelasi antara Pendapatan AsliDaerah PAD dan Belanja Modal sebesar 0,5344. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90 Ghozali, 2006:91.

4.2.3 Uji Non-Autokorelasi atau Independensi Residual Independent

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

1 31 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Tax Effort, Pertumbuhan Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

7 76 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di Sumatera Utara)

1 39 97

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11