3. Perilaku yang ditunjukkan terhadap ketidakpuasan kerja
Semakin maju manusia semakin mampu pula merasakan kebutuhan-kebutuhan yang ada belumlah tercukupi secara layak. Manusia
selalu menuntut kesempurnaan. Pentingnya kepuasan kerja telah diungkapkan di muka, namun apa yang terjadi jika ketidakpuasan terjadi?
Beberapa perilaku ketidakpuasan karyawan dapat berwujud hal-hal berikut Robbins 2001:79
a. Keluar Exit Perilaku karyawan dengan meninggalkan atau mengundurkan
diri dari perusahaan atau organisasi untuk mencari pekerjaan di perusahaan baru seperti yang diharapkan.
b. Menyuarakan aspirasi Voice Secara aktif dan lebih bersifat konstruktif untuk memperbaiki
kondisi kerjanya dengan mengemukakan pendapat pribadinya dalam saran, diskusi dan lain-lain.
c. Setia Loyality Karyawan yang setia dan juga pasif pada organisasinya akan
melakukan hal ini meskipun merasa tidak puas, mereka optimis keadaan akan lebih baik pada saatnya kelak. Mereka percaya bahwa
manajemen akan mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
d. Acuh tak acuh Neglect Perilaku ini ditunjukan dengan kepesimisan terhadap kondisi
yang ada. Ditunjukan dengan seringnya ketidakhadiran, keterlambatan, malas-malasan serta seringnya melakukan keteledoran dalam bekerja.
Banyaknya dampak negatif dari ketidakpuasan yang terjadi dalam suatu organisasi sehingga secara langsung maupun tidak, akan
mempengaruhi kelancaran kegiatan yang telah direncanakan. Bahkan ketidakpuasan yang semakin memburuk akan mengancam kelangsungan
hidup dari perusahaan atau organisasi itu sendiri jika tidak segera dicarikan solusi untuk mengatasinya.
4. Pengukuran kepuasan kerja
Kepuasan kerja karyawan diukur dengan menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire. Ada 2 versi Minnesota Satisfaction
Questionnaire yaitu long form yang terdiri dari 100 item pertanyaan dan short form yang terdiri dari 20 item pertanyaan Pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah versi short form berjumlah 20 item. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini digunakan untuk mengukur
kepuasan kerja karyawan yang meliputi : ability utilization, achievement, activity, advancement, authority, company policy and practices,
compensation, coworker, creativity, independence, moral value, recognizing, responsibility, security, social service, social status, human
relational supervisor technical supervision, variety, working condition .
C. Ketidakamanan Kerja 1. Pengertian Ketidakamanan Kerja