BAB IV DAKWAH PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR
DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA
A. Profil Subjek 1. Profil Mad’u objek dakwah
Penulis melakukan penelitian pada bulan Maret 2008, selama melakukan penelitian untuk mengetahui hal-hal atau masalah yang dialami santri narkoba,
langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan wawancara dengan pimpinan Pondok Pesantren, mengenai latar belakang masalah yang dihadapi
santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um. Dari hasil wawancara dapat diidetifikasi beberapa hal mengenai masalah yang menyebabkan santri narkoba
menyalahgunakan Narkoba, yaitu: 1.
Santri narkoba mempunyai kebiasaan mengkonsumsi Narkoba karena pergaulan yang terlalu bebas, dan tidak dapat dibentengi kecuali
dengan diri sendiri. 2.
Akibat teknologi komunikasi dan informasi baik cetak maupun elektronik yang sangat mudah disajikan dewasa ini, seringkali
menampilkan dan menyuguhkan hasil yang kurang biak, kebanyakan santri narkoba melihat dan mendengar bahwa kebudayaan orang-orang
yang bebas dan tanpa beban dirasakan menyenangkan dan bisa hidup tenang.
3. Kurangnya perhatian dari orang tua. Akibat tuntutan era moderen,
seringkali membuat para orang tua mulai bergegas dan lupa akan
tanggung jawabnya, bahwa ibu dan bapak adalah awal pendidikan bagi anak-anaknya, tetapi kebanyakan orang tua kurang memberikan
perhatian kepada mereka sehingga mereka melarikan diri kepada Narkoba.
4. Kurangnya pengetahuan akan agama. Kurangnya pendidikan akan
dasar agama bagi seseorang sangat memungkinkan untuk terjerumus kepada Narkoba atau kenakalan lain yang melanggar hukum agama
maupun hukum pemerintah. Oleh sebab itu, seseorang harus dibekali dengan ilmu agama sedini mungkin. Selain itu orang tuapun harus
mampu menerapkan konteks agama dalam kehidupan keluarganya. Semakin mampu seseorang mengetahui konsep-konsep ajaran
agamanya dan melihat konsep-konsep tersebut dalam bentuk aplikasi yang dicontohkan oleh orang tuanya maka hal itu akan lebih
menanamkan nilai-nilai keimanannya yang tentunya akan terus berkembang disanubarinya dan tidak akan luntur dengan apapun yang
buruk misalnya penggunaan Narkoba. Karena, mereka mempunyai modal yang kuat tentang pengetahuan agama.
75
Dari hasil wawancara tersebut, ternyata ada banyak hal yang menjadi penyebab santri narkoba terjerumus ke lembah Narkoba, tentunya dari kelima hal
di atas yang menjadi hal istimewa yaitu penanaman nilai-nilai ajaran agama pada diri seseorang akan dapat menghindarkan mereka dari hal-hal yang dilarang, salah
satunya penyelahgunaan Narkoba. Itulah beberapa poin yang menyebabkan santri
75
Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman. Pimpinan Pondok Pesantren Al- Um Bogor. Bogor, 30 Maret 2008.
Narkoba yang berada di Pondok Pesantren Al-Um menjadi penyalahguna Narkoba sejauh ini.
Adapun keadaan santri narkoba yang berada di Pondok Persantren Al-Um yaitu:
1. Santri narkoba telah kehilangan aqidahnya
2. Cenderung memberontak, tidak pernah mau mendengarkan
perkataannasehat orang tuanya. 3.
Susah diatursemaunya sendiri. 4.
Suka mencuri uang milik orang tuanya. 5.
Tertutup, tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat dan keluarga kecuali, dengan teman-teman sepergaulannya yang sama-sama
pengguna Narkoba. 6.
Memiliki ketergantungan terhadap Narkoba yang cukup parah.
76
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Um, bahwa santri narkoba telah kehilangan aqidahnya, cenderung
memberontak, susah diatur, suka mencuri uang milik orang tuanya, tertutup, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat dan keluarga kecuali, dengan
teman-teman sepergaulannya yang sama-sama pengguna Narkoba dan memiliki ketergantungan terhadap Narkoba yang cukup parah. Keadaan yang mereka alami
dikarnakan Narkoba telah merusak kemampuan berfikirnya sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan antara yang baik dan buruk.
76
Ibid.
Selain informasi dari kiai yang begitu berharga bagi penulis. Tentunya penulis juga membutuhkan informasi dari beberapa orang santri narkoba yang
berada di Pondok Pesantren Al-Um. Guna mendapatkan informasi yang mendalam, untuk memudahkan penulis dalam memaparkan temuannya dari
pemberi informasi, maka penulis mengistilahkan pemberi informasi ini dengan “informan”. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan lima santri narkoba,
penulis dapat menguraikan beberapa hal tentang informan tersebut, dan yang melatarbelakangi mereka datang ke Pondok Pesantren ini serta hal-hal yang telah
mereka dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um. Mad’u santri narkoba yang berada di Pondok Pondok Pesantren Al-Um
Bogor adalah titipan orang tua mad’u, untuk disembuhkkandisadarkan dari kekeliruanya mengkonsumsi Narkoba. Agar kelak bisa terbebas dari kebiasannya
mengkonsumsi Narkoba. Selain itu orang tua mad’u juga berharap setelah mereka selesai menjalani rehabilitasi di Pondok Pesantren Al-Um, dapat menjadi anak
yang baik budi pekerti dan bisa menjalani hidupnya dengan berpegang teguh kepada ajaran Islam. Dengan kepercayaan yang diberikan orang tua santri kepada
Pondok Pesantren, maka menjadi tanggung jawab para da’i untuk mewujudkan harapan orang tua santri narkoba tersebut.
Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan santri narkoba: Hasil wawancara dengan informan I
Yang melatarbelakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena terbawa arus pergaulan yang bebas dan coba-coba. Motivasi saya masuk ke
Pondok Pesantren Al-Um, karena saya ingin sembuh dan tersebas dari kebiasaan mengkonsumsi Narkoba. Selama saya berada di sini, banyak sekali
hal-hal yang saya dapatkan. Misalnya bisa berfikir positif, jadi banyak tahu tentang ajaran agama Islam, karena semua kegiatan-kegiatan yang diberikan
sesuai dengan aturan agama, misalnya belajar ilmu agama seperti belajar fiqih, aqidah-akhlak, al-Qur`an-Hadist dan tauhid, shalat berjamaah, membaca al-
Qur`an, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, ritual do’a bersama yang dilakukan setiap malam jum’at, wiridanzikir setiap setelah selesai
melaksanakan shalat lima waktu, mengikuti kegiatan ceramah di luar Pondok Pesantren bersama kiai, dan sebagainya. Saya berada di Pondok Pesantren ini
sudah hampir 3 tahun. Adapun metode yang digunakan oleh para da’i dalam kegiatan belajar ilmu agama yaitu metode tanya jawab, ceramah, dan pemberian
tugas, yang saya suka dari ketiga metode tersebut yaitu metode tanya jawab. Karena, dengan metode tanya jawab tersebut saya bisa bertanya tentang materi-
materi yang belum saya pahami.
77
Ternyata yang melatarbelakangi informan I ini, menjadi pengguna Narkoba karena pergaulan yang terlalu bebas, motivasinya masuk ke Pondok
Pesantren Al-Um karena kesadaran sendiri ingin sembuh dari kebiasaannya
77
Wawancara Pribadi dengan Ubaidillah, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantre Al- Um Bogor. Bogor, 13 April 2008.
mengkonsumsi Narkoba. Setelah berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak hal- hal yang ia dapatkan, misalnya ia bisa berfikir positif, dan banyak mengetahui
tentang ajaran agama Islam semua itu karena kegiatan-kegiatan yang ia ikuti selama berada di Pondok Pesantren.
Hasil wawancara dengan informan II Yang melatarbelakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena
pergaulan yang cukup bebas. Motivasi saya masuk ke Pondok Pesantren Al- Um, karena kesadaran sendiri kasihan sama keluarga saya, anak dan suami.
Banyak sekali perubahan yang saya rasakan selama berada di Pondok Pesantren ini, diantaranya saya mendapatkan ketenangan batin, kedamaian, bisa lebih
bersemangat dalam menjalani hidup, dan satu hal yang sangat berharga yaitu saya bisa kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang di ridhai oleh Allah
SWT. Saya bisa menjalankan kewajiban saya sebagai umat muslim misalnya, melakukan shalat lima waktu dan sebagainya. Dan sekarang saya sadar bahwa
tidak ada untungnya menjadi pengguna Narkoba yang ada hanya tersiksa. Tersiksa merasakan pengaruh-pengaruh dari Narkoba dan tersiksa dijauhi oleh
lingkungan pergaulan di masyarakat. Hal-hal yang saya dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak sekali, salah satunya yaitu saya bisa
berfikir positif, dan jadi banyak tahu tentang ajaran agama Islam. Keinginan saya setelah keluar dari Pondok Pesantren Al-Um yaitu ingin menjadi ibu
rumah tangga yang baik untuk anak dan suami saya dan melanjutkan usaha saya.
78
78
Wawancara pribadi dengan Areta, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren Al-Um, Bogor, 13 April 2008.
Dari pemaparan wawancara dengan informan II ternyata yang melatarbelakangi informan ini menjadi pengguna Narkoba karena pergaulan yang
terlalu bebas. Motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um karena kesadaran sendiri dan merasa kasihan terhadap keluarganya, banyak sekali hal-hal yang
didapatkan serta perubahan yang dirasakan selama ia berada di Pondok Pesantren Al-Um ini, salah satunya menjadi banyak mengetahui tentang ajaran agama Islam
adapun perubahan yang ia rasakan yaitu bisa berfikir positif dan banyak mengetahui tentang ajaran agama Islam. Harapan ia setelah keluar dari Pondok
Pesantren Al-Um yaitu ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk anak dan suaminya dan melanjutkan usahanya.
Hasil wawancara dengan informan III Yang
melatarbelakangi saya
menjadi penguna Narkoba karena terbawa arus pergaulan. Motivasi saya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um karena,
kesadaran sendiri, ingin terbebas dari barang haram yang bernama Narkoba, terbebas dari kebiasaan mengkonsumsinya. Setelah saya masuk ke Pondok
Pesantren ini, ternyata banyak sekali perubahan-perubahan yang saya rasakan dan banyak juga hal-hal yang saya dapatkan, perubahan yang saya rasakan saya
bisa berfikir lebih positif, lebih bijaksana, lebih dewasa dan saya bisa menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim. Adapun hal-hal yang
saya dapatkan selama saya berada di Pondok Pesantren ini yaitu yang pertama, saya bisa menyadari kekeliruan saya, mengetahui ajaran Islam lebih mendalam,
dan masih banyak yang lainnya.
79
79
Wawancara pribadi dengan Hendra, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren, 13 April 2008.
Dari pemaparan wawancara dengan informan III, ternyata yang melatar belakangi informan ini menjadi pengguna Narkoba yaitu karena pergaulan yang
terlalu bebas, adapun motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena kesadaran sendiri, ia ingin terbebas dari barang haram yang bernama
Narkoba. Perubahan yang ia rasakan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um yaitu ia bisa berfikir lebih positif, lebih bijaksana, lebih dewasa dan bisa
menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim adapun hal-hal yang ia dapatkan yaitu menyadari akan kekeliruannya, dan dapat mengetahui ajaran Islam
lebih mendalam. Hasil wawancara dengan informan IV
Yang melatar belakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena merasa nikmat jadi penguna Narkoba. Motivasi saya masuk ke Pondok
Pesantren ini karena kemauan orang tua awalnya, tetapi sekarang saya menyadari ternyata orang tua saya peduli dan sayang kepada saya, makanya
beliau memasukan saya ke Pondok Pesantren ini untuk disadarkan dan disembuhkan. Alhamdulillah saya betah dan merasa tenang berada di Pondok
Pesantren ini. Setiap kegiatan-kegiatan yang saya lakukan sesuai dengan aturan agama. Banyak sekali perubahan yang saya rasakan selama berada di Pondok
Pesantren Al-Um diantaranya, bisa tidur nyenyak, lebih tenang, bisa berfikir lebih dewasa, bisa lebih hormat kepada orang tua, dan pastinya merasa lebih
dekat dengan Allah. Hal-hal yang saya dapatkan cukup banyak, salah satunya saya bisa lebih bertaqwa kepada Allah SWT.
80
80
Wawancara pribadi dengan Anton, santri narkonba yang ada di Pondok Pesantren, Bogor, 13 April 2008.
Dari pemaparan wawancara dengan informan IV, bahwa yang melatar belakangi ia menjadi pengguna Narkoba yaitu karena ia merasa nikmat menjadi
penguna Narkoba, dan motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena paksaan dari orang tuanya. Banyak sekali perubahan yang ia rasakan
selama berada di Pondok Pesantren Al-Um diantaranya ia bisa tidur nyenyak, merasa lebih tenang, bisa berfikir lebih dewasa, lebih menghormati orang tuanya,
dan yang pasti ia merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Adapun hal-hal yang ia dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um salah satunya ia bisa lebih
bertaqwa kepada Allah SWT. Hasil wawancara dengan informan V
Yang melatar belakangi saya menjadi pengguna Narkoba karena, kurangnya perhatian dari orang tua, motivasi saya masuk ke Pondok Pesantrn
Al-Um karena, paksaan orang tua walnya, mereka ingin melihat saya hidup normal seperti anak-anak lainnya tanpa Narkoba. Awalnya memang berat
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan apalagi semua kegiatannya bersifat kerohanian. Lama-kelamaan akhirnya saya terbiasa dengan semua kegiatan
yang ada di Pondok Pesantren ini, dan saya bisa mengikutinya tanpa ada paksaan dari siapapun melainkan kesadaran dari diri saya sendiri. Perubahan
yang saya rasakanpun cukup banyak diantaranya, saya bisa menyadari kekeliruan saya mengkonsumsi Narkoba, lebih dewasa dalam bersikap,
bersikap sopan terhadap orang tua atau yang lebih tua dan masih banyak lagi
yang lainnya. Adapun hal-hal yang saya dapatkan yaitu, saya bisa mengetahui dan mempelajari Islam lebih mendalam.
81
Dari pemaparan wawancara dengan informan V, ternyata yang melatarbelakngi informan ini menjadi pengguna Narkoba yaitu karena kurangnya
perhatian dari orang tuanya, motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um karena dipaksa oleh orang tuanya, selama ia berada di Pondok Pesantren Al-Um
banyak sekali perubahan yang ia rasakan diantaranya ia bisa menyadari kekeliruannya mengkonsumsi Narkoba, bisa lebih dewasa dalam bersikap, dan
bisa bersikap sopan terhadap orang tuanya atau kepada yang lebih tua. Setelah melakukan wawancara dengan kelima informan di atas, ternyata
yang melatarbelakang mereka menjadi pengguna Narkoba sangat beragam. Diantaranya ada yang karena lingkungan pergaulan, ikut-ikutan teman atau coba-
coba, menganggap nikmatnya menjadi pengguna Narkoba, dan ada juga yang karena kurangnya perhatian dari orang tuanya. Adapun motivasi mereka masuk ke
Pondok Pesantren Al-Um sangat bervariasi, diantaranya ada yang karena kesadaran sendiri, karena ingin terbebas dari Narkoba, ada yang karena dipaksa
oleh orang tuanya, dan ada juga yang mengikuti kemauan orang tuanya karena kasihan. Banyak sekali perubahan yang dirasakan serta hal-hal yang didapatkan
oleh mereka selama berada di Pondok Pesantren Al-Um. Adapun perubahan yang dirasakan yaitu bisa kembali mengimani Allah dan mau mengerjakan perintah-
Nya serta menjauhi larangan- Nya, bisa bersikap lebih dewasa, berfikir positif, intinya mereka merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentunya, perubahan
81
Wawancara pribadi dengan Ibnu Rajib, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren, Bogor, 13 April 2008.
yang mereka rasakan tersebut didorong oleh kesadaran sendiri dan juga karena mereka mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh Pondok Pesantren.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut yaitu: belajar ilmu agama, shalat berjamaah, membaca al-Qur`an, konsultasi pribadi, do’a bersama yang dilaksanakan setiap
malam jum’at, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, mengikuti kegiatan ceramah di luar Pondok Pesantren bersama da’i, dan melaksanakan wiridanzikir
setiap selesai shalat 5 waktu. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut santri narkoba merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Selain itu hal-hal yang didapatkanpun
cukup banyak diantaranya, mereka bisa menyadari akan kekeliruannya mengkonsumsi Narkoba, jadi lebih tahu tentang ajaran agama Islam yang
tadinya hanya sekedarbiasa saja tetapi setelah berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak sekali yang mereka ketahui tentang ajaran agama Islam.
Sebagai mad’u yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Um, tentunya mereka sadar harus mempunyai hubungan yang erat dengan para da’i. Dengan adanya
hubungan erat antara mad’u dengan para da’i maka, mad’u akan merasa dihargai, disayangi dan diperhatikan dan mereka akan merasa menemukan kembali sesuatu
yang hilang dalam diri mereka, bahkan mereka akan merasa mendapatkan keluarga baru dan bisa dijadikan sahabat. Hal ini dikatakan oleh salah seorang
mad’u “saking dekatnya kami dengan para da’i kami suka diajak mengikuti kegiatan ceramah di luar Pondok Pesantren”
.82
Terjalinnya hubungan yang erat antara mad’u dengan para da’i, ternyata banyak sekali manfaat yang dirasakan
oleh mad’u. Misalnya, mereka bisa curhat tentang masalah-masalah yang mereka
82
Wawancara Pribadi dengan Ubaidillah, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren. Bogor, 13 April 2008.
hadapi, mereka juga bisa mengatakan tentang keinginan-keinginan mereka, selain itu juga mereka menjadi betah tinggal di Pondok Pesantren.
83
2. Profil Da’i subjek dakwah
Yayasan Al-Um yang mengkhususkan pendidikannya untuk mengkaji kitab-kitab agama Islam pada awalnya, sekarang dan hampir beberapa tahun ini
mengurusi juga panti rehabilitasi untuk para korban Narkoba, semuanya itu dilakukan Pondok Pesantren dengan menggunakan azas-azas keislaman sesuai
dengan al-Qur`an dan Hadist Rasulullah SAW. Arah tujuan yang dilakukan Pondok Pesantren melalui tenaga-tenaga pengajarnya atau da’i memiliki satu visi
dan misi untuk menjaga tunas-tunas bangsa dari kerusakan moral akibat budaya westrn atau kebaratan. Sehingga para da’i mempunyai tanggung jawab untuk
dapat memenuhi keinginan santri dan untuk menyadarkan atau mengobati santri narkoba dari kebiasaan mengkonsumsi Narkoba melalui pola dakwah secara
islami. Secara rinci penulis akan menjabarkan profil da’i yang
mengobatimenyadarkan santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Um sebagai berikut:
1. Da’i I
Latarbelakang pendidikan formal tidak tinggi namun, ia da’i mempunyai pengetahuan ilmu agama dan penguasaan terhadap semua jenis-
jenis ilmu keagamaan yang sangat mapan dan bisa dianggap lebih. Beliau juga memiliki pengalaman dalam mengurusi lembaga pendidikan Islam,
83
Ibid.
usianya yaitu + 50 tahun. Motivasi beliau mendirikan Pondok Pesantren ini yaitu ingin menyelamatkan tunas-tunas bangsa dari budaya westrn salah
satunya penyalahgunaan Narkoba. Tugas beliau berbeda dengan para da’i lainnya karena, beliau yang bertanggung jawab penuh atas kesembuhan
santri narkoba. Adapun tugas utama beliau adalah menyadarkan santri narkoba dengan pendekatan individual, menterapi santri narkoba dengan
ramuan-ramuan khusus, memberikan amalan-amalan kepada santri narkoba untuk membantu proses kesembuhan dan lain-lain. Moto yang beliau
jadikan pedoman adalah “didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Adapun harapan yang beliau miliki setelah santri narkoba selesai
direhabilitasi yaitu mereka dapat kembali beriman dan bertakwa kepada Allah, sehat secara jasmani dan rohani, dan dapat beradaptasi dengan
lingkungan sosial baik di rumah, di sekolah dan dimana saja mereka berada
84
.
2. Da’i II
Latarbelakang pendidikan beliau berasal dari perguruan tinggi yang berazaskan Islam, dan memiliki pengetahuan agama yang cukup mapan.
Usia beliau yaitu + 35 tahun. Motivasi beliau menjadi da’i dan bergabung dengan Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena, beliau merasa memiliki
kewajiban sebagai seorang muslim untuk saling tolong-menolong, dan ingin mengamalkan ilmu yang beliau miliki. Adapun moto beliau adalah “hidup
sehat tanpa narkoba” harapan yang beliau miliki yaitu agar santri narkoba
84
Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman. Bogor, 06 April 2008.
ini bisa kembali ke jalan yang diridhai Allah SWT, dan dapat kembali hidup normal seperti sebelumnya.
85
3. Da’i III
Latrbelakang pendidikan beliau berasal dari pesantren, tentunya memiliki pengetahuan agama yang cukup mapan dibandingkan dengan
orang biasa. Usia beliau yaitu + 45 Tahun. Motivasi beliau menjadi da’i dan bergabung dengan Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena rasa kepedulian
terhadap generasi penerus bangsa, dan ingin menyelamatkan para generasi penerus bangsa ini dari kesesatan yang semakin dalam, intinya merasa
mempunyai kewajiban untuk saling tolong-menolong antar sesama. Adapun moto yang beliau miliki yaitu “tanpa Narkoba hidup sehat dan bermanfaat”.
Harapan beliau untuk santri narkoba yang telah selesai direhabilitasi yaitu agar santri narkoba bisa sehat secara fisik, jasmani dan rohani dan dapat
berguna di masyarakat.
86
Dari hasil pemaparan wawancara dengan para da’i di atas, ternyata para da’i yang berada di Pondok Pesantren Al-Um ini memiliki latarbelakang
pendidikan yang bervariatif. Ada yang hanya lulusan pesantren saja, tetapi menguasai ilmu agama yang cukup mapan bahkan bisa di anggap lebih jika
dibandingkan dengan orang biasa, mengamalkan ilmu hikmah dan ada juga yang berasal dari perguruan tinggi yang berazaskan Islam. Usia para dai antara
35-50 tahun. Adapun motivasi para da’i bergabung dengan Pondok Pesantren
85
Wawancara pribadi dengan Ust. Mukhtar S. Ag. Bogor 21 April 2008.
86
Wawancara pribadi dengan Ust. Burhanudin. Bogor April 21 April 2008.
Al-Um sangat beragam, ada yang karena ingin menyelamatkan para generasi muda dari pengaruh budaya westrn, menyelamatkan para generasi muda dari
kesesatan yang semakin dalam akibat menyalahgunakan Narkoba dan ada juga yang karena mempunyai kewajiban untuk saling tolong menolong antar sesama.
Satu hal yang menarik dari Pondok Pesantren Al-Um ini yaitu dalam melakukan rehabilitasi kepada santri narkoba kiai menggunakan ilmu hiklmah ilmu
kebatinan, ilmu yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hal tersebut yang membuat Pondok Pesantren Al-Um berhasil menyembuhkan dan menyadarkan
santri narkoba. Adapun tugas-tugas para da’i di Pondok Pesantren Al-Um yaitu:
1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam kepada mad’u.
2. Membentuk kepribadian muslim yang kuat.
3. Menanamkan kembali spirit keimanan dan ketaqwaan dalam jiwa mad’u.
4. Mendidik mad’u untuk beristiqomah dalam menjalankan agama
5. Menenamkan nilai keislaman melalui pendekatan individual.
6. Mengajarkan atau memberikan amalan-amalan yang dapat menyadarkan
santri narkoba dari kebiasaan buruknya mengkonsumsi Narkoba. 7.
Menterapi para santri narkoba dengan ramuan-ramuan khusus.
87
Dalam menjalankan dakwahnya untuk mengajarkan ilmu agama dan menyadarkan santri narkoba. Tentunya para da’i mempunyai hubungan yang erat
dengan mad’u. Karena kedekatan emosional akan dapat menjalin rasa persaudaraankekeluargaan sehingga para da’i memiliki kemudahan untuk
menyampaikan materi pelajaran dan dalam menyadarkan santri narkoba dari
87
Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman 06 April 2008.
kekeliruannya tersebut. Disamping itu juga santri narkoba akan merasa disayangi dianggap dan dihargai. Dengan demikian mad’u akan merasa nyaman dan betah
tinggalberada di Pondok Pesantren dan akan timbul kesadaran dalam diri mereka untuk mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para da’i tanpa adanya paksaan
dari orang lainmerasa terpaksa. Di dalam sebuah Pondok Pesantren, tentunya terdapat kegiatan-kegiatan
yang harus diikuti oleh santri narkoba. Adapun kegiatan-kegiatan yang diberikan Pondok Pesantren Al-Um adalah mengikuti kegiatan belajar ilmu keagamaan,
mendengarkan siraman rohani ceramah keagamaan, shalat berjamaah, membaca al-Qur`an atau surat-surat pendek, dan do’a bersama setiap malam jum’at ba’da
shalat isya.
88
1. Kegiatan Belajar-mengajar
Dengan kegiatan ini diharapkan santri dapat mengetahui materi-materi pelajaran tentang agama, seperti aturan serta hukum-hukum yang diterapkan
dalam Islam. Adapun materi pelajaran yang diberikan adalah fiqih, tauhid, aqidah- akhlak, dan al-Qur`an-hadist. Ilmu fiqih mempelajari tentang kehidupan manusia
serta hukum-hukumnya, seperti shalat beserta hukum dan tatacaranya, puasa, zakat, syariah, munakahah, dan sebagainya. Tauhid adalah ilmu yang mempelajari
tentang ketuhanan. Aqidah-akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana tatacara bergaul, berbicara, dan besikap. Sedangkan al-Qur`an-hadist
adalah merupakan pedoman bagi umat muslim untuk itu umat muslim memiliki kewajiban untuk mempelajarinya serta mengamalkan isi kandungannya.
2. Siraman Rohani
88
Ibid.
Dengan kegiatan memberikan siraman rohani ini agar dapat menanamkan kembali kepada diri santri narkoba tentang ajaran Islam, atau kepercayaan tentang
agama yang hilang dari dirinya. Agama diturunkan kepada umat manusia guna membuat kestabilan, kedamaian, dan keamanan bagi kehidupan manusia sendiri
oleh karena itu pemahaman suatu masyarakat terhadap ajaran-ajaran atau nilai- nilai yang terkandung dalam suatu agama sangatlah penting demi mencegah
godaan nafsu, termasuk di dalamnya adalah penyalahgunaan Narkoba. Dengan pemahaman yang benar terhadap ajaran agama, maka manusia akan mampu
memberikan batasan-batasan dalam dirinya. Oleh sebab itu setelah mereka santri narkoba selesai mengikuti kegiatan ini mereka dapat berfikir secara benar dan
mau menjadikan aturan-aturan yang ada dalam agama sebagai batasan untuk melakukan hal-hal yang baik dan tidak baik.
3. Shalat Berjamaah Shalat merupakan suatu aktifitas yang diwajibkan oleh Allah AWT kepada
hambanya, karena mampu mencegah perbuatan keji dan munkar. Shalat berjamaah tidak dipaksakan kepada para santri narkoba, karena menurut da’i
santri narkoba berbeda dengan santri biasa salafi berbeda dari cara berfikir, bertindak dan sebagainya. Karena efek Narkoba yang ada di dalam tuibuh mereka
membawa perubahan yang negatif baik perasaan, prilaku, ataupun pikiran. Akan tetapi walaupun shalat berjamaah tidak dipaksakan kepada santri narkoba, santri
narkoba tetap mengikuti kegiatan shalat berjamaah seperti yang dilakukan oleh santri salafi karena mereka merasa malu dan atas kesadaran yang timbul dari diri
mereka itu, mereka dapat mengikuti kegiatan shalat berjamaah setiap waktu.
89
89
Ibid., Bogor, 30 Maret 2008.
4. Membaca al-Qur`an
Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam karena semua jawaban atas permasalahan manusia ada didalamnya, selain itu al-Qur`an juga dapat
menyejukan hati dan memberikan ketenangan batin pada santri narkoba, untuk itu para da’i sangat andil dalam melakukan kegiatan ini, adapun cara
penyampaiannya yaitu da’i yang membacakan ayat-ayat al-Qur`an kemudian santri narkoba mengikutinya. Banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh santri
narkoba dalam kegiatan membaca al-Qur`an ini. Salah satunya yaitu santri narkoba yang belum bisa membaca al-Qur`an menjadi bisalebih baik dari pada
sebelumnya. Kegiatan membaca al-Qur`an ini juga diselingi dengan mengkaji tafsiran ayat al-Qur`annya sehingga santri narkoba dapat memahami isi
kandungan ayat tersebut. Dengan demikian santri narkoba akan termotivasi untuk belajar al-Qu`an lebih dalam lagi .
5. Do’a Bersama
Do’a bersama dilakukan setiap malam jum’at. Dalam melakukan do’a bersama ini santri narkoba diberi keyakinan bahwa ‘Allah akan mengabulkan
do’a-do’a hambanya’ karna Allah SWT mengatakan bahwa ‘berdo’alah kapadaKu niscaya akan Ku kabulkan kepadamu’. Dengan keyakinan seperti ini santri
narkoba lebih termotivasi untuk sembuh dan mau meninggalkan kebiasannya menggunakan Narkoba
90
. 6.
Konsultasi Pribadi Sebagai hamba Allah manusia memiliki kewajiban untuk saling tolong-
menolong, karena tidak semua permasalahan yang dihadapi manusia mampu
90
Ibid.
diatasi sendiri. Dalam hal ini santri narkoba sangat membutuhkan bantuan dari da’i, jadi da’i dapat memberikan perhatian dan bantuan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapai santri narkoba. Dengan adanya kegiatan ini santri narkoba sangat terbantu sekali dalam menyelesaikan permasalahannya, selain itu
juga santri narkoba memiliki kesempatan untuk mengungkapkan keinginan- keinginanya dan masalah-masalah yang dihadapinya.
91
7. Mengikuti Ceramah Keagamaan di Luar Pondok Pesantren Bersama Da’i.
Dalam kegiatan ini da’i sengaja mengajak santri narkoba untuk mengikuti ceramah keagamaan di luar Pondok Pesantren, tujuannya yaitu agar santri narkoba
mendapatkan pemahaman keislaman sehingga agama benar-benar menjadi terapi bagi manusia dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Dapat membangkitkan
keimanan yang selama ini hilang, mengembalikan akhlak santri narkoba kepada akhlak yang mulia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan agar santri narkoba
dapat mengenalmempelajari cara berhubungan yang baik dengan anggota masyarakat, juga sebagai persiapan mereka santri narkoba untuk kembali
melakukan aktivitasnya ditengah-tengah masyarakat.
92
B. Tahapan-tahapan Rehabilitasi yang Dilakukan dalam Merehabilitasi Santri Narkoba