Aktivitas Fisik Dan Aktivitas Kognitif

substansia nigra. Lewy body adalah cytoplasmic inclusion intraneuron yang terwarnai dengan periodic acid-Schiff PAS dan ubiquitin, yang terdiri dari neurofilamen lurus sepanjang 7 sampai 20 nm yang dikelilingi material amorfik. Lewy body dikenali melalui antigen terhadap protein neurofilamen yang terfosforilasi, ubiquitin, dan protein presinaps yang disebut alfa-synuclein. Jika pada seorang penderita demensia tidak ditemukan gambaran patologis selain adanya lewy body maka kondisi ini disebut diffuse lewy body disease, sementara bila ditemukan juga plak amiloid dan neurofibrillary tangles maka disebut varian Lewy body dari penyakit Alzheimer. 3 Defisit neurotransmitter utama pada penyakit Alzheimer, juga pada demensia tipe lain, adalah sistem kolinergik. Walaupun sistem noradenergik dan serotonin, somatostatisn-like reactivity, dan corticotropin-releasing factor juga berpengaruh pada penyakit Alzheimer, defisit asetilkolin tetap menjadi proses utama penyakit dan menjadi target sebagian besar terapi yang tersedia saat ini untuk penyakit Alzheimer. 3

2.2.5. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Demensia

a. Aktivitas Fisik Dan Aktivitas Kognitif

Pada penelitian Verghese, dkk 2003 dilaporkan bahwa demensia berhubungan dengan berkurangnya partisipasi dalam mengisi waktu senggang. Jenis aktivitas harus melibatkan fungsi kognitif dan fisik. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan antara lain bermain tenis, bersepeda, berjalan kaki, atau mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan kegiatan yang menggunakan fungsi kognitif, yaitu membaca buku atau koran, menulis, mengisi teka teki silang, permainan kartu, partisipasi dalam kelompok diskusi, atau memainkan alat musik. 5 Kegiatan olahraga dapat menenangkan pikiran, memperbaiki daya ingat, mengurang kecemasan dan depresi. Selain itu, olahraga dapat menolong otak untuk berfungsi dengan baik secara intelek. Pengaruh olahraga terhadap kesehatan mental dijelaskan pada teori sebagai berikut 4 : 1. Endogenous Opioids Dalam tubuh manusia, adanya satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morfin disebut “endogenous opioids”. Reseptornya terdapat di dalam hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon ini, salah satunya adalah beta-endorfin, bukan hanya mengurangi rasa nyeri dan memberikan kekuatan, tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera seks, tekanan darah, dan ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar pituitari menambah produksi beta-endorfin dan sebagai hasilnya beta-endorfin naik di dalam darah kemudian dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi, dan perasaan letih. 2. Gelombang Otak Alfa Penelitian Dr. James Wiese melaporkan bahwa selama olahraga, ada penambahan gelombang alfa di otak. Gelombang alfa di otak ini sudah lama diketahui berhubungan dengan rileks dan keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada seseorang yang jogging dari 20-30 menit, dan tetap dapat diukur setelah olahraga tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada kejiwaan, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi. 3. Penyalur Saraf otak Olahraga akan memperlancar transmisi saraf di dalam otak manusia. Dr. Charles Ransford menyampaikan dalam penelitiannya, bahwa olahraga dapat meningkatkan tingkat norepinefrin, dopamin, dan serotonin di dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa neurotransmitter seperti norepinefrin dan serotonin terlibat dalam depresi dan skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa stress dan depresi berhubungan dengan berkurangnya norepinefrin di dalam otak atau tergangguanya norepinefrin dan serotonin terjadi pada seseorang yang depresi. Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga manambah norepinefrin dan serotonin dalam otak. Dengan dasar ini maka disimpulkan bahwa berkurangnya depresi pada mereka yang berolahraga disebabkan meningkatnya kadar norepinefrin atau serotonin di delam otak.

b. Tingkat pendidikan