Strategi Implementasi MBS KAJIAN TEORI 1. Pengertian kepemimpinan

dan guru, partisipasi masyarakat, pendapatan daerah dan orang tua, juga anggaran sekolah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini 15 : Tabel 2.1. Kemampuan Manajemen Sekolah Kemampuan Sekolah Kepala Sekolah dan Guru Partisipasi Masyarakat Pendapatan Daerah dan Orang Tua Anggaran Sekolah 1. Sekolah dengan kemampuan manajemen tinggi Kepala sekolah dan guru ber- kompetesi tinggi termasuk kepemimpinan Partisipasi masyarakat tinggi termasuk dukungan dana Pendapatan daerah dan orang tua tinggi Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah besar 2. Sekolah dengan kemampuan manajemen sedang Kepala sekolah dan guru ber- kompetesi sedang termasuk kepemimpinan Partisipasi masyarakat sedang termasuk dukungan dana Pendapatan daerah dan orang tua sedang Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah sedang 3. Sekolah dengan kemampuan manajemen rendah Kepala sekolah dan guru ber- kompetesi rendah termasuk kepemimpinan Partisipasi masyarakat rendah termasuk dukungan dana Pendapatan daerah dan orang tua tinggi Anggaran sekolah di luar anggaran pemerintah kecil atau tidak ada . Kondisi di atas mengisyaratkan bahwa tingkat kemampuan manajemen sekolah untuk mengimplementasikan MBS berbeda satu kelompok sekolah dengan kelompok lainnya. Perencanaan implementasi MBS harus menuju pada variasi tersebut, dan mempertimbangkan kemampuan setiap sekolah. Perubahan arah ke MBS dapat direfleksikan dalam aspek-aspek strategi manajemen berikut ini : a. Konsep atau asumsi tentang hakikat manusia Guru dan siswa kemungkinan memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda, di luar kebutuhan ekonomi. Mereka mengejar interaksi, afiliasi sosial, aktualisasi diri, dan kesempatan berkembang. Dalam rangka memuaskan tingkat kebutuhan yang lebih tinggi mereka bersedia menerima tantangan dan bekerja lebih keras. MBS dapat menyediakan fleksibilitas lebih baik dan 15 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis, h.59 kesempatan untuk memuaskan kebutuhan guru dan siswa dan memberi peran terhadap talenta-talenta mereka b. Konsep organisasi sekolah. Sekolah sebagai organisasi tidak sekedar tempat persiapan anak-anak di masa datang, tapi juga tempat untuk siswa atau guru dan administrator untuk hidup, tumbuh, dan menjalani perkembangan. Oleh karena itu, dalam MBS sekolah tidak hanya tempat membantu perkembangan siswa, tetapi juga tempat perkembangan guru dan administrator c. Gaya pengambilan keputusan Dalam MBS gaya pengambilan keputusan pada tingkat sekolah adalah melalui pembagian kekuasaan power sharing atau partisipasi. d. Gaya kepemimpinan Dalam merespon perubahan ke MBS maka gaya kepemimpinan kepala sekolah berubah dari tingkat rendah ke kepemimpinan multitingkat. Kepemimpinan dalam MBS tidak hanya kepemimpinan teknis dan manusia, tetapi menggunakan kepemimpinan kependidikan, simbolik, dan budaya e. Penggunaan kekuasaan MBS dimaksudkan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan mendorong komitmen dan inisiatif warga sekolah. Oleh karena itu, gaya tradisional dalam penggunaan kekuasaan harus diubah. Para administrator sekolah disarankan menggunakan kekuasaan terutama keahlian dan referensi, memberi perhatian terhadap pertumbuhan professional guru, menjadi pemimpin yang professional terhadap guru dan menjadi inspirasi pada guru dan siswa untuk bekerja secara antusias dengan kepribadian yang mulia f. Keterampilan-keterampilan manajemen Ketika mengadopsi MBS maka pekerjaan manajemen internal menjadi lebih kompleks dan berat. Oleh karena itu, diperlukan konsep-konsep baru dalam keterampilan manajemen

8. Aspek yang digarap MBS

Ada banyak aspek yang tadinya menjadi kewenangan pusat atau provinsikabupatenkota, kini bergeser menjadi kewenangan sekolah dalam MBS. Aspek tersebut meliputi 16 : a. Perencanaan dan evaluasi program Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya misalnya untuk meningkatkan mutu sekolah. Sekolah juga diberikan kewenangan untuk melakukan evaluasi, khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal. b. Pengelolaan kurikulum Sekolah dapat mengembangkan kurikulum, namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal. c. Pengelolaan proses belajar mengajar Sekolah diberi kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah d. Pengelolaan ketenagaan Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen pengembangan, penghargaan dan sanksi, hubungan kerja hingga evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah dapat dilakukan oleh sekolah. e. Pengelolaan peralatan dan perlengkapanfasilitas Pengelolaan fasilitas mulai dari pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan hingga pengembangan dilakukan oleh sekolah. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutakhirannya. f. Pengelolaan keuangan 16 Heriyanto, Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Muru Pendidikan, Jakarta : Tesis, 2008 h.26 Pengelolan keuangan sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini didasari bahwa sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehingga desentralisasi penggunaan keuangan sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah. g. Pelayanan siswa Pelayanan siswa dimulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan dan pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan ke pendidikan berikutnya, atau dunai kerja sampai pengelolaan alumni. h. Hubungan sekolah dan masyarakat Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan dan dukungan masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. i. Pengelolaan iklim sekolah Iklim sekolah baik fisik maupun non fisik yang kondusif dan akademik, merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatan yang berpusat kepada siswa. Hal ini merupakan bagian dari iklim sekolah yang harus menjadi lebih intensif ditingkatkan.

9. Hambatan Implementasi MBS

Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi pihak-pihak berkepentingan dalam penerapan MBS adalah sebagai berikut 17 : a. Tidak berminat untuk terlibat. Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain pekerjaannya sekarang. Mereka tidak ingin ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya akan menambah beban saja. Tidak semua guru akan berminat dalam proses penyusunan anggaran atau tidak ingin menyediakan waktunya untuk urusan tersebut. 17 Heriyanto, Manajemen Berbasis Sekolah dalam Peningkatan Muru Pendidikan, Jakarta : Tesis, 2008 h.35

Dokumen yang terkait

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Negeri 8 Malang)

0 4 1

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO

1 13 20

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMP AL HIKMAH KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

0 4 90

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI 1 BOYOLALI Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di Sd Negeri 1 Boyolali Tahun Ajar 2016/ 2017.

0 1 19

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI 1 BOYOLALI Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di Sd Negeri 1 Boyolali Tahun Ajar 2016/ 2017.

0 3 15

EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH EFEKTIFITAS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 BLORA TAHUN 2015.

0 4 16

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SMP Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri.

0 3 12

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SMP Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri.

0 4 18

PERSEPSI GURU TENTANG MANAJEMEN SEKOLAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA SMA AL ISLAM DI SURAKARTA.

0 0 7

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 MAGELANG.

0 8 141