BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang
memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan. Kemampuan manajemen diperlukan juga untuk
menjaga keseimbangan tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumen dan jasa informasi perlu ditangani secara profesional dengan mengikuti kaedah dan standar
yang profesional pula. Untuk itu, perlu dikelola dengan pendekatan sistem manajemen jaminan mutu dan selalu diukur dan dievaluasi secara berkala menurut
standar tertentu. Powell 2006 : 102 memaparkan sedikitnya 10 alasan kuat untuk melakukan
penelitian evaluasi yaitu selain untuk mendukung proses pengambilan keputusan di sebuah organisasi, penelitian evaluasi seringkali juga didorong oleh keinginan
menghindari pengulangan kesalahan yang pernah dibuat, dan untuk meningkatkan citra dikalangan pengguna.
Untuk melihat apakah tujuan perpustakaan sudah tercapai dan bagaimana kualitas yang telah dikembangkan tersebut sudah memenuhi standar, maka perlu
diadakan suatu analisis dan evaluasi. Evaluasi terhadap perpustakaan selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu, sebab semua aspek perkembangan perpustakaan
dipengaruhi oleh hasil evaluasi. Untuk dapat menghasilkan evaluasi yang baik, sasaran yang akan dicapai harus diketahui.
Agar keseluruhan aspek tersebut terwujud dan terjamin mutunya serta dapat diketahui perkembangannya perlu dilakukan kontrol yang baik dan teratur menurut
salah satu sistem yang dipilih. Dalam hal ini alat pengukuran kinerja yang dipilih adalah standar ISO 11620. Dengan adanya pemanfaatan standar ini sebagai metode
pengukuran kinerja perpustakaan diharapkan dapat menghasilkan kondisi pelayanan prima dan meningkatkan status perpustakaan. Disamping itu juga, dapat
Universitas Sumatera Utara
menciptakan tertib manajemen dan memudahkan kontrol apabila ada penyimpangan dalam penyelenggaraan perpustakaan.
Standar Internasional ISO 11620 mengenai indikator kinerja perpustakaan yang resmi diterbitkan pada tahun 1998 International Organization for
Standardization 1998 tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja semua jenis perpustakaan di semua negara. Pengukuran indikator kinerja perpustakaan
dimaksudkan untuk membandingkan kinerja suatu perpustakaan dari waktu ke waktu, atau dengan alasan yang sangat kuat dapat juga digunakan untuk
membandingkan kinerja perpustakaan yang satu dengan yang lain dengan mempertimbangkan perbedaan misi perpustakaan dan dengan indikator yang
digunakan. Kinerja perpustakaan didefinisikan sebagai efektivitas jasa yang disediakan
oleh perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan dan digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Adapun indikator kinerja adalah pernyataan numerik,
simbol atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan. Dalam ISO
11620-1998, terdapat 5 aspek kegiatan dan menggunakan 23 indikator. Indikator yang termuat dalam ISO 11620-1998 adalah standar minimal tanpa
menutup kemungkinan penambahan indikator baru oleh tim yang ditunjuk untuk melengkapi indikator yang sudah ada. Sementara ini, aspek pendidikan pemakai,
promosi, ketersediaan dan penggunaan sumber daya manusia belum tersedia indikatornya. Mengingat begitu bervariasinya perpustakaan yang ada, maka tidak
semua indikator yang disusun cocok untuk semua perpustakaan. Untuk memilih indikator yang akan digunakan, perpustakaan dapat berkonsultasi dengan pihak lain,
seperti: lembaga induk, instansi terkait, pemakai dan lain-lain. Perpustakaan sebagai unit pemberi jasa atau layanan selalu menaruh
perhatian pada pengukuran kinerja dalam memenuhi kebutuhan para pengguna, dan meyakinkan diri bahwa berbagai sumber daya yang dipilih bermanfaat bagi
konsumen. Akhir-akhir ini minat untuk pengukuran kinerja semakin menguat. Hal itu sebagian disebabkan oleh tekanan untuk lebih memanfaatkan sumber daya
dengan lebih efisien, bersamaan dengan perhatian pada pemenuhan kebutuhan pengguna dengan lebih efektif. Disamping itu juga adanya tekanan dari pihak
Universitas Sumatera Utara
penyandang dana untuk memanfaatkan dana secara optimal, pada waktu yang sama pengguna dari jasa-jasa perpustakaan semakin tinggi tuntutannya.
Manfaat pengukuran mutu bisa diringkas dalam lima butir sebagai berikut: Wallace, 2001 : 33
1. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkannya menjadi pelayanan yang prima kepada
pelanggan. 2. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan standart kinerja dan standart
prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan mereka menuju mutu yang semakin baik dan kepuasan pelanggan yang meningkat.
3. Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang
memberi pelayanan. 4. Pengukuran memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya.Informasi ini juga bisa datang langsung dari pelanggan.
5. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Manfaat utama dari program pengukuran adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan objektif. Dengan hasil pengukuran orang bisa melihat
bagaimana mereka melakukan pekerjaannya, membandingkannya dengan standart kinerja, dan memutuskan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan
berdasarkan pengukuran tersebut. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya
dilakukan evaluasi kinerja layanan perpustakaan. Perpustakaan USU memiliki indikator tersendiri untuk mengevaluasi kinerja layanan perpustakaan. Namun,
sampai saat ini pengukuran kinerja layanan perpustakaan menggunakan standar ISO 11620 belum pernah dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa untuk dapat hasil dan kondisi yang prima pada perpustakaan maka perlu dilakukan pengukuran kinerja,
sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Dalam hal ini alat yang digunakan yaitu menggunakan standar ISO 11620. Untuk mengetahui lebih
jauh tentang hal tersebut penulis berkeinginan untuk meneliti bagaimanakah kinerja layanan perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan penjelasan tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian
ini adalah “EVALUASI KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN STANDAR ISO
11620”.
1.2 Rumusan Masalah