Hubungan PT. PLN Persero Cabang Medan dengan Konsumen

Liza Fauzia : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009 mutasikoreksi data pelanggan yang seharusnya, maka tindakan yang dilakukan adalah: a mengulang atau memutasikan pelanggan tersebut Fungsi Pengolahan Data, b mengkoreksi rekening listrik bulan ini sesuai dengan mutasikoreksi data pelanggan yang seharusnya. 17. Pelayanan Pembayaran Dimuka Rekening Listrik Yang dimaksud dengan Pelayanan Pembayaran Dimuka Rekening Listrik adalah pembayaran penggunaan tenaga listrik rekening listrik yang belum dibukukan sebagai penjualan tenaga listrik atau atas pemakaian Tenaga Listrik yang belum dipergunakan. 18. Pencatatan Data Pelanggan Yang dimaksud dengan Pencatatan Data Pelanggan adalah pencatatan terhadap setiap terjadi penambahan pelanggan baru dan perubahan data pelanggan. Perubahan-perubahan dicatat pada Kartu Pelanggan Tarif Tunggal Tanpa KVArh atau Kartu Pelanggan Tarif Ganda dan Tunggal dengan KVArh. 19. Nomor Pelangga n Yang dimaksud dengan Nomor Pelanggan adalah nomor yang diberikan kepada setiap pelanggan yang merupakan identitas pelanggan sebagai akibat penyambungan baru tenaga listrik. Nomor pelanggan ini tidak menunjukkan jumlah pelanggan sebagai akibat penyambungan baru tenaga listrik.

D. Hubungan PT. PLN Persero Cabang Medan dengan Konsumen

Dalam Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi menurut Tata Usaha Pelanggan TUL 1994, Pelanggan didefinisikan sebagai Pemakai Tenaga Listrik Liza Fauzia : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009 PLN dengan landasan hak yang sah atau dengan kata lain pemakai tenaga listrik tanpa alas hak yang sah bukan merupakan Pelanggan dan oleh karena itu TUL 1994 hanya mengatur hubungan PLN dengan pelanggan. Hubungan hukum antara PLN dengan pelanggan didasarkan pada suatu alas hak yang disebut perjanjian jual beli tenaga listrik yang sepenuhnya tunduk pada hukum perjanjian sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang antara lain menyebutkan bahwa Perjanjian merupakan undang-undang bagi para pihak yang membuatnya Pasal BW. Hubungan antara PLN dengan Pelanggan didasarkan pada hubungan perdata tersebut membawa konsekuensi sebagai berikut: 1. PLN hanya berwenang mengambil tindakan secara langsung terhadap pelanggan berdasarkan ketentuan dalam jual beli tenaga listrik sedangkan terhadap non pelanggan PLN tidak dapat mengambil tindakan secara langsung misalnya mengenakan tagihan susulan terhadap non pelanggan. 2. Hubungan antara PLN dengan orang atau badan hukum yang menjadi pihak dalam Perjanjian jual beli tersebut. Kegiatan yang sudah, sedang, dan akan dilakukan PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan adalah penjualan tenagaarus listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan. Kegiatan ini dimulai dari PLN pembangkit yang merupakan sektor dari perusahaan yang menghasilkan arus listrik melalui pembangkit. Arus listrik ini Liza Fauzia : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009 kemudian disalurkan ke PLN Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban Sumatera P3BS. Pada PLN P3BS ini arus listrik pertama sekali disalurkan ke Unit Pengatur Beban UPB yakni ke transmisi. Kemudian arus akan disalurkan ke Unit Pelayanan Transmisi UPT yaitu ke Gardu Induk GI. Unit Pelayanan Transmisi ini akan dibagi ke dalam beberapa Penyulang dari daerah yang bersangkutan. Dari PLN P3BS arus kemudian disalurkan ke wilayah Sumatera Utara melalui Gardu Induk ke Jaringan Tegangan Menengah JTM atau disebut juga Penyulang seperti yang terdapat pada UPT . Antara GI dan JTM terdapat KWh batas yang bertujuan untuk membatasi arus listrik yang akan didistribusikan. Dari JTM arus listrik dialirkan ke Jaringan Tegangan Rendah JTR yang kemudian akan didistribusikan ke Sambungan Rumah SR. PLN Wilayah Sumatera Utara akan menyalurkan arus listrik tersebut ke PLN Wilayah Sumatera Utara. Proses penjualan arus listrik ini diawali dengan adanya alat ukur pemakaian arus listrik yang biasa disebut KWh Meter bangunan atau rumah yang menggunakan arus listrik. Pada KWh Meter ini akan terdapat Stand Awal dan Stand Akhir yang selisih antara keduanya adalah yang disebut dengan jumlah pemakaian yakni dalam satuan KWh. Jumlah pemakaian ini akan dikalikan dengan tarif per Kw yang tarif akan ditentukan berdasarkan lokasi pemakai arus listrik. Liza Fauzia : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik Pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB III HAK-HAK KONSUMEN DALAM HUKUM POSITIF