Semua hasil usaha dan kegigihan Dam bukan hanya untuk dinikmatinya sendiri, itu membuktikan bahwa Dam berusaha bukan untuk mewujudkan
obsesinya saja, tetapi ia gigih bekerja dan membantu orang lain untuk Ibunya.
4.6 Sederhana Mencari Nama
Salah satu perangai kegila-gilaan di zaman ini, ialah mencari nama dan kemasyuran. Misalnya seseorang mengeluarkan uang untuk sumbangan maka
disorakkan sampai membumbung ke langit bahwa ia telah menyumbang, atau pemimpin yang mengumandangkan kepada rakyat bahwa dialah pemimpin sejati,
juga menonjolkan dirinya karena tittle dan lulusannya, namun berbeda dengan sosok Ayah, ia merupakan pribadi yang sederhana dalam mencari nama karena
meskipun ia adalah lulusan sekolah hukum ternama di Eropa ia tidak mengumandangkannya ke semua orang untuk memasyhurkan namanya. Bahkan
Ayah berteman dan mengenal begitu dekat dengan sosok sang Kapten yang merupakan bintang dunia, namun ia menyembunyikan hal itu dan tidak
membeberkannya kepada orang lain kecuali kepada anaknya, Dam. Dapat dilihat dalam kutipan berikut:
”Mulutku membuka separuh, ternganga.Sungguh? Ayah tidak bergurau, bukan? Baru tadi siang teman-temanku sibuk
pamer poster keren sang Kapten, kaus sang Kapten, syal klub, dan topi klub. Bahkan Jarjit, yang orangtuanya kaya
raya, memperlihatkan bola yang ditandatangani sendiri sang Kapten waktu ia sekeluarga pelesir ke luar negeri menonton
langsung. Sombong sekali Jarjit memamerkannya, lantas bilang, ”Dan kau, Pengecut, mana koleksi kau? Atau jangan-
jangan ayah kau yang miskin itu bahkan tidak mampu membelikan kartu bergambar.” Liye, 2011:15
”Sekarang, apa aku tidak salah dengar? Ayah bilang dia mengenal langsung sang Kapten? Ini jelas beribu kali lebih
keren dibanding bola Jarjit.” Liye, 2011:15
Karena kesederhanaannya, Ayah tidak sibuk membesarkan namanya setelah semua yang ia lakukan kepada sang Kapten. Ayah tidak menganggap
bahwa apa yang ia lakukan sudah besar, sehingga ayah menyembunyikan diri dari sang Kapten padahal sang Kapten merasa bahwa Ayah adalah orang yang sangat
berjasa dan berarti bagi sang Kapten. Berikut kutipannya: ”Senang akhirnya bisa bertemu dengan keluarga kau,
Dam.Satu-satunya penyesalanku adalah aku tidak pernah tahu di mana ayah kau tinggal. Dia raib begitu saja setelah
lulus sekolah masternya. Aku bertahun-tahun menyuruh agen ku mencari tahu. Saat tur ke kota kau tiga puluh tahun silam,
aku berharap ayah kau menyapa, ternyata tidak. Aku bertanya ke panitia pertandingan, tidak ada yang
tahu.Untunglah keponakanku yang pemalas ini ikut mencari.Dia berhasil mendapatkan nomor telepon ayah kau
beberapa bulan lalu, dan pernah menghubungi ayah kau.Kami merencanakan datang saat libur musim
kompetisi.Lihat, aku datang amat terlambat. Ayah kau sudah pergi.” Liye, 2011:298
Kutipan tersebut di atas membuktikan bahwa ayah adalah pribadi yang begitu sederhana dalam mencari nama. Ia tidak memamerkan kepada khalayak
umum jika ia pernah membantu sang Kapten yang sudah berhasil dan menjadi bintang dunia. Dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini:
”Jarjit yang dulu bangga sekali punya bola bertanda tangan itu mengacungkan jempol, tersenyum.Sang Kapten sudah
memelukku erat-erat.”Aku turut berdukacita, Dam.Ayah Kau adalah segalanya bagi kapten tua ini. Ayah kau terlalu
sederhana untuk mengakuinya.” Liye, 2011:298
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesederhanaan bukan berarti melambangkan orang yang serba kekurangan. Sikap sederhana tidak akan
membuat darajat seseorang menjadi rendah, tetapi ia akan dihormati dan dihargai. Dengan kepribadian Ayah yang begitu sederhana keluarga mereka menjadi
keluarga yang terhormat.Berikut kutipannya: ”Sampaikan salamku padanya, Dam. Aku senang sekali saat tahu putra ayah kau yang datang makan malam
bersama kami.Ini kehormatan.” Liye, 2011:251
BAB V KESEDERHANAAN AYAH DAN DAM DITINJAU DARI SUDUT