3.1.4. Fundamentalis Islam Sebagai Reaksi Atas Imperialisme
Tidak ada sesuatu yang sempurna, termasuk imperialisme sekaligus hegemoni yang ada di dalamnya. Ketersumbatan kaum terjajah dalam mengakses hak-hak hidup sebagai
individu dan sosial menyebabkan beberapa dari mereka berfikir tentang kebebasan. Sedangkan catatan kegemilangan Islam memunculkan romantisme sejarah tersendiri bagi
umat Islam. Romantisme tersebut memberikan energi perlawanan terhadap penjajah yang notabennya orang-orang non-Muslim.
Dalam konteks ini Islam sebagai agama menuntut sebuah pencarian atau legalitas dengan asumsi bahwa setiap aksi, sistem, atau negara harus berdiri diatas konsepsi atau
gagasan sebagai landasan dasarnya. Hal ini jelas tidak diijinkan oleh kaum imperialis. Seperti juga negara kapitalis yang berasaskan kebebasan dan negara-negara yang berhaluan sosialis
melandaskan atas konsep “keadilan sosial”. Negara Islam yang di idami-idamkan, juga harus berdiri diatas legalitas Islamnya. Disinilah fundamentalisme Islam dalam salah satu
makannya berupaya memformulasikan legalitas ini. Kemudian merealisasikannya di tengah kepungan kepentingan imperialis dan ideologi-ideologi lainnya
32
.
Dari beberapa kalimat paragraf diatas jelas bahwa fundamentalis Islam tidaklah identik dengan konservatif, terbelakang dan menentang peradaban modern seluruhnya.
Fundamentalis juga tidak bisa dituduh selalu menggunakan cara-cara anarkis dan machievalis dalam pencapaian tujuannnya. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa kebanyakan dari doktrin
perjuangannya bersandar pada nilai-nilai Islam yang Pro dalam pembangunan kesadaran berbangsa, membangun kesadaran berpolitik, melestarikan budaya arab, menyerukan
kebersihan dan bahkan beberapa pemikir yang dianggap fundamentalis seperti Al-
32 Hassan Hanafi. Aku Bagian Dari Fundamentalisme Islam, Yogyakarta : Islamika, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Afghani,Rasyid Ridho, Al-Kawakibi, dll menulis tentang toleransi dan saling bekerjasama, serta menyerukan persaudraaan dan cinta kasih. Sehingga fundamentalis Islam dalam
perspektif umum yang kini di amini, lebih merupakan istilah yang diciptakan barat dalam mendeskriditkan gerakan-gerakan Islam yang notabennya berusaha menuntut haknya sendiri.
3.1.5. Oksidentalisme Melawan Neo-Imperialism