3.1.1.1. Turas Dan Tajdid Dan Penyatuan Ilmu Ilmu
Turas adalah segala sesatu yang sampai kepada kita dari masa lalu dalam peradaban yang dominant, sehingga merupakan masalah yang diwarisi sekaligus mesalah penerima yang
hadir dalam berbagai tingkatan. Turas merupakan titik awal sebagai tangungjawab kebudayaan dan bangsa. Tajdid adalah penafsiran ulang atas turas sesauai dengan kebutuhan
kebutuhan zaman, karena yang lama mendahului yang baru. Turas adalah perantara sedangkan tajdid adalah tujuan.
Jadi turas dan tajdid berusaha menegakan persoalan persoalan perubahan sosial scara alamiah dan dalam kerangka sejarah, yang dimulai dengan asas dan syarat sebelum yang di
bangun dan di syariati. Turas dan tajdid mencerminkan proses peradaban yaitu pengungkapan sejarah, sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tuntunan revolusioner dalam
kesadaran kontemporer kita. Walaupun turas telah memberi kita empat ilmu rasional yang luar biasa yaitu kalam,
filsafat, tasawuf dan ushul fiqih, hanya saja tujuan akhir turas dan tajdid adalah penyatuan ilmu ilmu dalam satu ilmu yang sinonim dengan peradaban itu sendiri. Sebab semua ilmu itu
berusaha untuk memahami dan merubah wahyu menjadi teori seperti ada dalam kalam dan filsafat.
Penyatuan ilmu-ilmu merupakan peresolan yang mungkin, karena setiap ilmu menunjuk kepada ilmu-ilmu lain dengan komparasi dan seringkali dengan falsifikasi dan
kritik. Dalam ilmu kalam misalnya terdapat kritik aras filsafat, khusunya menganai hal hal yang berkaitan dengan falak-falak, makna makna akal akal. Kadang kadang sebagian kajian
fiqih dan ushul fiqih tercakup dalam satu poin bersama dalam kajian kajian bahasa, qiyas dan ijtihad.
Universitas Sumatera Utara
Penyatuan ilmu-ilmu merupakan suatu yang mungkin dengan cara mengambil semua yang diberikan oleh ilmu ilmu tradisional dan apa yang memnuhi tuntutan tuntutan zaman.
Misalnya pengukuhan kebebsana dalam ilmu tauhid akal, amal dan musyawarah. Jika turas telah memberi kita ilmu ilmu rasional, yang mengeksprsikan puncak
tertinggi pencapainnya yaitu rasionalisasi nash dan analisi wahyu jika tajdid dengan kemampuannya merubah ilmu ilmu trasisional ini menjadi ilmi ilmu kemanusiaan, maka
zaman sekarang ingin mealangkah jauh lebih maju yaitu merubah ilmu ilmu kemanusiaan sebagai warisan ilmu ilmu tradisional menajdi idiologi. Itulah tujuan tertinggi turas dan
tajdid.
Dalam Al-Yasar al-Islami Kiri Islam tersebut, Hassan Hanafi mendiskusikan bebarapa isu penting berkaitan dengan kebangkitan Islam. Secara singkat dapat dikatakan,
Kiri Islam bertopang pada tiga pilar dalam rangka mewujudkan kebangkitan Islam, revolusi Islam revolusi Tauhid dan kesatuan umat. Pilar pertama adalah revitalisasi khazanah Islam
klasik. Hassan Hanafi menekankan perlunya rasionalisme untuk merevitalisasi khazanah Islam. Rasionalisme merupakan keniscayaan bagi kemajuan dan kesejahteraan Muslim,
disamping untuk memecahkan situasi kekinian di dalam dunia Islam. Pilar kedua adalah perlunya menentang peradaban Barat. Ia memperingatkan pembacanya akan bahaya
imperialisme kultural Barat yang cenderung membasmi kebudayaan bangsa-bangsa yang, secara kesejarahan, kaya. Ia mengusulkan Oksidentalisme sebagai jawaban Orientalisme
dalam rangka mengakhiri mitos peradaban Barat. Pilar ketiga adalah analisis atas realitas dunia Islam. Untuk analisis ini, ia mengkritik metode tradisional yang bertumpu pada teks
nash, dan mengusulkan suatu metode tertentu, agar realitas dunia Islam dapat berbicara bagi dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hassan Hanafi, dunia Islam sedang menghadapi tiga ancaman, yaitu imperialisme, zionisme dan kapitalisme dari luar serta kemiskinan, ketertindasan dan
keterbelakangan dari dalam. Kiri Islam berfokus pada problem-problem era ini.
3.1.2. Revitalisasi Khazanah Islam Klasik