Gaya Kepemimpinan Landasan Teori 1. Motivasi

14 bahwa kebutuhan manusia itu juga berjenjang tetapi karena kondisi tertentu kebutuhan seseorang tersebut dapat naik ataupun turun dari anak tangga yang satu menuju anak tangga yang lain. Berdasarkan berbagai teori tentang motivasi diatas, maka penulis mencoba untuk mengkaji dan menganalisis motivasi kerja yang ada di lingkungan karyawan PT. CIPTALIFT SEJAHTERA dengan menggunakan teori Herzberg, yaitu bahwa intrinsic factors merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu antara lain keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, pengakuan, tanggung jawab, wewenang, dan perkembangan.

2. Gaya Kepemimpinan

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan dalam mengerjakan sebagian pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimipin adalah seorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya Hasibuan dalam Irawan. et, al. 2000. Pemimipin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial Martoyo dalam Irawan. et, al. 2000. Kepimpinan adalah cara pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Robbins dan Coulter, 2002. Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang memang diinginkan bersama Irawan. et, al. 15 2000. Leadership is the process of directing the behavior of others toward the accomplishment of some objective yang berarti sebuah proses mengarahkan perilaku orang lain dalam menyelesaikan beberapa tugas Certo, 2003. Leadership is the process of inspiring others to work hard to accomplish important tasks yang berarti kepemimpinan adalah sebuah proses dalam menginspirasi orang lain untuk bekerja keras dengan tujuan menyelesaikan tugas-tugas penting Schemerhorn, 2002. Leadership is generally defined as influencing others to work willingly toward achieving objectives, yang berarti kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai mempengaruhi orang lain untuk bekerja sukarela untuk mencapai tujuan Dessler, 2002. Leadership is the process of influencing others to achieve group or organizational goals, yang berarti kepemimpinan merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi Williams, 2009. Hasil studi Tannenbaum dan Schmid menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh Kadarman, et.al. 1996: a. Diri Pemimpin. Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya. 16 b. Ciri Atasan. Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer. c. Ciri Bawahan. Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula cara manajer menentukan gaya kepemimpinannya. d. Persyaratan Tugas. Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer. e. Iklim Organisasi dan Kebijakan. Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer. f. Perilaku dan Harapan Rekan. Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer. Pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional Handoko, 2003. Pendekatan kesifatan menemukan bahwa pemimpin cenderung lebih tinggi, mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diri daripada yang lain dan mempunyai kebutuhan 17 akan kekuasaan yang lebih besar. Pendekatan perilaku menunjukkan bahwa perilaku-perilaku kepemimpinan yang sesuai dalam suatu situasi tidak perlu harus cocok dalam situasi lain. Pendekatan perilaku lebih memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas dan fungsi pemeliharaan kelompok dan gaya kepemimpinan gaya dengan orientasi tugas dan gaya dengan orientasi karyawan. Pendekatan situasional menggambarkan bahwa gaya yang digunakan bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya. Pendekatan tersebut menempuh cara-cara, yaitu membangun komunikasi dua arah dan menciptakan suasana yang menyenangkan, serta suasana yang dapat menyebabkan pemimpin dapat menyesuaikan diri dengan yang dipimpinnya, disamping itu pemimpin dapat memanfaatkan hubungan yang harmonis tersebut sebagai media menyampaikan gagasannya atau ide yang perlu mendapat dukungan dari yang dipimpinnya. Dari kedua pendekatan tersebut lahirlah berbagai ragam gaya kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya atau orang yang dipimpinnya, antara lain: gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan laissez faire, hal ini sesuai dengan pendapat Sugandha, yang membagi tiga gaya kepemimpinan yang umum yaitu: 18 a. Gaya Otokratik Dikatakan bahwa pemimpin yang otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang negatif, dimana ditandai dengan ciri perilaku pemimpin yang keras terhadap bawahannya, berorientasi pada pelaksanaan tugas ke arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemimpin tersebut, dan menentukan standar bagaimana bawahan melakukan tugas, penyelesaian tugas tanpa mengaitkan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan bawahan, mengabaikan peranan bawahan dalam mengambil keputusan, bawahan dituntut hanya melaksanakan saja, selalu menuntut ketaatan bawahannya, bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi. b. Gaya Kepemimpinan demokratis Ditandai dengan ciri keikut sertaan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, adanya aktivitas diskusi antar pemimpin dan bawahan, pimpinan memberi berbagai alternatif yang dapat dipilih, para anggota kelompok bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan pembagian tugas ada ditangan kelompok tidak mutlak ada pada pimpinan, pimpinan bersifat objektif dalam pujian dan keritik dan memberi kesempatan pada bawahan untuk berinisiatif dan mengemukakan ide-idenya. c. Gaya Laissez Faire Ditandai dengan adanya pandangan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena bawahan telah 19 mengetahui tugasnya, pimpinan ini cenderung pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut jalannya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus berjalan, prakarsa dalam menyusun struktur tugas bawahannya sangat minim, meletakkan tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya kepada bawahan, kepemimpinan ditandai adanya kebebasan. Dari konsep-konsep yang dikemukakan di atas, tampak adanya posisi peran serta tanggung jawab pemimpin. Pemimpin memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dalam aspek untuk mendinamisir organisasi, kemampuan kerja sama ataupun menciptakan kerjasama, memotivasi, mengadakan interaksi dan memberikan peran dan tugas kepada anggotanya. Ciri-ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah Davis dalam Reksohadiprojo dan Handoko, 1992: 1. Kecerdasan intelligence, penelitian-penelitian pada umumnya menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda. b. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas, pemimpin cenderung mempunyai emosi yang dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas. c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi, mereka bekerja lebih untuk nilai intristik. 20 d. Sikap-sikap hubungan manusiawi, seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikutnya mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada bawahan. beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu Stadgill dalam Suganda, 1991: a. Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah kepada peningkatan koordinasi. b. Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada meningkatnya saling pengertian, penyebaran informasi transmission of information c. Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada volume pekerjaan yang dilakukan. d. Fraternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin dan bagian dari kelompok. e. Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan dan penyesuaian daripada tugas. f. Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman. g. Innitation, yaitu tindakan-tindakan yang menghasilkan perubahan- perubahan pada organisasi. h. Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran- pemikiran seseorang atau anggota kelompok. 21 Pengukuran gaya kepemimpinan pada seseorang pada skala yang menunjukkan tingkat seseorang menguraikan secara menguntungkan atau merugikan rekan sekerjanya merupakan hal yang paling tidak disukai LPC, Least Preferred Co-worker Fiedler dalam Sunarcaya, 2008. Tiga macam situasi kepemimpinan atau variabel yang membantu menentukan gaya kepemimpinan yang akan efektif, yaitu Fiedler dalam Sunarcaya, 2008: a. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan leader-member relations maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan. Sikap bawahan terhadap kepribadian, watak, dan kecakapan atasan. b. Struktur tugas task structure maksudnya di dalam situasi kerja apakah tugas-tugas telah disusun kedalam suatu pola yang jelas atau sebaliknya. c. Kewibawaan kedudukan kepemimpinan leader’s position power maksudnya adalah kewibawaan formal pemimpin di mata bawahan. Dari teori Fiedler diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu hubungan antara pemimpin dengan bawahan, struktur tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut dan kewibawaan pimpinan. Berdasarkan teori-teori tentang gaya kepemimpinan, maka penulis menentukan teori yang paling sesuai dengan kondisi di PT. CIPTALIFT SEJAHTERA yaitu teori gaya kepemimpinan Fiedler. 22

3. Stres Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Konflik Terhadap Stres Kerja Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1 37 123

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS INDONESIA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 3 15

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 3 16

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 4 15

PENGARUH STRES KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA Pengaruh Stres Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan di Kantor PDAM Kabupaten Grobogan).

0 3 17

PENGARUH STRES KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA Pengaruh Stres Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan di Kantor PDAM Kabupaten Grobogan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Simpan Pinjam.

0 1 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 0 11