87
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini akan menyajikan hasil kesimpulan yang didapatkan dari berbagai proses uji coba yang telah dilakukan. Uraian kesimpulan hipotesis dari analisis
seperti yang disajikan pada bab sebelumnya, dan akan diberikan berupa implementasi masukan dan saran, serta informasi keterbatasan yang terjadi
dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, konflik kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Cipta Lift Sejahtera,
maka diperoleh skesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
3. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
4. Variabel stres kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan
5. Variabel konflik kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan
88
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian sebagai
berikut : 1. Bagi Perusahaan
a. Bagi perusahaan, motivasi sangat diandalkan untuk meningkatkan performance para karyawan yang dirasa kurang dalam kinerja.
Seorang karyawan apabila telah termotivasi, maka dalam bekerja akan memiliki keinginan untuk meningkatkan kinerjanya masing-masing.
Apabila seorang karyawan tidak termotivasi dalam bekerja maka kemalasan akan melanda yang dapat mengakibatkan timbulnya
kebosanan dalam suatu pekerjaan. CIPTALIFT SEJAHTERA dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi karyawan agar
kinerja masing-masing karyawan meningkat. Salah satunya dengan cara reward and punishment. Dengan cara itu karyawan akan merasa
tertarik untuk mendapatkan hadiah atau imbalan dan sebisa mungkin menghindari hukuman apabila melakukan sesuatu yang
tidak seharusnya. Cara tersebut dinilai efektif oleh banyak perusahaan
sehingga hampir
setiap perusahaan
menerapkannya untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Tetapi cara reward and punishment bukan satu-satunya cara untuk memotivasi karyawan. Masih banyak
cara-cara lain yang dinilai sukses untuk meningkatkan motivasi karyawan seperti meningkatkan upah, insentif, dan sebagainya.
89
b. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang baik harus mampu menjadikan para bawahan atau karyawan untuk patuh melaksanakan
apa yang diperintahkan oleh pemimpin tersebut. Berbagai macam gaya kepemimpinan yang diterapkan biasanya sesuai dengan karakter
pemimpin tersebut. Apabila karyawan tidak merasa cocok atau sesuai dengan gaya memimpin sang pemimpin maka karyawan biasanya
mengalami kemalasan dalam bekerja diakibatkan ketidaksukaan mereka terhadap gaya memimpin sang pimpinan. Pemimpin yang
bagus juga dinilai harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang baik pula terhadap bawahan. Apabila pemimpin salah dalam
memimpin atau mengarahkan pegawai, maka bisa diramalkan perusahaan yang dipimpin oleh pemimpin tersebut akan mengalami
masalah. Perilaku pemimpin juga sangat penting, karena apabila pemimpin melakukan suatu hal yang dianggap tidak tepat maka
bawahan akan menilainya sebagai tindakan yang boleh dilakukan. Terdapat banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi gaya
memimpin seorang pemimpin, seperti karakter, sifat, latar belakang, dan sebagainya. Pemimpin juga harus mampu mendominasi
bawahannya sehingga dapat menimbulkan rasa segan dan hormat kepada pemimpin. CIPTALIFT SEJAHTERA harus memiliki
pemimpin yang sesuai untuk tujuan yang diinginkan. c. Stres kerja merupakan sebuah penghalang yang dirasa sangat
mengganggu. Stres dapat disebabkan oleh ketegangan di dalam atau di
90
luar lingkungan
kerja. Penyebab-penyebab
tersebut dapat
mempengaruhi kinerja karena apabila sesorang yang dalam kondisi stres tersebut menjadi tidak fokus dalam bekerja. CIPTALIFT
SEJAHTERA mengantisipasi stres tersebut dengan memperbanyak dan memperlancar komunikasi dan itu merupakan tindakan yang
benar. Karena stres kerja dapat disebabkan oleh kurangnya komunikasi baik antar karyawan, antar pemimpin, atau antar
pemimpin dengan karyawan. Kurangnya komunikasi bukan satu- satunya penyebab stres kerja yang terjadi pada karyawan. Beban kerja
yang berlebih dapat juga memicu timbulnya stres kerja karena dalam mengerjakan pekerjaan karyawan butuh istirahat yang cukup dan
memadai untuk memulihkan tenaga dan pikirannya. Selain itu masih ada beberapa penyebab stres kerja seperti deadline yang terlalu dekat,
kemenduaan peran, iklim politik lingkungan yang tidak aman dan sebagainya.
d. Konflik kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh komunikasi, pribadi dan sebagainya. Konflik juga dapat terjadi karena persinggungan dua
atau lebih karyawan atau kelompok kerja yang sama-sama memiliki keinginan yang sama. Hal ini dapat CIPTALIFT SEJAHTERA
antisipasi dengan membagi pekerjaan yang jelas dan menjaga komunikasi dengan baik agar tercipta kerukunan antar departemen
91
2. Untuk penelitian mendatang a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain
motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja dan konflik kerja yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan CIPTALIFT
SEJAHTERA. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini ketiga variabel tersebut mampu menjelaskan korelasi sebesar 63,2 dan
determinasi sebesar 30,3 persen antara variabel independen motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, serta konflik kerja dengan
variabel dependen kinerja karyawan. Penelitian ini belum memasukkan variabel atas aspek lain dengan korelasi sebesar 36,8
dan determinasi 69,7 yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.
b. Perlu dilakukan penelitian pada studi kasus yang berbeda dengan perusahaan yang berbeda karena setiap perusahaan berbeda pula
masing-masing karyawan yang menjadi responden dari penelitian. Perlu dilakukan pula penelitian terhadap variabel-variabel lain yang
mempengaruhi kinerja selain motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja. Hal ini dapat dijadikan pembanding dan
lanjutan dari penelitian ini. c. Perlu mencari populasi yang lebih banyak dari penelitian ini karena
akan mempengaruhi hasil penelitian dan akan lebih spesifik serta akurat data yang dihasilkan. Serta perlu dilakukan penelitian lebih
92
mendalam karena di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
C. Keterbatasan Penelitian