Analisis Data ANALISIS DAN PEMBAHASAN

70 2. Pendidikan terakhir Dalam mengelompokkan responden berdasarkan tingkat pendidikan, peneliti mengelompokkan berbagai macam tingkat pendidikan seperti yang terdapat dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber: data primer yang telah diolah Dari data yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan sekolah dasar sebanyak 1 orang, responden dengan pendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 1 orang, responden dengan pendidikan sekolah menengah atas sebanyak 8 orang, dan responden dengan pendidikan sarjana sebanyak 20 orang.

C. Analisis Data

1. Uji Validitas Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh 30 responden. Adapun kriteria yang Tingkat pendidikan Jumlah Sd 1 SMP 1 SMA 8 Sarjana 20 71 digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tingkat kepercayaan = 95 α= 5 , b. Jumlah Responden sebanyak 30 orang, c. Dibandingkan dengan nilai r = 0,3 Sugiyono, 2009. Berikut adalah hasil uji validitas: Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Indikator r-hitung Keterangan Motivasi X1.1 0,372 Valid X1.2 0,606 Valid X1.3 0,779 Valid X1.4 0,381 Valid X1.5 0,314 Valid X1.6 0,352 Valid Gaya Kepemimpinan X2.1 0,719 Valid X2.2 0,943 Valid X2.3 0,816 Valid X2.4 0,750 Valid X2.5 0,928 Valid X2.6 0,882 Valid 72 Indikator r-hitung Keterangan Stres Kerja X3.1 0,728 Valid X3.2 0,798 Valid X3.3 0,500 Valid X3.4 0,460 Valid X3.5 0,562 Valid Konflik Kerja X4.1 0,924 Valid X4.2 0,941 Valid X4.3 0,914 Valid X4.4 0,846 Valid X4.5 0,932 Valid X4.6 0,589 Valid Kinerja Y1.1 0,606 Valid Y1.2 0,579 Valid Y1.3 0,367 Valid Y1.4 0,586 Valid Y1.5 0,371 Valid Y1.6 0,058 Tidak Valid Y1.7 0,399 Valid 73 Sumber: Data primer yang telah diolah Dari hasil uji validitas diatas didapatkan bahwa dari semua item pertanyaan dalam kuesioner, terdapat beberapa pertanyaan yang tidak valid, yaitu sebanyak 1 pertanyaan. Karena tidak melewati batas nilai r sebesar 0,3. Sugiyono, 2009 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejalakejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu IBM SPSS 19 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Ghozali, 2005. 74 Tabel 4.4 Hasil uji Reliabilitas Sumber: data primer yang telah diolah Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel, sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel. Untuk dapat menentukan apakah Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items 0,696 30 Nilai Standar Cronbachs Alpha Keterangan 0,6 0,696 Reliabel 75 terdapat multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dan tolerance serta menganalisis matrix korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: data yang telah diolah Pada tabel tersebut terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10,00 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 1,00 yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95. b. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian grafik P-Plot untuk pengujian residual model regresi yang tampak pada gambar berikut : Variable Tolerance VIF Motivasi 0,938 1,066 Gaya Kepemimpinan 0,932 1,073 Stres Kerja 0,994 1,006 Konflik Kerja 0,907 1,103 76 Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot dan Histogram Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y 77 sesungguhnya yang telah di-standardiized. Uji heteroskedastisitas menghasilkan grafik pola penyebaran titik scatterplot seperti tampak pada Gambar berikut : Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber: data primer yang telah diolah Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik- titik tidak membentuk pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Dwi Priyatno, 2010 78 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi e. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0,496 0,246 0,126 1,803 1,979 a. Predictors: Constant, totalx4, totalx3, totalx2, totalx1 b. Dependent Variable: totaly1 sumber: data primer yang telah diolah Hasil pengujian autokorealasi menunjukkan nilai durbin Watson sebesar 1,979. Dilihat dari aturan gejala autokorelasi Sunyoto 2008, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Dengan demikian, asumsi-asumsi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dalam model regresi dapat dipenuhi dari model ini. 79 komputer IBM SPSS versi 19. Ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Regresi Berganda Sumber: data primer yang telah diolah Dari hasil tersebut apabila ditulis dalam bentuk standardized dari persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Keterangan: Y = Kinerja X1 = Motivasi X2 = Gaya Kepemimpinan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 14,562 3,777 3,856 0,001 totalx1 0,357 0,126 0,466 2,826 0,009 0,855 1,170 totalx2 0,221 0,102 0,348 2,159 0,041 0,893 1,119 totalx3 -0,140 0,084 -0,257 - 1,656 0,110 0,962 1,040 totalx4 0,062 0,074 0,136 0,836 0,411 0,873 1,146 a. Dependent Variable: totaly1 Y = 14,562 + 0, 357X1 + 0,221X2 - 0,140X3 + 0.062X4 80 X3 = Stres Kerja X4 = Konflik Kerja 4. Analisis Koefisien Korelasi R Tabel 4.8 Hasil Koefisien Korelasi Koefisien korelasi R untuk menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisien korelasi adalah antara nol dan satu. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 19 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi R yang diperoleh sebesar 0,496. Hal ini berarti antara variabel independen dengan variabel dependen memiliki hubungan yang kuat, yaitu sebesar 49,6. 5. Analisis Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Hasil perhitungan Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0,496 0,246 0,126 1,803 1,979 a. Predictors: Constant, totalx4, totalx3, totalx2, totalx1 b. Dependent Variable: totaly1 sumber: data yang telah diolah 81 dengan menggunakan program SPSS versi 19 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi adjusted R 2 yang diperoleh sebesar 0,246. Hal ini berarti 24,6 kinerja dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja, sedangkan sisanya yaitu 75,4 kinerja dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 6. Uji goodness of fit a. Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja secara individual dalam menerangkan variabel dependen kinerja. Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel, dengan membandingkan dengan t tabel = 2.04841 dan signifikan 0,05. 1. Motivasi H : tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel motivasi terhadap kinerja. H a1 : terdapat pengaruh secara parsial antara variabel motivasi terhadap kinerja Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X 1 motivasi diperoleh nilai t hitung = 2,826 dengan tingkat signifikansi 0,009. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada 82 di bawah taraf 5, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, maka hipotesis pertama diterima. Berarti secara parsial, motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja. 2. Gaya Kepemimpinan H : tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja H a2 : terdapat pengaruh secara parsial antara variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X 2 gaya kepemimpinan diperoleh nilai t hitung = 2,159 dengan tingkat signifikansi 0,041. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada tepat di taraf 5, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, maka hipotesis kedua diterima. Berarti gaya kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja. 3. Stres Kerja H : tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel stres kerja terhadap kinerja H a3 : terdapat pengaruh secara parsial antara variabel stres kerja terhadap kinerja 83 Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X 3 stres kerja diperoleh nilai t hitung = -1,656 dengan tingkat signifikansi 0,110. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di atas taraf 5, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga ditolak. Maka disimpulkan bahwa stres kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja. 4. Konflik Kerja H o : tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel konflik kerja terhadap kinerja H a1 : terdapat pengaruh pengaruh signifikan secara parsial antara variabel konflik kerja terhadap kinerja Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X 4 konflik kerja diperoleh nilai t hitung = 0,836 dengan tingkat signifikansi 0,411. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut berada di atas taraf 5, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga ditolak. Maka disimpulkan bahwa konflik kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja. 84 b. Uji F Hasil perhitungan parameter model regresi secara bersama- sama diperoleh pada Tabel berikut ini: Tabel 4.9 Tabel Anova Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan bersama-sama. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel, dimana hasilnya dengan membandingkan dengan F tabel = 2,76 dan signifikan 0,05. Dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu: ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 45,280 4 11,320 4,522 ,007 a Residual 62,587 25 2,503 Total 107,867 29 a. Predictors: Constant, totalx4, totalx3, totalx2, totalx1 b. Dependent Variable: totaly1 sumber: data primer yang telah diolah 85 H : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan. H a : terdapat pengaruh signifikan antara variabel motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan. Dari hasil pengujian antara pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F, diperoleh hasil Ha diterima, dengan hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 4,522 lebih besar dari F tabel = 2,76, dan dengan signifikansi sebesar 0,007 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama motivasi, gaya kepemimpinan, stres kerja, dan konflik kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. CIPTALIFT SEJAHTERA. Dari keseluruhan hasil regresi linear berganda, uji t, dan uji F pada tabel yang telah disajikan sebelumnya, menunjukkan bahwa ada dua variabel yang tidak berpengaruh yaitu stres kerja dan konflik kerja dan dua variabel lainnya berpengaruh terhadap kinerja, sementara secara simultan antara variabel independen dan variabel dependen memperoleh hasil signifikan. Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut yakni sebagai berikut: 86 1. Variabel motivasi X 1 , gaya kepemimpinan X 2 , stres kerja X 3 , konflik kerja X 4 secara simultan berpengaruh terhdap kinerja dengan nilai F hitung = 4,522 dengan tingkat signifikansi 0,007. 2. Variabel Motivasi X 1 memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja Y dengan nilai regresi 0,357 dan nilai t hitung= 2,826 dengan tingkat signifikansi 0,009. 3. Variabel Gaya Kepemimpinan X 2 memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja Y dengan nilai regresi 0,221 nilai t hitung= 2,159 dengan tingkat signifikansi 0,041. 4. Variabel Stres Kerja X 3 tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja Y dengan nilai regresi -0,140 dan nilai t hitung= -1,656 dengan tingkat signifikansi 0,110. 5. Variabel konflik kerja X 4 tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja Y dengan nilai regresi 0,062 dan nilai t hitung=0,836 degan tingkat signifikansi 0,411 87

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Konflik Terhadap Stres Kerja Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

1 37 123

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS INDONESIA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 3 15

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 3 16

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 4 15

PENGARUH STRES KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA Pengaruh Stres Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan di Kantor PDAM Kabupaten Grobogan).

0 3 17

PENGARUH STRES KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA Pengaruh Stres Kerja, Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan di Kantor PDAM Kabupaten Grobogan).

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Simpan Pinjam.

0 1 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 0 11