Kalibrasi Instrumen METODOLOGI PENELITIAN

F. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas yang tidak diikutkan dalam sampel. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui syarat-syarat suatu tes yang baik seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1. Pengujian validitas Berkaitan dengan validitas Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 4 Jadi, tes hasil belajar dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkapkan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Cara yang digunakan untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment point biseral, yaitu sebagai berikut : 5 r bis = q p SD M M t t p  Keterangan : r bis = koefisien korelasi point biseral yang melambangkan kekuatan korelasi variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item 4 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula , Bandung : Alfabeta, 2009, hlm.97. 5 Subana, dkk, Stastik Pendidikan , Bandung : CV Pustaka Setia, 2005, hlm. 156. Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh peserta tes untuk butir item yang dijawab dengan benar. Mt = skor rata-rata dari skor total. SDt = deviasi standar dari skor total. P = proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir item yang sedag diuji validitas itemnya. q = proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. Berdasarkan pengujian validitas instrumen penelitian yang disesuaikan dengan dengan t tabel dari soal sebanyak 40 soal, maka diperoleh soal sebanyak 25 soal yang valid, yaitu sebagai berikut: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 32, 36, 38, 39 2. Pengujian reliabilitas Reliabilitas adalah alat penilaian ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. 6 Sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan reliable apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg atau stabil. Dalam hal ini peneliti menguji reliabilitas dengan metode single test single trial method, maksudnya pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan diujicobakan satu kali. Rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 Kuder-Richardson 20. r 11 =                  2 2 1 S pq S n n Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan 6 Nana sudjana, Penilaian hasil Proses belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda karya, 2001, hlm. 16 P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p ∑pq = jumlah perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes 7 Klasifikasi koefisien realibilitas : 8 r 11 = 0,2 = tidak ada korelasi r 11 = 0,21 – 0,40 = korelasi rendah r 11 = 0,41 – 0,70 = korelasi sedang r 11 = 0,71 – 0,90 = korelasi tinggi r 11 = 0,91 – 1,00 = korelasi sangat tinggi 1,00 = korelasi sempurna Berdasarkan pengujian realibilitas instrumen penelitian dari soal yang valid didapatkan realibilitas sebesar 0,92 tergolong ke dalam klasifikasi sangat tinggi. 3. Pengujian tarap kesukaran Butir-butir item tes hasil belajar dapat . dinyatakan sebagai butir- butir yang baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain butir item tersebut adalah sedang atau cukup. Untuk mengetahui taraf kesukaran tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: JS B P  Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes 9 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 100 8 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka Setia, 2001, hlm. 132. Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrument penelitian dari soal sebanyak 40 soal, didapatkan kategori soal yang termasuk mudah sebanyak 22 soal, yaitu nomor sola : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 32, 36, 38. Dan kategori sedang sebanyak 18, yaitu nomor soal : 8, 11, 14, 16, 20, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 40. 4. Daya pembeda Analisis daya pembeda adalah mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu lemah prestasinya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. 10 D = B A – B B = P A - P B J A J B Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet. Ke-7, hlm. 208. 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet. Ke-7, hlm. 213-214. Klasifikasi daya pembeda soal: 0,00 – 0,20 = buruk 0,21 – 0,40 = cukup 0,41 – 0,70 = baik 0,71 – 1,00 = baik sekali Berdasarkan perngujian daya beda intrumen peneltian dari soal sebanyak 40 soal, didapatkan 17 soal kategori cukup, yaitu soal nomor: 1, 3, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 26, 27, 29, 30, 31, 38, kategori jelek sebanyak 10 soal, yaitu nomor soal : 4, 6, 20, 23, 25, 33, 35, 36, 37, 40, dan kategori baik sebanyak 14 soal, yaitu nomor soalnya : 2, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 22, 24, 28, 32, 34, 39. G. Teknis Analisis data Untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran yang dperoleh dari pretest dan postest dengan cara menghitung nilai normal gain yang merupakan selisih antara nilai pretest dan postest yang dicapai oleh siswa. Untuk mengetahui peningkatan nilai yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus nilai normal gain yaitu : Indeks N-Gain = skor test akhir - skor test awal Skor maksimum - skor tes awal Rentang normalitas Indeks Gain memberikan kategorisasi peningkatan hasil belajar siswa, sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria N-Gain. Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan 0,8 – 1,0 Sangat tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Sedang 0,2 – 0,39 Rendah 0,0 – 0,19 Sangat rendah Ei Ei i 2 2      Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t yakni tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sebelum dilakukan uji-t, analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis data. 1. Pengujian Prasyarat Penelitian a. Uji Normalitas Uji normalitas yang umum digunakan adalah rumus kai kuadrat chi Square. Rumusnya adalah: 11 Keterangan: Oi = frekuensi observasi, banyaknya data dalam suatu kelas interval Ei = frekuensi ekspektasi = n x luas Z tabel Langkah-langkah tabel bantu kai kuadrat chi square 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: Dimana adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar 3. Menentukan luas z table 4. Menghitung Ei frekuensi ekspektasi dengan menggunakan rumus: 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini. 11 Subana, dkk., Statistik Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005. h. 124. 6. Menentukan jumlai kai kuadrat hitung X 2 hit dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas X 2 hit ≤ X 2 tab = data berdistribusi normal X 2 hit ≥ X 2 tab = data berdistribusi tidak normal b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antar dua keadaan atau populasi. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: 12 S 1 2 n ∑ Fi Xi 2 – ∑ Fi.Xi 2 F = S 2 = S 2 2 n n -1 Keterangan: F = Homogenitas S 1 2 = Varians terbesar atau data pertama S 2 2 = Varians terkecil atau data kedua F hitung F tabel = Sampel homogen F hitung F tabel = Sampel tidak homogen 2. Pengujian Hipotesis dengan uji t Setelah diketahui hasil uji syarat analisis, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut : 13 12 Heris hendriana dan Euis Eti Rohaeti, Pengenalan dasar-Dasar Penelitian, Bandung: CV Talang Indah, 2008, hlm. 37. 13 Subana, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, hlm. 171. 2 1 2 1 1 1 n n S t      Dimana :     2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S Keterangan : X 1 = rata-rata hasil belajar siswa dari kelas eksperimen X 2 = rata-rata hasil belajar siswa dari kelas kontrol n 1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen n 2 = jumlah sampel pada kelas kontrol S 1 2 = varians kelas eksperimen S 2 2 = varians kelas kontrol t = hasil hitung distribusi S 2 = nilai deviasi gabungan Untuk pengujian hipotesis pada dua kelompok yang homogen, ada beberapa tahap yang harus ditempuh, antara lain: a. Mencari standar deviasi gabungan b. Menentukan harga t hitung c. Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: db = n 1 + n 2 – 2 d. Menentukan t tabel e. Pengujian hipotesis: Jika t hitung t tabel , maka tolak Ho Jika t hitung t tabel , maka terima Ho

H. Hipotesis Statistik

Dokumen yang terkait

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD

0 7 50

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15