yang menekankan pada perasaan nyaman yang dirasakan siswa di dalam kelas Fraser, et al., dalam Brok 2005.
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap iklim kelas dengan
kreativitas pada siswa SMA Kalam Kudus Medan. Makna dari adanya hubungan positif ini adalah semakin positif persepsi siswa terhadap iklim kelas maka
semakin tinggi kreativitas siswa.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam
pengumpulan data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Hadi, 2000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional kuantitatif, dimana penelitian korelasional menurut Azwar 2000 bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan persepsi terhadap iklim kelas dengan kreativitas pada siswa SMA Kalam Kudus Medan.
Dalam penelitian korelasional, data yang dikumpulkan hanya untuk memverifikasi dan menggambarkan ada tidaknya hubungan antarvariabel yang
diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat menerangkan sebab-akibat dari
hubungan di antara variabel Hadi, 2000.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah “kreativitas”.
2. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “persepsi terhadap iklim kelas”.
Universitas Sumatera Utara
B. Definisi Operasional 1. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur yang diberikan yang tercermin dari kelancaran, kelenturan,
dan orisinalitas dalam memberi gagasan serta kemampuan untuk mengembangkan, memperinci, dan memperkaya mengelaborasi suatu gagasan.
Tes kreativitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kreativitas Figural TKF, yang merupakan adaptasi dari Circle test yang dibuat oleh
Torrance dalam Munandar dkk., 1988. Tes ini mengungkapkan ciri-ciri dari kreativitas menurut Guilford dalam Munandar, 2009, yang diantaranya:
e. Kelancaran berpikir
Merupakan kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang
ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas. f.
Keluwesan berpikir Yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban
atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.
g. Elaborasi
Universitas Sumatera Utara
Yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi
sehingga menjadi lebih menarik. h.
Originalitas Yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan
untuk mencetuskan gagasan asli. Orisinalitas juga dapat berupa kemampuan melihat hubungan-hubungan baru atau membuat kombinasi-
kombinasi antara bermacam-macam unsurbagian Munandar dkk., 1988. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kreativitas yang
dimiliki individu. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah kreativitas yang dimiliki individu.
2. Persepsi terhadap iklim kelas
Persepsi terhadap iklim kelas dapat diartikan sebagai proses pengenalan dan pemahaman siswa akan keadaan psikologis dan hubungan sosial yang
terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya Rawnsley Fisher, 1998.
Persepsi terhadap iklim kelas diukur dengan menggunakan skala persepsi terhadap iklim kelas, yang dibuat berdasarkan dimensi-dimensi persepsi terhadap
iklim kelas yang dikemukakan oleh Fraser, Fisher, dan McRobbie dalam Chionh
Fraser, 2009. Dimensi-dimensi persepsi terhadap iklim kelas diantaranya: 8
Kekompakan siswa
Universitas Sumatera Utara
Dimensi ini menekankan pada hubungan antar siswa, sehingga mengukur sejauh mana siswa mempunyai informasi tentang siswa lainnya serta
saling membantu dan supportif satu sama lain. Misalnya siswa membantu siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
9 Dukungan guru
Dimensi ini menekankan pada perlakuan guru yang positif. Mengukur sejauh mana siswa menilai guru mau membantu, memperlakukan siswa
sebagai teman, percaya kepada siswa, serta memperhatikan siswa. Misalnya guru mau berbagi cerita pengalamannya dengan siswa,
menjelaskan pelajaran dengan jelas hingga siswa dapat memahami pelajaran.
10 Keterlibatan dalam pembelajaran
Dimensi ini menekankan pada keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Mengukur sejauh mana siswa menaruh perhatian lebih
pada pada proses belajar di kelas, berpartisipasi di dalam diskusi, mengerjakan tugas tambahan, serta merasa nyaman di kelas. Misalnya,
siswa merasa bahwa kegiatan belajar di dalam kelas menyenangkan. 11
Investigasi Dimensi ini menekankan pada sejauh mana kemampuan melakukan
investigasi dan proses mencari tahu inquiry yang digunakan dalam mengatasi masalah, dikembangkan di dalam kegiatan belajar di kelas.
Siswa melakukan usaha untuk mencari tahu dan menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
masalahnya. Misalnya ketika siswa tidak memahami pelajaran, siswa menambah pemahamannya dengan mencari dari sumber belajar lainnya.
12 Orientasi tugas
Dimensi ini menekankan pada kemampuan siswa untuk tetap fokus dan bertahan dalam menyelesaikan tugas hingga selesai. Mengukur sejauh
mana siswa memandang penting untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dan tetap berfokus pada tugas. Misalnya siswa mampu
mempertahankan perhatiannya dalam mengerjakan tugas meskipun teman- teman mengajaknya bercerita.
13 Kerjasama
Dimensi ini mengukur sejauh mana siswa mampu saling bekerja sama dan tidak bersaing secara negatif di dalam kelas. Misalnya siswa aktif
mengerjakan tugas kelompok, memberitahu kesalahan teman di dalam mengerjakan tugas.
14 Kesetaraan
Dimensi ini mengukur sejauh mana siswa diperlakukan sama oleh guru. Misalnya pemberian pujian dan pertanyaan secara adil, memberikan
penilaian secara objektif kepada semua siswa. Persepsi terhadap iklim kelas dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh
dari skala tersebut. Jika semakin tinggi nilai skala, maka semakin positif persepsi siswa terhadap iklim kelas. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah nilai
skala, maka semakin negatif persepsi siswa terhadap iklim kelas.
Universitas Sumatera Utara
C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi dan sampel
Menurut Hadi 2000, populasi adalah sejumlah penduduk atau individu
yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Sementara sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk menentukan sifat-sifat serta ciri-ciri
yang dikendalikan dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA
Kalam Kudus Medan yang berjumlah 309 orang.
2. Metode pengambilan sampel Pengambilan sampel atau sampling menurut Kerlinger dalam Hasan,
2002 merupakan proses pengambilan suatu bagian dari populasi atau semesta. Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari
populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar
mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
probability. Dalam teknik probability setiap unsur anggota populasi diberikan
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel Sugiarto dkk., 2003.
Teknik probability yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling, yaitu semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel Hasan, 2002.
Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara random dengan teknik tabel nomor acak, dimana sampel dipilih setelah nama-nama siswa SMA Kalam Kudus
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan ke dalam suatu tabel dan diambil secara acak. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sevilla dkk., 1993 yang menyatakan bahwa teknik
tabel nomor acak merupakan teknik yang paling sistematis dalam perolehan unit- unit sampel melalui acak.
3. Jumlah sampel penelitian
Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi 2000
menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 138 orang. Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kalam Kudus Medan dan berusia antara 15 sampai 18 tahun.
D. Alat Ukur yang Digunakan