dimasukkan ke dalam suatu tabel dan diambil secara acak. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sevilla dkk., 1993 yang menyatakan bahwa teknik
tabel nomor acak merupakan teknik yang paling sistematis dalam perolehan unit- unit sampel melalui acak.
3. Jumlah sampel penelitian
Menurut Azwar 2000, secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi 2000
menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 138 orang. Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kalam Kudus Medan dan berusia antara 15 sampai 18 tahun.
D. Alat Ukur yang Digunakan
Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti
Hadi, 2000. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala dan tes psikologi.
Menurut Hadi 2000, skala psikologis merupakan suatu alat ukur dengan menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang telah disiapkan dan disusun
sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik adalah benar
dan dapat dipercaya 3.
Interpretasi subyek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.
Dalam penelitian ini, digunakan 1 buah skala, yaitu skala psikologi yang mengukur persepsi terhadap iklim kelas, dan 1 buah tes psikologi, yaitu Tes
Kreativitas Figural TKF. 1. Skala persepsi terhadap iklim kelas
Persepsi terhadap iklim kelas disusun berdasarkan dimensi-dimensi persepsi terhadap iklim kelas, yang dibuat oleh Fraser, Fisher dan McRobbie
dalam Chionh Fraser, 2009 Dimensi-dimensi persepsi terhadap iklim kelas
antara lain: kekompakan siswa, dukungan guru, keterlibatan dalam pembelajaran, investigasi, orientasi tugas, kerjasama, kesetaraan.
Model skala persepsi terhadap ikim kelas dibuat berdasarkan model skala Likert. Setiap aitem terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu
Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, Sangat Tidak Sesuai STS. Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas diri yang
harus diisi oleh responden. Identitas diri tersebut meliputi nama, jenis kelamin, kelas, usia, dan urutan kelahiran.
Skala disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung favorable dan tidak mendukung unfavorable. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 – 4. Bobot
penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang berarti semakin positif persepsi siswa
terhadap iklim kelas. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai seseorang maka semakin negatif persepsi siswa terhadap iklim kelas.
Hasil skor skala persepsi terhadap iklim kelas dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu positif dan negatif. Sebelum dilakukan pengkategorisasian, terlebih dahulu
ditentukan standard eror pengukuran Se yang akan memberikan kecermatan hasil pengukuran, karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala persepsi
terhadap iklim kelas pada siswa SMA Kalam Kudus Medan. Berikut rumus standard eror pengukuran Azwar, 2007:
Se = Sx √ 1-r
xx’
Keterangan: Se = standard error dalam pengukuran
Sx = standard deviasi skor R
xx
= Koefisien reliabilitas Setelah mengetahui besarnya Se maka akan dapat diestimasi fluktuasi skor
skala persepsi terhadap iklim kelas, yaitu: X ± Zα2 Se
Penyusunan alat ukur skala persepsi terhadap iklim kelas untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk blue print pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Blue print skala persepsi terhadap iklim kelas No.
Dimensi Indikator Perilaku
Aitem Total
Bobot Fav
Un Fav
Universitas Sumatera Utara
1. Kekompakan
siswa student cohesiveness
Sejauh mana siswa saling mengenal
1, 15 2
11 14.67
Sejauh mana siswa saling membantu
29, 43 16,
30 Sejauh mana siswa
saling mendukung supportif
57, 65 44,
58 2.
Dukungan guru teacher group
Sejauh mana guru mau membantu siswa
3, 17, 31
4, 18 16
21.32 Sejauh mana guru
memperlakukan siswa sebagai teman
45, 59, 66
-
Sejauh mana guru percaya kepada siswa
70, 73 32,
46 Sejauh mana guru
menaruh perhatian terhadap siswa
74, 75 60,
67 3.
Keterlibatan dalam
pembelajaran involvement
Sejauh mana siswa menaruh perhatian
pada proses belajar di kelas
5, 19 6
14 18.67
Sejauh mana siswa berpartisipasi di dalam
diskusi 33
20, 34
Sejauh mana siswa mengerjakan tugas
tambahan ekstra agar dapat sukses dalam
pembelajaran 47, 61
48
Sejauh mana siswa merasa nyaman berada
di kelas 68, 71
62, 69,
72 4.
Investigasi investigation
Sejauh mana kemampuan
melakukan investigasi dan proses mencari
tahu inquiry digunakan dalam
mengatasi masalah 7, 21,
35, 49 8,
22, 36,
50 8
10.67
5. Orientasi tugas
Sejauh mana siswa 9, 23,
10, 10
13.33
Universitas Sumatera Utara
task orientation
memandang penting untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan guru
37 24,
38, 52
Sejauh mana siswa tetap berfokus kepada
tugas 51, 63
64
6. Kerjasama
Cooperation Sejauh mana siswa
saling bekerja sama dan tidak bersaing
dalam belajar 11,
25, 39, 53
12, 26,
40,
54 8
10.67
7. Kesetaraan
equity Sejauh mana siswa
diperlakukan sama oleh guru.
13, 27,
41, 55 14,
28, 42,
56 8
10.67
TOTAL 75
100
2. Tes Kreativitas Figural TKF Tes Kreativitas Figural TKF, merupakan adaptasi dari Circle Test yang
dibuat oleh Torrance dalam Munandar dkk., 1988. Keuntungan dari tes ini adalah mudah dalam penggunaanya, yaitu hanya memerlukan waktu 10 menit
untuk pengambilannya dan dapat diberikan secara massal tes kelompok. Tes ini memiliki stimulus berupa 65 buah lingkaran dengan diameter 2 cm. Subjek
diminta untuk membuat gambar atau objek sebanyak-banyaknya yang berbeda dengan menggunakan lingkaran sebagai stimulus.
Tes ini mengukur aspek-aspek kreativitas diantaranya kelancaran, kelenturan, elaborasi, dean orisinalitas. Pedoman penilaian masing-masing aspek
kreativitas Munandar dkk., 1988, sebagai berikut: a.
Kelancaran berpikir
Universitas Sumatera Utara
Penilaian aspek kelancaran berpikir meliputi jumlah jawaban dikurangi jumlah jawaban yang sama bukan kategori jawaban. Misalnya buah apel,
buah manggis, buah duku mendapat skor 3 untuk kelancaran. Tetapi hanya 1 untuk keluwesan.
b. Keluwesan berpikir
Skor keluwesan diperoleh dengan cara menjumlahkan kategori respons yang dapat dihasilkan oleh subjek dengan menghitung jumlah respon
dalam kategori-kategori yang berbeda. Pada bagian ini dapat dibuat kategori yang baru, jika respon yang diberikan subjek tidak dimasukkan ke
dalam salah satu kategori yang telah ada. c.
Orisinalitas berpikir Ada norma yang diasumsikan Torrance 1974 bahwa jawaban yang
diberikan oleh 10 atau lebih dari sampel mendapatkan skor 0. Jawaban yang diberikan oleh 5 sampai 9 dari sampel mendapat skor 1. Jawaban
yang diberikan oleh 2 sampai 4 dari sampel mendapat skor 2. Jawaban yang diberikan oleh kurang dari 2 dari sampel mendapat skor 3. Bonus
originalitas diberikan jika sampel memberikan respon yang mengkombinasikan 2 atau lebih lingkaran. Torrance dalam Munandar,
1988 menentukan patokan bonus sebagai berikut: 1
Menggabung 2 lingkaran mendapat 2 bonus poin 2
Menggabung 3-5 lingkaran mendapat 5 bonus poin 3
Menggabung 6-10 lingkaran mendapat 10 bonus poin 4
Menggabung 11-15 lingkaran mendapat 15 bonus poin
Universitas Sumatera Utara
5 Menggabung semua lingkaran mendapat 25 bonus poin
d. Elaborasi
Skor elaborasi didasarkan pada penambahan detail yang diberikan pada ide stimulus gambar termasuk di dalamnya warna, shading, dan dekorasi. Skor
1 diberikan untuk setiap tambahan dari ide-ide dasar. Nilai kasar yang diperoleh dari setiap aspek kelancaran, kelenturan,
orisinalitas, bonus orisinalitas, dan elaborasi kemudian dijumlahkan sehingga memperoleh nilai total tes kreativitas untuk masing-masing subjek.
Hal ini dapat dilambangkan dengan rumus: XR = F1 + F2 + O + E
Keterangan: XR= Skor kreativitas rater
F1 = Skor faktor kelancaran fluency F2 = Skor faktor keluwesan flexibility
O = Skor faktor orisinalitas originality E = Skor faktor elaborasi elaboration
Dari skor yang diperoleh, maka dilakukan kategorisasi nilai berdasarkan norma pada tabel berikut:
Tabel 2. Kategorisasi Norma Nilai Kreativitas Rentang Nilai
Kategorisasi X
≥ µ + 1,0 σ Tinggi
µ - 1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ
Sedang X µ -
1,0 σ Rendah
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur