penduduk  pada  pertengahan  bulan  Juni  tahun  2009  tersebar  di  Kecamatan Pulau  Dullah  Selatan  41.930  jiwa,  Kecamatan  Pulau  Dullah  Utara  16.011
jiwa,  Kecamatan  Pulau  Tayando  Tam  6.543  jiwa  dan  Kecamatan  Pulau- pulau Kur 5.883 jiwa. Laju Penduduk Kota Tual adalah sebesar 12,7 dan
kepadatan  penduduk  pada  berbagai  wilayahnya  berkisar  antara  49  orang km
2
-251 orang km
2
. Dari  total  penduduk  tercatat,  presentasi  angka  pengangguran  adalah
sebesar 32,9 sementara pengangguran terbuka sebanyak 11,2.
Sosial Budaya dan Pemerintahan
Kota  Tual  mempunyai  akar  budaya  dan  adat  istiadat  yang  sama dengan  kabupaten  induknya  Maluku  Tenggara  yaitu  filosofi  adat  hukum
Larvul Ngabal. Nilai-nilai yang terkandung di dalam hukum Larvul Ngabal mampu  memelihara  ketertiban  dan  hubungan  keakraban  antar  penduduk,
menanamkan  rasa  gotong  royong  budaya  Maren,  serta  memupuk kesadaran  masyarakat  untuk  menjaga  keharmonisan  alam  melalui  sistem
“Hawear”  yang  mengoptimalkan  pemanfaatan  sumber  daya  alam  secara bijak  dan  berkelanjutan.  Singkatnya,  faktor  budaya  dan  adat  istiadat  dapat
diandalkan  untuk  menjaga  keseimbangan  lingkungan  yang  mendukung adanya  suatu  keadaan  yang  kondusif  dan  harmonis.  Kota  Tual  dimekarkan
berdasarkan  UU  No.  31  Tahun  2007  tanggal  10  Juli  2007  tentang pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku.
Agama
Islam  merupakan  agama  pertama  yang  menyentuh  Maluku.  Islam dibawa oleh para pedagang Aceh, Malaka, dan Gresik antara 1300-1400 dan
menyebar sampai ke Tual dan beberapa daerah Maluku lainnya. Setelah itu disusul agama Kristen Katolik pada 1523-1546 dan agama Kristen Protestan
pada 1605.
B. Infrasturuktur Wilayah Kota Tual
2
Perhubungan Laut
Kota  Tual  yang  merupakan  daerah  kepulauan,  keadaan  ini  menuntut adanya  sarana  transportasi  laut  yang  memadai.  Trayek-trayek  pelayaran
umum  yang  ada  di  Kota  Tual   antara  lain:  1  Trayek  Kapal  PELNI  KM Ciremai,  KM  Kelimutu,  KM  Tatamailau,  2  Trayek  Kapal  Perintis  KM
Tanjung  Tungkor,  KM  Lestari, KM Alken,  KM Abadi  Permai,  KM  Banda Naira, KM maloli, 3 Trayek Feri dan 4 Trayek Pelayaran Lokal Rakyat.
Kemudian  gambaran  sarana  perhubungan  laut  dan  pendukungnya  adalah dermaga  Tual  sebagai  dermaga  umum,  merupakan  tempat  bongkar  muat
barang dan penumpang yang berlokasi di Tual. Dermaga ini keberadaannya berfungsi  bagi  perkembangan  mobilitas  barang  dan  jasa  di  wilayah
Indonesia  Timur,  karena  banyak  disinggahi  oleh  kapal-kapal  dari  dalam negeri  Kapal  PELNI,  Kapal  Kargo  yang  melayani  pengiriman  barang
dengan  peti  kemas  serta  kapal-kapal  dari  luar  negeri.  Selain  berfungsi
2
BKPMD-Maluku,  Gambaran  Umum  Kota  Tual,  Artikel  ini  diakses  dari “
http:www.bkpmd-maluku.comindex.phpKabupatenKotaKota-tualgambaran-umum ”,  Pada:
Rabu, 06 November 2013.
sebagai  pelabuhan  penyeberangan  dan  pelabuhan  pelayaran  nusantara dermaga ini juga melayani pelayaran rakyat Kapal Perintis dengan rute ke
pulau-pulau  sekitarnya.   Pelabuhan  penyeberangan  dilayani  oleh  Kapal Ferry  dengan  rute  Tual-Dobo:  Tual-Saumlaki-Tepa  dengan  siklus  dua  kali
sebulan.   Dermaga  ini  memiliki  ukuran  1454x8  meter  dengan  cause  way sepanjang 286 meter.
Pelabuhan Kur  yang berskala lokal terdapat  di  Pulau Kur tepatnya di Desa  Lokwirin  yang  dipergunakan  untuk  kegiatan  bongkar-muat
penumpang  dan  barang.  Dermaga  Ngadi  sebagai  pelabuhan  khusus  yang berlokasi  di  Desa  Ngadi  dengan  ukuran  330x15  meter  dengan  cause  way
330  meter  Pelabuhan  Perikanan  Nusantara  dengan  tipe  Jetty,  yang berukuran  150x6  meter  dengan  cause  way  2  60x2  meter.  Dermaga
penyeberangan  ASDP  dengan  tipe  khusus  dengan  ukuran  50x6  meter dengan  cause  way  sepanjang  50  meter.  Pelabuhan  Pangkalan  TNI-AL;
Pelabuhan Pertamina; dan Pelabuhan PPI Kelvik. Adanya  perhubungan  laut  di  Kota  Tual  memang  sangat  memberikan
manfaat  kepada  masyarakat.  Akan  tetapi,  sarana  transportasi  ini  menjadi kurang  efektif  dan  efisien  ketika  harus  menampung  manusia  dan  barang
sekaligus dalam satu kapal. Pada saat liburan sekolah atau menjelang hari-hari besar seperti bulan
puasa  dan  hari  raya,  penumpang  kapal  menjadi  semakin  padat  dan meningkat.  Masyarakat  pendatang  yang  berada  di  Kota  Tual  akan  kembali
ke daerah asal mereka dan masyarakat Kota Tual  yang berada di luar Kota
Tual  akan  kembali  untuk  berkumpul  bersama  keluarga.  Muatan  kapal menjadi  penuh  dan  sesak  tidak  hanya  dengan  manusia  tetapi  juga  barang-
barang dari daerah Jawa yang mau dibawa ke daerah Timur. Oleh  sebab  itu,  sebaiknya  untuk  sarana  transportasi  laut  dipisahkan
bagi  penumpang  dan  barang-barang  agar  para  penumpang  yang  berlayar menggunakan kapal lebih nyaman terjamin keselamatannya.
Perhubungan Darat
Jalan  sebagai  prasarana  penunjang  kegiatan  perekonomian  adalah faktor  yang  turut  memegang  peranan  penting  untuk  mendukung  lancarnya
distribusi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya. Adapun panjang jalan darat pada Kota Tual adalah sepanjang 167.75 km yang terdiri dari jalan nasional
sepanjang  21.34  km  dan  jalan  provinsi  sepanjang  8.96  km.  Umumnya kondisi  jalan  terutama  yang  berada  di  Pulau  Dullah  cukup  baik  adanya.
Berdasarkan  materi  perkerasannya,  kondisi  jalan  yang  ada  dapat  dibagi menjadi  beberapa  yaitu  jalan  hotmix  55.2  km,  jalan  aspal  63.50  km,  jalan
tanah  5  km  jalan  setapak  63.50  km.  Sementara  itu  angkutan  umum  yang beroperasi  mempunyai  9  trayek  yaitu  Tual-Tamedan  7  Unit,  Tual-Dullah
9 Unit, Tual-Fiditan 20 Unit, Tual-BTN 8 Unit, Tual-Ohoitel 9 Unit, Tual-Taar  4  Unit  dan  trayek  yang  menghubungkan  Tual  dan  Kabupaten
Maluku Tenggara sebanyak 40 trayek, 382 unit armada. Angkutan umum ini berpangkal pada 2 unit terminal yaitu terminal Lodar El dan Terminal Wara
yang merupakan terminal tipe C.