Infrasturuktur Wilayah Kota Tual

Tual akan kembali untuk berkumpul bersama keluarga. Muatan kapal menjadi penuh dan sesak tidak hanya dengan manusia tetapi juga barang- barang dari daerah Jawa yang mau dibawa ke daerah Timur. Oleh sebab itu, sebaiknya untuk sarana transportasi laut dipisahkan bagi penumpang dan barang-barang agar para penumpang yang berlayar menggunakan kapal lebih nyaman terjamin keselamatannya. Perhubungan Darat Jalan sebagai prasarana penunjang kegiatan perekonomian adalah faktor yang turut memegang peranan penting untuk mendukung lancarnya distribusi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya. Adapun panjang jalan darat pada Kota Tual adalah sepanjang 167.75 km yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 21.34 km dan jalan provinsi sepanjang 8.96 km. Umumnya kondisi jalan terutama yang berada di Pulau Dullah cukup baik adanya. Berdasarkan materi perkerasannya, kondisi jalan yang ada dapat dibagi menjadi beberapa yaitu jalan hotmix 55.2 km, jalan aspal 63.50 km, jalan tanah 5 km jalan setapak 63.50 km. Sementara itu angkutan umum yang beroperasi mempunyai 9 trayek yaitu Tual-Tamedan 7 Unit, Tual-Dullah 9 Unit, Tual-Fiditan 20 Unit, Tual-BTN 8 Unit, Tual-Ohoitel 9 Unit, Tual-Taar 4 Unit dan trayek yang menghubungkan Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 40 trayek, 382 unit armada. Angkutan umum ini berpangkal pada 2 unit terminal yaitu terminal Lodar El dan Terminal Wara yang merupakan terminal tipe C. Sarana transportasi darat sangat efektif untuk menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat dan membantu kelancaran perekonomian di Kota Tual. Namun, jumlah angkutan umum yang berlebihan juga tidak baik dan cocok untuk ruas jalan yang sempit sehingga dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas. Selain itu, jalanan sempit juga berpotensi terhadap kecelekaan kendaraan. Perhubungan Udara Sarana perhubungan udara terletak di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara yaitu Lapangan Udara Dumatubun dengan lama perjalanan dari Kota Tual ±10 menit. Maskapai penerbangan yang membuka rute ke Lanud. Dumatubun Langgur antara lain Merpati Air, Wings Air, Ekspress Air dan Trigana Air pesawat jenis Foker 27 dengan frekuensi penerbangan sebanyak enam kali dalam seminggu ke kota Ambon. Rute ke kota-kota seperti Jakarta, Makassar, Surabaya serta ke Papua melalui Transit pada Bandara Pattimura Ambon. Jarak Kota Tual sendiri ke Ibu Kota Provinsi Maluku di Ambon adalah 617,40 km atau sekitar 343 mil laut yang ditempuh selama ± 80 menit. Perhubungan udara di Kota Tual sangat terbatas, Bandara Dumatubun yang digunakan adalah pangkalan milik TNI Angkatan Udara, wajar saja kalau Bandara tersebut sangat sederhana dan lapangannya tidak terlalu luas. Itulah sebabnya penerbangan di Kota Tual hanya menggunakan pesawat yang berukuran kecil. Hal ini turut membuat biaya tiket pesawat semakin mahal dan tidak terjangkau. Saat ini, Pemerintah Daerah Kota Tual sedang membangun lapangan udara baru yang letaknya berada di Desa Ibra. Lapangan udara tersebut baru diresmikan pada 25 Februari 2014 kemarin dengan nama bandara Karel Sadsuitubun. Walaupun masih baru, aktivitas jadwal penerbangan dan kedatangan sudah mulai aktif menggunakan bandara tersebut dan tidak lagi menggunakan bandara Dumatubun yang notaben milik TNI AL. Bandara Karel Sadsuitubun masih dalam masa pembangunan dan perluasan agar dapat memenuhi syarat menjadi bandara internasional. Pos , Telekomunikasi dan Perbankan Akses informasi dan telekomunikasi di Kota Tual dapat dilakukan melalui satelit dengan menggunakan telepon seluler dan jaringan internet. Perusahaan-perusahaan yang menunjang telekomunikasi di Kota Tual antara lain PT. Telkom, Telkomsel, dan Indosat. Tanpa telekomunikasi dan jaringan internet yang memadai, masyarakat kesulitan untuk mengakses informasi. Khususnya para pelajar yang membutuhkan peran telekomunikasi dan internet dalam menunjang proses belajarnya. Misalnya untuk registrasi, memperoleh informasi dan mendaftar via online pada saat penerimaan siswai masuk PTN Perguruan Tinggi Negeri. Ini semua harus menggunakan jaringan internet. Jadi, tanpa internet nampaknya turut menghambat para pelajar yang ingin menggapai cita-citanya, hilang sudah peluang atas sebab langka dan mahalnya akses internet ini. Aktivitas Perbankan yang beroperasi pada wilayah ini sangat menunjang Perekonomian yang berlangsung. Lembaga Perbankan di Kota Tual meliputi: Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Maluku, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Mandiri, Bank Danamon, serta Bank Artha Graha Tual. Di Kota Tual sendiri belum ada Bank Syariah, tapi karena masih dalam pembangunan, Pemda Kota Tual sedang berusaha untuk mengadakan Bank Syariah. Keterbatasan infrastruktur jalan dan jembatan mengakibatkan wilayah pulau-pulau kecil terisolasi. Sarana dan prasarana transportasi laut yang terbatas juga mengakibatkan biaya pergerakkan orang dan barang serta kebutuhan pokok semakin mahal. Selain itu, akses dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan di Kota Tual juga terbatas sehingga mengakibatkan kota ini semakin tertinggal.

C. Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual

Dullah Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Tual dan menjadi pusat central di Kota Tual sendiri. Oleh karena itu, penulis memilih Kecamatan Dullah Selatan sebagai tempat fokus penelitian. Kecamatan Dullah Selatan terletak pada 5 o 34’-5 o 42’ LS dan 130 o 40’-132 o 40’ BT. Secara topografi, Kecamatan Dullah Selatan berupa dataran yang memiliki luas 40,61 kim² yang terletak pada ketinggian 0-20 meter di atas permukaan laut. Menurut peta Geologi Indonesia 1965, Pulau Kepulauan di Maluku Tenggara terbentuk tersusun dari tanah dan batuan yang tercatat sebanyak tiga jenis tanah dan lima jenis batuan. Jumlah penduduk Kecamatan Dullah Selatan menurut Proyeksi Penduduk pada tahun 2012 adalah sebanyak 35.441 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18.046 jiwa dan perempuan sebanyak 17.395 jiwa. Mayoritas penduduk Kecamatan Dullah Selatan beragama Islam, kemudian Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah yang ada di Kecamtan Dullah Selatan, terdapat 16 Masjid, 5 Musholla, 14 Gereja Protestan, dan 2 Gereja Katolik. Seterusnya belum ada tempat ibadah bagi agama Budha, Hindu, dan Konkhuchu. Rata-rata mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Dullah Selatan adalah PNS, pedagang, nelayan, petani dan wiraswasta. Jumlah sekolah tingkat SD dan MI sebanyak 24, tingkat SMP dan MTs 5, tingkat SMA MA dan SMK 9. Sedangkan perguruan tinggi ada 3 dan belum ada Institut dan Universitas di Kecamatan Dullah Selatan. Selain masyarakat etnik Kei, sebagian penduduk di Kecamatan Dullah Selatan juga berasal dari etnik yang berbeda yakni etnik Bugis, Buton, Jawa, Sumatera, Banda, Ambon dan Ternate. Etnik Bugis menduduki peringkat pertama sebagai pendatang terbanyak di Kecamatan Dullah Selatan dengan jumlah sebanyak 3.456 jiwa, 2.523 jiwa berasal dari Buton, 641 jiwa berasal dari etnik Jawa, 258 jiwa berasal dari Sumatera, 213 dari Ambon, 125 jiwa dari Banda, dan 56 jiwa berasal dari Ternate. Dan rata-rata para pendatang menetap sebagai pedagang di Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual.