Pembangkitan dalam Sistem Interkoneksi
263 perusahaan listrik umumnya biaya bahan bakar merupakan komponen
biaya yang terbesar. Alokasi pembebanan unit pembangkit ini terutarna bertujuan untuk mencapai biaya bahan bakar minimum di mana dalam
praktiknya harus pula memperhitungkan kendala-kendala operasi sehingga seringkali perlu dilakukan kompromi untuk mengatasi kendala
operasi tersebut. Kendala-kendala operasi ini terutama adalah:
1. Beban maksimum dan minimum unit pembangkit
Setiap unit pembangkit mempunyai kemampuan maksimum dalam membangkitkan tenaga listrik, baik karena desain maupun karena
masalah pemeliharaan. Sedangkan beban minimum unit pembangkit lebih banyak ditentukan oleh desain.
Pada PLTA, beban yang terlalu rendah menimbulkan kavitasi yang berlebihan. Oleh karena itu, tidak dikehendaki pembebanan kurang dari
25.
Pada PLTU, beban yang kurang dari 25 menimbulkan kesulitan pada alat-alat kontrol sehingga unit pembangkit PLTU harus dioperasikan
secara manual pada beban kurang dari 25 dan hal ini tidak dikehendaki.
Pada PLTP, beban rendah menimbulkan kesulitan pada instalasi penyedia uap dari bumi, mungkin terpaksa ada uap yang harus dibuang
ke udara di mana hal ini tidak dikehendaki.
Pada PLTD, beban yang kurang dari 25 akan menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna sehingga pengotoran ruang
pembakaran silinder akan meningkat dan selang waktu pemeliharaannya harus dipercepat sehingga pembebanan kurang dari
25 tidak dikehendaki.
Pada PLTG, pembebanan kurang dari 25 seperti halnya pada PLTD juga menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna dan
menyebabkan turunnya efisiensi. Mengingat unit pembangkit PLTG tergolong unit pembangkit yang mempunyai efisiensi rendah, maka
pembebanan di bawah 25 yang menyebabkan penurunan efisiensi tidaklah dikehendaki.
2. Kecepatan perubahan beban unit pembangkit
Dalam melakukan perubahan beban unit pembangkit terutama dalam kaitannya dengan pengaturan frekuensi sistem, perlu diperhatikan
kemampuan unit pembangkit untuk mengikuti perubahan beban, dalam bahasa Inggris disebut ramping rate. Ramping rate unit PLTA adalah
Di unduh dari : Bukupaket.com
264
Pembangkitan Tenaga Listrik
yang tertinggi, sedangkan unit PLTU adalah yang terendah, hal ini disebabkan adanya masalah pemuaian bagian bagian unit pembangkit
dan juga berkaitan dengan panjangnya proses kontrol.
3. Aliran daya dan profil tegangan dalam sistem
Alokasi beban unit pembangkit yang optimum dengan tujuan mencapai biaya bahan bakar yang minimum dalam praktik perlu dikaji
pelaksanaannya, apakah menimbulkan aliran daya yang melampaui batas kemampuan saluran transmisi atau batas kemampuan peralatan
lainnya, seperti transformator daya atau transformator arus yang ada dalam sistem bersangkutan. Perlu juga diperhatikan profil tegangan yang
terjadi dalam sistem, apakah masih dalam batas-batas yang diijinkan.
4. Jadwal start-stop Unit pembangkit