Bimo Walgito 1971: 4. Bimbingan yang dimaksud dalam hal ini diberikan dari guru pamong dengan perencanaan sebaik-baiknya agar benar-benar dapat
membantu mahasiswa calon guru tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan pengalaman membimbing adalah segala pengetahuan, ketrampilan maupun kemampuan yang
diketahui dan didapatkan melalui pengamatanpartisipasi langsung selama membimbing mahasiswa praktikan. Semakin sering seseorang mengulang sesuatu,
semakin bertambah kecakapan serta pengetahuannya terhadaphal-hal tersebut dan guru akan lebih menguasainya, sehingga dari pengalaman membimbing yang
pernah diperolehnya, seorang dalam hal ini guru dapat mencoba dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Semakin banyak pengalaman dalam membimbing, seorang
guru akan mempunyai kualitas membimbing yang semakin baik.
H. Kerangka Berpikir
Kompetensi guru terdiri dari 4 kemampuankompetensi merupakan kemampuan minimal yang harus dimliki oleh mahasiswa FKIP sebagai calon guru
dalam proses pembelajaran disamping kemampuan yang lain. Tanpa mempunyai suatu kemampuan yang diisyaratkan bagi seorang guru, maka guru tidak akan
berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1 Persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing.
Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru
yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing mahasiswa praktikan yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah semakin lama
pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama
pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pedagogik di sekolah.
Dalam artikelnya “Ingin Hidup Senang” www. Sinar Harapan co.idekonomimandiri20041102man 01.html disebutkan bahwa
pengetahuan yang luas, keterampilan mereka yang baik, serta pengalaman yang luas merupakan daya tarik untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang luas mereka bisa menarik orang lain berteman dengan mereka dan membantu mereka meraih
sukses dan kebahagiaan. Orang pandai terlihat bahagia bukan karena keunggulan dalam pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Keunggulan yang dimiliki dari pengalaman yang mereka dapatkan bisa berasal dari membaca buku, diskusi, kegiatan, memberikan pelajaran
berharga. Dari berbagai pengalaman tersebut akan didapatkan pengetahuan. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
1
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman
membimbing
2 Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian
yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pedagogik mahasiswa
praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari
tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa
praktikan. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Christina Ririn 2002 yang berjudul persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin,
prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan persepsi siswa
terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, tidak ada perbedaan
persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orang tua siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua siswa.
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
2
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
3 Persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing.
Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu
dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang
semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan
semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pribadi di sekolah.
Dalam kehidupan manusia semakin tua maka akan mempunyai pengalaman banyak. Sebagai seorang guru yang melakukan pekerjaan
mengajar di sekolah tentu memiliki pengalaman mengajar yang berbeda. Guru yang lebih dulu yang lebih bisa memiliki tugasnya di sekolah tentu memiliki
pengalaman yang banyak daripada guru yang memulai tugasnya. Oleh sebab itu guru yang sudah lama mengajar akan memperoleh pengetahuan yang
banyak tetntang proses pembelajaran di sekolah daripada guru yang baru memulai tugasnya di sekolah.
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
3
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru
pamong dalam membimbing
4 Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang
ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pribadi mahasiswa
praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari
tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan
Pernyataan ini didukung oleh penelitian dari Hj. Mintarsi Danunijhardja pps. Upi.eduorgabstrakthesis abstradpen 98. html. 65k www. Google.com
dengan judul penelitian Pembinaan Kemampuan Profesional mahasiswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
praktiknya yang dilakukan oleh guru pamong di SMU Kotamadya Bandung Evaluasi Tentang Kinerja Guru Pamong dan kinerja Mahasiswa Praktek.
Implikasi dalam penelitian untuk meningkatkan kualitas kinerja PPL perlu komitmen yang dijadikan sumber penggerak untuk merealisasikan pembinaan
kemampuan profesi dan untuk memenuhi tenaga pendidikan yang profesional di masa mendatang PPL perlu pembenahan pada guru pamong sebagai ujung
tombak yang ada di barisan terdepan. Hasil penelitian Hj. Mintarsi bahwa guru pamong perlu pembinaan visi agar mampu merealisasikan misi yang
diemban oleh guru pamong. Guru pamong yang perlu pembinaan terutama yang berpendidikan S1 diantaranya pembinaan diklat, seminar dan lokakarya.
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
4
Ha
=
ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
5 Persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing.
Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu
dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama pengalaman yang diperoleh
seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing
praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi sosial di sekolah
Pernyataan ini didukung dalam artikel Pemberdayaan Memperdayai? http:sahe.Institute.Blogspot.Com200501pemberdayaanmemperdayai?Jum
at, 28 Januari 2005. Banyak orang bijak mengatakan bahwa semakin banyak orang berjalan maka semakin banyak yang diketahui dan pengalaman kitapun
akan bertambah. Begitupun dengan perjuangan rakyat mengutip kalimat tokoh revolusioner Tiongkok Mao “ semakin lama perjuangan kita maka semakin
banyaklah hal yang kita pelajari dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulu kita”.
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
5
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
6 Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang
ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi mahasiswa praktikan.
Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara
pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan. Pernyataan ini didukung oleh penelitan dari Purnomo Setiadi Akbar berjudul “
Alternatif perubahan Pengembangan Guru di Indonesa” bahwa Reformasi dalam dunia pendidikan dimulai dari komponen guru dan semua aspek pribadi
guru, organisasi dan instansinya. Prioritas dimulai dari komitmen jajaran pembinaan depdikbud dan stafnya untuk selalu memantau dan membina guru-
guru dengan berbagai aspeknya. Guru yang memasuki kemampuan paripurna bagaimanapun bentuk kurikulum yang selalu berubah beserta tuntutannya
mereka diharapkan akan mampu melaksanakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Kajian Dikbud. No. 014. September 1998 hal 96-105
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
6
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
7 Persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing.
Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru
yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah bahwa semakin lama pengalaman yang
diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan
dalam menerapkan kompetensi personal di sekolah Disebutkan dalam www. Psikologi.ui.ac.id bahwa tenaga pengajar, guru
besar, dosen harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang luas agar dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam mengalirkan ilmu
pengetahuan dengan metode mengajar yang paling mutakhir sehingga mahasiswa dapat belajar melihat ide-ide baru dari sudut pandang psikologi,
memahami, mendiskusi, dan menuliskannya Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
7
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman
membimbing
8 Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian
yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi profesional mahasiswa
praktikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara
pandang guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan. Senada dengan artikel dalam www.
Sintang.go.idsocialdefault.asp? topical 36-45k Bahwa kemajuan suatu bangsa hanya ditentukkan oleh faktor penarik rakyatnya. Hal ini disebabkan
semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat menjadi
sumber daya yang berperan dalam meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
8
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
BAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian
atas suatu keadaaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
B. Subjek dan Objek Peneltian
1. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru pamong yang membimbing dan mendampingi mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. 2. Objek penelitian dalam tulisan ini adalah persepsi guru pamong mengenai
kompetensi mengajar ditinjau dari tingkat pendidikan dan pengalaman
membimbing.
C. Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMU dan SMK di Sleman. Waktu pelaksanaan Maret-Mei 2007