Guru Pamong PPL Program Pengalaman Lapangan

diskusi kelompok. Pada saat itu juga kondisi kelas ramai sehingga menganggu kelas lain, karena tidak tahu atau tidak mengetahui dengan tepat maksud praktikan bahwa ia sedang melakukan diskusi, maka guru akan menilai kurang baik bahkan buruk terhadap praktikan dalam mengelola interaksi belajar mengajar.

B. Guru Pamong

Guru pamong merupakan tenaga supervisor yang paling banyak berhubungan langsung dengan mahasiswa calon guru Suparno, Suyadi Wardani,1990:38. Tugas-tugas bimbingan yang harus diberikan oleh guru pamong antara lain meliputi: 1. memberikan tugas mengajar pada waktu latihan terbimbing dan mandiri 2. membantu mahasiswa calon guru dalam mengembangkan satuan pelajaran 3. menerapkan supervisi klinis dalam pemberian bimbingan kepada mahasiswa calon guru selama latihan mengajar 4. membimbing mahasiswa calon guru dalam mengerjakan tugas memberikan bimbingan belajar para murid, administrasi kelas, serta tugas ko dan ekstrakurikuler serta bersama-sama dengan kepala sekolah dan dosen pembimbing menetapkan mahasiswa yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian PPL. Buku III tentang Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan menyebutkan bahwa guru pamong bertugas dalam membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan pengalaman lapangan yaitu membantu merencanakan kegiatan belajar-mengajar yang berhubungan dengan urutan bahan pelajaran, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan pelajaran, evaluasi meliputi lama waktu ulangan, bentuk soal ulangan, dan cara penilaian. Kesimpulannya adalah guru pamong diberi kepercayaan dan tugas untuk membimbing mahasiswa praktikan PPL dalam menerapkan kemampuan mengajar, kegiatan administrasi di sekolah, dan diberikan kewenangan dalam menilai kompetensi yang dicapai praktikan.

C. Kompetensi guru

Kompetensi berarti kemampuan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. The state of legally competent or qualified Mc. Leod 1989. Menurut Samana 1994:44 kompetensi adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakat. Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar. Adapun menurut Usman 1995:14 kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Menurut Usman 1990:1 kompetensi merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Usman, Charles E. Johnson, 1974 mengungkapkan kompetensi merupakan gambaran hakikat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kualitatif dari perilaku yang tampak sangat berarti. Barlow, Syah 1985: 229 kompetensi merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi diartikan sebagai keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dirinya sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya Mc. A.Shan 1981. Adapun menurut Finc dan Crunfilon 1979 kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dalam bukunya Djohar 2006:17 yang ditulis oleh Ellis 1984 kutipan dari Pearson tahun 1980 pada dasarnya kompetensi guru garis besarnya terdiri tiga hal yakni: kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan; ketrampilan yang diperlukan oleh seorang guru; syarat seseorang guru yang telah memiliki ketrampilan itu. Sedangkan menurut Piet 1994:56 ada 3 definisi yang dikemukakan mengenai kompetensi guru: Pertama kompetensi guru adalah kemampuan guru untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirancangkan. Kedua, kompetensi guru adalah ciri hakiki dari kepribadian guru yang menuntunnya ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukkan. Ketiga, kompetensi adalah perilaku yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi guru teletak pada kemampuan dasar tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut. Cooper PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1984 mengemukakan empat kompetensi guru, yakni mempunyai pengetahuan dan tingkah laku manusia; mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri,sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya; mempunyai keterampilan teknik mengajar. Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh Glasser. Menurut Glasser 1970 ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni a. menguasai bahan pelajaran, b. kemampuan mendiagnose tingkah laku siswa, c. kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan d kemampuan mengukur hasil belajar siswa Dalam undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 8 menyebutkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Pasal 10 menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan pemerintah RI no.19 tahun 2005 tentang standar nasional telah diatur standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi pendidikan pasal 28 juga menyebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan uraian tentang kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang diperoleh melalui suatu proses pembelajaran dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap kemampuan yang dimilikinya sebagai seorang guru. Sehingga dapat dijabarkan pengertian dari 4 kompetensi dasar keguruan yaitu:

1. Kompetensi pedagogik

Dalam UU RI no.14 kompetensi pedagogik adalah mengelola pembelajaran peserta didik. Kaltim post online dalam artikel berjudul:”Perlu Pahami Perkembangan Siswa Menuju Standar Kompetensi Guru”. Rabu 1 februari 2006 menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari sub komponen pengelolaan pembelajaran berupa penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar anak didiknya.

2. Kompetensi kepribadianpersonal

Dalam UU RI no.14 kompetensi adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berahklak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Menurut Buku Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Di Indonesia kompetensi kepribadian sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila, yang mengagungkan budaya bangsanya, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Samana 1994: 53 kompetensi kepribadian disatukan dengan kompetensi sosial yaitu menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik reflektif serta berupaya untuk maju, dan bertanggung jawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Usman 1995: 16 menyatakan kompetensi pribadi meliputi mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan melaksanakan administrasi sekolah. Komponen kompetensi personal yakni guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup termasuk nilai moral dan keimanan, guru bertindak jujur dan bertanggung jawab, guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah, guru hendaknya memegang prinsip serta nilai hidup yang diyakininya, guru adalah pribadi yang mental sehat dan stabil, guru tampil secara pantas dan rapi, guru mampu berbuat kreatif. Maka kompetensi kepribadian yaitu kemampuan diri dalam guru yang mencakup jiwa pendidik, terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian. 3.Kompetensi sosial Dalam UU RI no.14 kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Buku Pola Pembahruan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Di Indonesia kompetensi sosial atau kompetensi kemasyrakatan sebagai bentuk partisipasi sosial seseorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat di mana ia berada, baik secara formal maupun informal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Buku III pedoman pelaksanaan PPL kompetensi sosial terdiri beberapa komponen yaitu pergaulan di sekolah baik dengan guru pamong, guru lain maupun petugas lain dan kerjasama dengan rekan mahasiswa, guru pamong atau pembimbing. Komponen kompetensi sosial dalam Samana 1994:55 guru bersikap bersahabat dan trampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik,guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya, guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkup kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya; dalam keseluruhan relasi sosial dan pofesionalnya, guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya, guru hendaknya menggunakan waktu luangnya di luar tuntutan tugas keguruannya secara bijaksana dan produktif. Peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah guru mampu bekerjasama, melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam kelembagaan dan kemasyarakatan. 4.Kompetensi profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaaan materi pelajaran luas dan mendalam UU RI no 14 tahun 2005. Kompetensi profesional berkaitan dengan 10 kompetensi guru yang telah ditetapkan. Sepuluh kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang dalam menjalankan tugasnya dalam pengelolaan interaksi belajar- mengajar. Menurut Sardiman1986 yaitu: a. Menguasai bahan materi sebelum guru itu tampil di depan kelas mengelola interaksi belajar-mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud ”menguasai bahan” bagi seorang guru mengandung dua prinsip yaitu menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pengayaanpenunjang bidang studi b. Mengelola program belajar-mengajar. Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program belajar-mengajar sesuai dengan satuan pembelajaran yang direncanakan. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam pengelolaan belajar- mengajar. Langkah-langkah itu sebagai berikut: 1 Merumuskan tujuan instruksional 2 Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat 3 Melaksanakan program belajar-mangajar 4 Mengenal kemampuan anak didik 5 Merencana dan melaksanakan program remidial . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mengelola kelas untuk mengajar suatu kelas. Guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar. Jika keadaan kelas belum kondusif, guru harus berusaha seoptimal mungkin untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kegiatan mengelola kelas akan menyangkut mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar- mengajar yang serasi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang dinamis dan sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. d. Menggunakan mediasumber, agar proses belajar mengajar dapat tercapai secara maksimal, guru harus mampu memilih dan mengoperasikan media yang dipergunakan. Ada beberapa langkah dalam menggunakan media, yaitu: 1 mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media. 2 membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana maksudnya agar mudah di dapat dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda. 3 menggunakan dan mengelola laboratorium dalam ruang proses belajar-mengajar. 4 menggunakan buku peganganbuku sumber . 5 menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 menggunakan unit microteaching e. Menguasai landasan-landasan kependidikan. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan bangsa itu akan dapat diwujudkan secara nyata dengan usaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa. Mengingat hal itu maka sistem pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kuantitas dan pengembangan kualitas serta antara aspek lahiriah dan aspek rohaniah. Itulah sebabnya pendidikan nasional kita dirumuskan sebagai usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. f. Mengelola interaksi belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan kemudian di dalam kegiatan interaksi antar guru dan siswa dalam rangka transfer of values akan senantiasa menuntut komponen yang satu dengan yang lain. Serasi dalam hal ini berarti komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar-mengajar itu akan saling menyesuaiakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. Jelasnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen- komponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar-mengajar tersebut g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran memperlancar pengelolaaan interaksi belajar-mengajar. Selain diperlukan kegiatan pengelolaan interaksi belajar-mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, termasuk antara lain sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, di sekolah guru berperan pula sebagai pembimbing sehingga guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan serta penyelenggaraanya di sekolah sehingga interaksi belajar-mengajar di sekolah dapat tercapai secara optimal. i. Mengenal dan menyelenggarakan administrator. j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian, guna keperluan pengajaran. Peran guru sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing, dalam pengabdinnya kepada masyarakat guru harus mampu berperan sebagai peneliti artinya guru harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, seperti membuat proposal, melakukan observasi pengamatan, mencatat hasil pengamatan, mengolah dan menganalisis data serta menulis laporan hasil penelitian. Sepuluh kompetensi guru di atas merupakan hasil pengembangan yang didasarkan atas analisis tugas-tugas yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional yang tercermin sebagai performance dalam menjalankan tugas sehari- hari Dalam perkembangannya pengertian kompetensi pedagogik dan kompetensi professional hampir sama. Komponen yang ada dalam kompetensi pedagogik tercakup dalam kompetensi profesional, maka dapat disimpulkan bahwa komponen kompetensi profesional menguasai bahan materi, mengelola kelas, menggunakan mediasumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrator, memahami prinsip-prinsip dan menafirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran

D. PPL Program Pengalaman Lapangan

Program Pengalaman Lapangan PPL adalah suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru Suparno, Suyadi Wardani,1990:1. Sama halnya yang diungkapkan Suparno, dkk1990:1 maka Hamalik 2002:171 berpendapat bahwa Program pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukkan profesi kependidikan. Menurut Samana 1994:42 PPL merupakan pembentukan kompetensi secara bertahap dan terintegrasi, mulai dengan pengenalan medan observasi tahap awal, latihan keterampilan terbatas pengajaran mikro, dan dengan melaksanakan tugas-tugas kependidikan di sekolah latihan secara utuh, aktual dan bersungguh-sungguh menuntut dedikasi calon guru. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan PPL adalah program kegiatan pendidikan pra-jabatan guru yang dalam pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru yang penerapannya dalam sekolah dengan melihat penguasaan kemampuan mengajar pada mahasiswa praktikan tersebut.

E. Mahasiswa PPL