Uji prasyarat analisis 1. Tabel 4.16 Test of Homogeneity of Variances Tabel 4.17 Pembahasan

berjumlah 4 guru atau sebesar 36,36. Jadi sebagian besar guru pamong yang kurang berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 14 orang atau sebesar 70, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 6 guru atau sebesar 30. Jadi sebagian besar guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi professional. Data responden guru pamong sangat berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 55 guru atau sebesar 91,67. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi profesional berjumlah 5 guru atau sebesar 8,33. Jadi sebagian besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional.

B. Uji prasyarat analisis 1.

Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov–Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS for windows. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.15 Hasil Pengujian Normalitas

A. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TPrendah TPtinggi PMKB PMCB PMSB N 29 62 11 20 60 Mean Normal Parametersa,b 115.41 110.31 111.18 108.25 113.30 Std. Deviation 12.707 14.320 15.549 10.487 14.642 Most Extreme Absolute .153 .114 .191 .147 .102 Differences Positive .099 .114 .183 .147 .102 Negative -.153 -.078 -.191 -.125 -.093 Kolmogorov-Smirnov Z .822 .897 .632 .656 .792 Asymp. Sig. 2-tailed .509 .397 .819 .782 .557 Hasil uji normalitas jika ditinjau dari tingkat pendidikan rendah, diperoleh nilai Z Kolmogorov Smirnov sebesar 0,822 dengan probabilitas P = 0,509 dan untuk tingkat pendidikan tinggi nilai Z sebesar 0,897 dengan probabilitas 0,397. Karena nilai P Value tingkat pendidikan rendah dan tinggi 0,509, 0,397 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan adalah normal. Hasil uji normalitas jika ditinjau dari kurang, cukup dan sangat berpengalaman diperoleh nilai Z Kolmogorov Smirnov sebesar 0,632; 0,656; 0,792 dengan probabilitas P =0,819; 0,782; 0,557. Karena nilai P Value 0,819; 0,782; 0,557 0,05 maka distribusi untuk pengalaman membimbing adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Untuk membuktikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Pembuktian adanya kesamaan variansi kelompok tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for windows. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Uji Homogenitas Tingkat Pendidikan

B. Tabel 4.16

C. Test of Homogeneity of Variances

Hasil Pengujian Homogenitas Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Levene Statistic df1 df2 Sig. .326 1 89 .723 Dari tabel 4.16 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk tingkat pendidikan 0,326 dengan probabilitas Sig. sebesar 0,723. Karena P Value 0,723 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama. b. Uji Homogenitas Pengalaman Membimbing

D. Tabel 4.17

E. Test of Homogeneity of Variances

Hasil Pengujian Homogenitas Pengalaman Membimbing Pengalaman Membimbing Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.274 2 88 .285 Dari tabel 4.17 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk status guru 1,274 dengan probabilitas Sig. sebesar 0,285. Karena P Value 0,285 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

3. Uji Hipotesis

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji One Way Anova dan T-test sampel. Data diambil dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 for windows untuk melakukan uji One Way Anova dan T-test. Data diambil dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu tingkat pendidikan, pengalaman membimbing. Dan hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

a. Pengujian Hipotesis 1

1 Rumusan Hipotesis 1 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 1 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Uji Hipotesis Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Pengalaman Membimbing Sum of Mean 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F hitung = 3,470 lebih besar dari F tabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,035 0,05 maka disimpulkan bahwa H ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.

b. Pengujian Hipotesis 2

1 Perumusan Hipotesis Squares df Square F Sig. Between Groups 684.747 2 342.373 3.470 .035 Within Groups 8682.638 88 98.666 Total 9367.385 90 2 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat t hitung = 7,902 lebih besar dari t tabel = 1,9903 dengan probabilitas 0,000 0,05 maka disimpulkan H ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan

c. Pengujian Hipotesis 3

Levenes Test for Equality of Variances t Sig.2tailed F Sig. kompetensi pedagogis Equal variances assumed 2.920 .091 7.902 .000 Equal variances not assumed 9.164 .000 1 Perumusan Hipotesis = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 3 Ho 3 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis Tabel 4.20 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Pengalaman Membimbing Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between 24.420 2 12.210 3.324 .041 Groups Within Groups 323.250 88 3.673 Total 347.670 90 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F = 3,324 lebih besar dari F hitung tabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,041 0,05 maka disimpulkan bahwa H ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.

d. Pengujian Hipotesis 4

1 Perumusan Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 4 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis Tabel 4.21 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Tingkat Pendidikan 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat t hitung = 3,202 lebih besar dari t tabel = 1,9903 dengan probabilitas 0,002 0,05 maka disimpulkan H ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan.

e. Pengujian Hipotesis 5

1 Perumusan Hipotesis Levenes Test for Equality of Variances t Sig.2tailed F Sig. kompetensi pribadi Equal variances assumed 1.835 .179 3.202 .002 Equal variances not assumed 2.925 .005 5 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 5 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis Tabel 4.22 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial Ditinjau dari Pengalaman Membimbing Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between 14.303 2 7.151 3.757 .027 Groups Within Groups 167.521 88 1.904 Total 181.824 90 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F = 3,757 lebih besar dari F hitung tabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,027 0,05 maka disimpulkan bahwa H ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing

f. Pengujian Hipotesis 6

1 Perumusan Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 6 Ha = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis Tabel 4.23 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial Ditinjau dari Tingkat Pendidikan 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat bahwa t hitung = 3,329 lebih besar dari t tabel = 1,9903 dengan probabilitas 0,001 0,05 maka disimpulkan H ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan.

g. Pengujian Hipotesis 7

Levenes Test for Equality of Variances t Sig.2tailed F Sig. kompetensi sosial Equal variances assumed 4.936 .029 2.861 .005 Equal variances not assumed 3.329 .001 1 Perumusan Hipotesis 7 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 7 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis Tabel 4.24 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesi Ditinjau dari Pengalaman Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between 50.093 2 25.047 3.239 .044 Groups Within Groups 680.588 88 7.734 Total 730.681 90 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F = 3,239 lebih besar dari F hitung tabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,044 0,05 maka disimpulkan bahwa H ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.

h. Pengujian Hipotesis 8

1 Perumusan Hipotesis 8 Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 8 Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis Tabel 4.25 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional Ditinjau dari Tingkat Pendidikan 3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat bahwa t hitung = 2,702 lebih besar dari t tabel = 1,9903 dengan probabilitas 0,008 0,05 maka disimpulkan H ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Levenes Test for Equality of Variances t Sig.2tailed F Sig. kompetensi profesional Equal variances assumed 1.028 .168 2.702 .008 Equal variances not assumed 2.767 .008 Tabel 4.26 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan ANOVA No Hipotesis F hitung F tabel Probabilitas Kesimpulan 1. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 3,470 3,1013 0,05 Diterima 3. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing 3.324 3,1013 0,05 Diterima 5. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 3.757 3,1013 0,05 Diterima 7. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 3.239 3,1013 0,05 Diterima Tabel 4.27 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan T-test No Hipotesis t hitung t tabel probalitas Kesimpulan 2. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL 7,902 1,9903 0,05 Diterima terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 4. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 3,302 1,9903 0,05 Diterima 6. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 3,329 1,9903 0,05 Diterima 8. Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2,702 1,9903 0,05 Diterima

C. Pembahasan

1. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru yang cukup berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik, terlihat dari persentase guru pamong cukup berpengalaman, dari 20 orang yang berpersepsi positif adalah 90 lebih besar dibandingkan dengan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 81,82 berpersepsi positif dan guru sangat berpengalaman, dari 60 orang 56,63 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F hitung 3,470 lebih besar dari F tabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 73 guru atau 80,22. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 18 guru atau 19,78. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, menggunakan media, berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang belaku. Berdasarkan hasil deskripsi data, pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pada umumnya orang- orang sependapat bahwa semakin banyak pengalaman membimbing praktikan semakin mengerti tingkat kelebihan dan kekurangan pada mahasiswa praktikan. Selain itu, semakin berpengalaman semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pedagogik di sekolah. Semakin lama pengalaman yang diperoleh guru pamong semakin luas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat pandangan guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL berbeda pula. Hasil penelitian di peroleh guru cukup berpengalaman memiliki persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru yang cukup berpengalaman memiliki pandangan makin luas yang memungkinkan guru pamong untuk lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Guru pamong yang cukup berpengalaman menghargai perubahan tersebut sebagai nilai yang positif. Ini terlihat pada penilaian guru pamong terhadap mahasiswa dalam menerapkan kemampuannya memilih metode mengajar, variasi mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas, berinteraksi antara guru pamong dan siswa, menggunakan media mengajar sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar serta memberikan petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran adalah baik . Berbeda pada guru yang kurang dan sangat berpengalaman, guru yang kurang berpengalaman cenderung menilai negatif. Mereka hanya menilai terbatas pada pengalaman waktu itu saja sehingga belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Mereka juga berpatokan pada dirinya maka kemampuan mahasiswa dapat dilihat dengan membandingkan pada kemampuan guru pamong itu sendiri, seperti dalam melihat mahasiswa praktikan membuat alat pelajaran, mengelola kelas, menyusun alat evaluasi, memotivasi siswa, serta dalam memilih media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengajar. Guru pamong yang sangat berpengalaman tentunya akan menunjukkan kualitasnya dalam bekerja karena guru pamong memiliki banyak pengalaman dan telah mengerti letak kelebihan serta kekurangan mahasiswa praktikan. Sehingga guru dapat lebih rinci dalam melakukan penilaian sebab ingin menunjukkan kualitas dengan harapan mahasiswa praktikan mengalami kemajuan dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan ilmu saat ini. 2. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru pamong yang berpendidikan rendah cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. Ini terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 56,45 lebih kecil dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 89,65 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t hitung 7,902 lebih besar dari t tabel 1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Hasil deskripsi tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, metode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang berlaku. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang ditunjuk sebagai guru pamong sebagian besar telah menempuh pendidikan formal yang tinggi. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan guru akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D2 atau D3. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan rendah mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Namun hasil penelitian membuktikan bahwa pada umumnya guru memandang positif kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena sebagian besar responden berpendidikan S1, sehingga kemungkinan besar guru merasa bahwa ilmu yang diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa PPL guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam menilai mahasiswa praktikan. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik jika ditinjau dari tingkat pendidikan, salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi lebih suka pada hal-hal yang baru, tidak monoton dan cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya. Hal ini membuat penilaian pada mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Guru dengan berpendidikan tinggi cenderung lebih negatif dalam memberikan penilaian terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL karena guru pamong merasa yakin bahwa mahasiswa praktikan masih dapat lebih kreatif dalam kemampuan memilih metode mengajar, variasi mengajar, media mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas dan berinteraksi dalanm proses belajar mengajar. Berbeda pada guru pamong yang berpendidikan rendah. Mereka cenderung lebih positif dalam memberikan penilaian terhadap kompetensi pedagogik. Guru pamong merasa bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam mengajar dengan metode, variasi mengajar dan menyusun alat evaluasi serta berinteraksi dengan siswa dapat membantu siswa sebagai anak didiknya untuk lebih baik dalam kegiatan proses belajar mengajar. 3. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari pengalaman membimbing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari perbedaan pengalaman membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 95 lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 50 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 54,54 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F hitung 3.324 lebih besar dari F tabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri. Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pengalaman merupakan modal utama untuk terjun dalam suatu bidang garapan. Dalam kehidupan manusia, semakin tua maka akan mempunyai pengalaman semakin banyak. Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman membimbing yang akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membuat seorang guru dapat bekerja lebih efisien. Sama halnya sebagai seorang guru pamong yang melakukan pekerjaan membimbing di sekolah, tentu memiliki pengalaman membimbing yang berbeda. Guru yang lebih dahulu membimbing akan lebih memiliki banyak pengalaman daripada guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru pamong. Oleh sebab, itu guru yang sudah lama membimbing akan memperoleh pengetahuan yang banyak tentang proses pembimbingan di sekolah daripada guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru pembimbing PPL. Semakin lama pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ditekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan membuat pandangan guru terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL berbeda. Hasil penelitian diperoleh guru sangat berpengalaman memiliki persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru telah membimbing mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Guru pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan tersebut sehingga memberi penilaian yang positif terhadap mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, dan kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang ada di sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru berpatok pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dilihat dengan membandingkan pada kemampuan diri guru pamong itu sendiri. Hasil penelitian membuktikan bahwa guru kurang berpengalaman memberi penilaian yang negatif terhadap mahasiswa praktikan. Nampak pada kemampuan mahasiswa dalam penampilan rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah dinilai kurang baik. Guru yang sangat, cukup maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pribadi. Hal tersebut karena guru yang sangat berpengalaman lebih mampu menguasai pekerjaan. Suatu ketrampilan dapat dicapai melalui pengulangan terhadap apa yang dipelajari atau dikerjakan. Apabila seseorang bekerja maka ia akan menemui hal-hal yang baru dan jika hal yang baru dipahami sebagai suatu pengetahuan yang dimilikinya, ini berarti ia telah mendapatkan pengalaman baru yang dapat menyebabkan persepsi yang berbeda diantara para guru. 4. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77 lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 75,86 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t hitung 3,302 lebih besar dari t tabel 1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pribadi mahasiswa praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pribadi jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi lebih suka pada hal-hal yang baru, tidak monoton cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya maka hal ini membuat penilaian pada mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Hal inilah yang membuat guru pamong berpersepsi positif karena mereka lebih menghargai hal-hal yang baru dari mahasiswa praktikan dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah. Guru pamong berpendidikan rendah kebanyakan memberikan penilaian negatif karena pemikirannya belum modern sehingga membuat beda pendapat dengan mahasiswa praktikan, padahal praktikan ingin menciptakan cara yang baru untuk berinteraksi dengan siswa dalam sekolah maupun di luar sekolah. Perbedaaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah yang dilihat dari pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan. Hal ini nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menguasai kompetensi pribadi yaitu kemampuan diri untuk memahami yang memiliki jiwa pendidik, terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian serta penampilan rapi dalam berpakaian di nilai kurang baik 5. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru pamong yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang adalah 96,67 yang berpersepsi positif adalah 96,67 lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 90 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 72,73 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F hitung 3.757 lebih besar dari F tabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI baik itu dari siswa, guru, karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah. Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar sangat berpengalaman. Banyak orang bijak mengatakan bahwa semakin banyak orang berjalan maka semakin banyak yang diketahui dan pengalaman kitapun akan bertambah. Semakin lama perjuangan kita maka semakin banyaklah hal yang kita pelajari dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulu kita. Semakin lama pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat pandangan guru terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL berbeda pula. Banyak sedikitnya pengalaman membimbing ternyata menentukan atau menunjukkan kualitas guru pamong sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas kemampuan mahasiswa praktikan itu sendiri. Hasil penelitian di peroleh guru sangat berpengalaman dan cukup berpengalaman paling banyak memiliki persepsi positif. Guru telah membimbing mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Dan guru pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan tersebut nilai yang positif terhadap kompetensi sosial mahasiswa praktikan. Penilaian positif tersebut dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam sekolah. Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman cenderung menilai negatif, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru berpatokan pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dibandingkan dengan kemampuan diri pada guru pamong itu sendiri. Guru membandingkan dirinya dengan mahasiswa praktikan dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam sekolah. 6. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru pamong yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77 lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah dari 29 orang 82,76 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan t hitung 3,329 lebih besar dari t tabel 1,990 maka Ho ditolak Hal ini berarti bahwa ada perbedaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru maupun karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah serta sopan Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar guru berpendidikan D4 atau S1. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan. Sama halnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan meningkatkan kualitas pribadi sesuai pernyataan yang didukung oleh penelitian dari Purnomo Setiadi Akbar 1998 yang menyatakan bahwa reformasi dalam dunia pendidikan dimulai dari komponen guru dan semua aspek pribadi guru, organisasi dan instansinya. Prioritas dimulai dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komitmen jajaran pembinaan depdikbud dan stafnya untuk selalu memantau dan membina guru-guru dengan berbagai aspeknya. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah berpandangan yang berbeda terhadap kompetensi sosial. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada guru berpendidikan tinggi cenderung berpandangan positif terhadap kompetensi sosial. Hal tersebut karena guru merasa bahwa ilmu yang diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa PPL guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Hal ini nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menerapkan kompetensi sosial yaitu mahasiswa praktikan mudah bergaul dengan lingkungan sekolah, mampu bersikap ramah, sabar dan pengertian terhadap siswa, mampu bekerjasama dengan guru-guru dan staf administrasi sekolah. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi sosial jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 pengetahuan yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan rendah cenderung menilai negatif karena pemikirannya belum modern dan pengetahuan belum luas. Sehingga hal inilah yang membuat adanya perbedaan pendapat dengan mahasiswa praktikan sedangkan praktikan ingin menciptakan membuat metode yang baru. Perbedaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah dilihat dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menguasai kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan serta bersikap ramah dan sopan baik di luar maupun di dalam sekolah. 7. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 91,67 lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 70 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 63,64 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F hitung 3,239 lebih besar dari F tabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa praktikan yang mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi, menguasai dan menyampaikan materi. Berdasarkan hasil deskripsi data itu pula diketahui bahwa sebagian besar guru pamong sangat berpengalaman. Semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi profesional di sekolah. Disebutkan dalam www. Psikologi.ui.ac.id bahwa tenaga pengajar, guru besar, dosen harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang luas agar dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam mengalirkan ilmu pengetahuan dengan metode mengajar yang paling mutakhir sehingga mahasiswa dapat belajar melihat ide-ide baru dari sudut pandang psikologi, memahami, mendiskusi, dan menuliskannya. Guru yang sangat, cukup maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru sangat berpengalaman cenderung memandang positif kompetensi profesional karena pengalaman yang didapat dari hasil belajar serta pengalaman yang diperoleh selama membimbing lebih banyak maka guru pamong akan lebih mampu menguasai pekerjaan. Guru yang sangat berpengalaman dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun sehingga dapat melihat perkembangan mahasiswa. Hal ini terlihat pada mahasiswa dalam menerapkan kemampuannya menguasai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI materi, menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan benar, pemberian ilustrasi serta pemberian contoh yang konkrit. Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, guru yang kurang berpengalaman mengetahui untuk waktu itu saja sehingga belum mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Maka guru pamong kurang berpengalaman cenderung menilai negatif karena guru melihat pada kemampuan profesional dalam dirinya, belum menyadari bahwa mahasiswa praktikan baru belajar mengembangkan ilmu dan kemampuan yang di peroleh. Penilaian negatif terlihat mahasiswa dalam menerapkan kemampuan memberikan ilustrasi, menjelaskan materi pelajaran dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. 8. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 91,9 lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 65,5 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga menunjukkan t hitung 2,702 lebih besar dari t tabel 1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. komponen kompetensi profesional Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa praktikan mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi, menguasai dan menyampaikan materi. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1.Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda- beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi profesional mahasiswa praktikan. Sama halnya dalam artikel www. Sintang.go.idsocialdefault.asp? topical 36-45k disebutkan bahwa kemajuan suatu bangsa hanya ditentukkan oleh faktor penarik rakyatnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat menjadi sumber daya yang berperan dalam meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan guru pamong maka akan mudah menerima kelemahan, kelebihan dan hal-hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang baru dari mahasiswa dalam menerapkan kompetensi profesional. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun yang rendah mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berpendidikan tinggi cenderung memandang positif kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik pada mahasiswa dalam kemampuannya menguasai materi, menjelaskan materi, dan menggunakan bahan pengajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi tertarik pada hal-hal baru yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam menerapkan kemampuannya memberikan dan menjelaskan materi sesuai dengan ilmu yang praktikan peroleh untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Sedangkan dengan guru pamong yang berpendidikan rendah cenderung menilai negatif karena pengetahuan mereka sebatas pada ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan maka kecenderungan memandang dirinya sudah lebih baik daripada mahasiswa praktikan yang dengan segala usaha di tempuh untuk mengembangkan ilmu yang mereka peroleh selama kuliah. Hal ini nampak pada kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mahasiswa praktikan dalam menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan siswa serta memberikan ilustrasi untuk menjelaskan materi.

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini didukung harga F hitung = 3,470 lebih besar dari F tabel = 3,101 pada taraf signifikasi α =5 atau = 0,05. 2 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan harga t hitung =7,902 lebih besar dari t tabel =1,990 pada taraf signifikasi α =5 atau = 0,05. 3 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini didukung harga F hitung = 3.324 lebih besar dari F tabel = 3,101 pada taraf signifikasi α =5 atau = 0,05. 4 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini di dukung harga t hitung =3,202 lebih besar dari t α tabel =1,990 pada taraf signifikasi =5 atau = 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI