berjumlah 4 guru atau sebesar 36,36. Jadi sebagian besar guru pamong yang kurang berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif
terhadap kompetensi profesional. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi
profesional berjumlah 14 orang atau sebesar 70, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 6 guru atau sebesar 30. Jadi sebagian
besar guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi professional. Data responden
guru pamong sangat berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 55
guru atau sebesar 91,67. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi profesional berjumlah 5 guru atau sebesar 8,33. Jadi sebagian
besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional.
B. Uji prasyarat analisis 1.
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov–Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS for
windows. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Normalitas
A. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TPrendah TPtinggi
PMKB PMCB
PMSB N
29 62
11 20
60 Mean
Normal Parametersa,b 115.41
110.31 111.18
108.25 113.30
Std. Deviation 12.707
14.320 15.549
10.487 14.642
Most Extreme Absolute
.153 .114
.191 .147
.102 Differences
Positive .099
.114 .183
.147 .102
Negative -.153
-.078 -.191
-.125 -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .822
.897 .632
.656 .792
Asymp. Sig. 2-tailed .509
.397 .819
.782 .557
Hasil uji normalitas jika ditinjau dari tingkat pendidikan rendah, diperoleh nilai Z Kolmogorov Smirnov sebesar 0,822 dengan
probabilitas P = 0,509 dan untuk tingkat pendidikan tinggi nilai Z sebesar 0,897 dengan probabilitas 0,397. Karena nilai P
Value
tingkat pendidikan rendah dan tinggi 0,509, 0,397 0,05 maka distribusi
untuk tingkat pendidikan adalah normal. Hasil uji normalitas jika ditinjau dari kurang, cukup dan sangat berpengalaman diperoleh nilai Z
Kolmogorov Smirnov sebesar 0,632; 0,656; 0,792 dengan probabilitas P =0,819; 0,782; 0,557. Karena nilai P
Value
0,819; 0,782; 0,557 0,05 maka distribusi untuk pengalaman membimbing adalah normal.
2. Uji Homogenitas
Untuk membuktikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Pembuktian adanya kesamaan
variansi kelompok tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for windows. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Uji Homogenitas Tingkat Pendidikan
B. Tabel 4.16
C. Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Levene Statistic
df1 df2
Sig. .326
1 89
.723
Dari tabel 4.16 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk tingkat pendidikan 0,326 dengan probabilitas Sig. sebesar 0,723. Karena
P
Value
0,723 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.
b. Uji Homogenitas Pengalaman Membimbing
D. Tabel 4.17
E. Test of Homogeneity of Variances
Hasil Pengujian Homogenitas Pengalaman Membimbing
Pengalaman Membimbing Levene
Statistic df1
df2 Sig.
1.274 2
88 .285
Dari tabel 4.17 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk status guru 1,274 dengan probabilitas Sig. sebesar 0,285. Karena P
Value
0,285 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.
3. Uji Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji One Way Anova dan T-test sampel. Data diambil dari
jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 for windows untuk melakukan uji
One Way Anova dan T-test. Data diambil dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu tingkat pendidikan, pengalaman membimbing. Dan hasil
analisisnya adalah sebagai berikut :
a. Pengujian Hipotesis 1
1 Rumusan Hipotesis
1
Ho
=
tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari pengalaman membimbing
1
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari pengalaman membimbing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Uji Hipotesis
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Pengalaman Membimbing
Sum of Mean
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F
hitung
= 3,470 lebih besar dari F
tabel
=3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,035 0,05 maka disimpulkan bahwa H
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik
mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.
b. Pengujian Hipotesis 2
1 Perumusan Hipotesis
Squares df
Square F
Sig. Between Groups
684.747 2
342.373 3.470
.035 Within Groups
8682.638 88
98.666 Total
9367.385 90
2
Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan
2
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan
2 Uji Hipotesis
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat t
hitung =
7,902 lebih besar dari t
tabel =
1,9903 dengan probabilitas 0,000 0,05 maka disimpulkan H
ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL
ditinjau dari tingkat pendidikan
c. Pengujian Hipotesis 3
Levenes Test for Equality of
Variances
t
Sig.2tailed F Sig.
kompetensi pedagogis
Equal variances assumed
2.920 .091 7.902
.000 Equal variances
not assumed 9.164 .000
1 Perumusan Hipotesis = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap
kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
3
Ho
3
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Pengalaman Membimbing
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between 24.420
2 12.210
3.324 .041
Groups Within Groups
323.250 88
3.673 Total
347.670 90
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi
pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA F
= 3,324 lebih besar dari F
hitung tabel
=3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,041 0,05 maka disimpulkan bahwa H
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong
terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.
d. Pengujian Hipotesis 4
1 Perumusan Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan
4
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru
Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap
kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat
t
hitung =
3,202 lebih besar dari t
tabel =
1,9903 dengan probabilitas 0,002 0,05 maka disimpulkan H
ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi
pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan.
e. Pengujian Hipotesis 5
1 Perumusan Hipotesis
Levenes Test for Equality of
Variances
t
Sig.2tailed F Sig.
kompetensi pribadi
Equal variances assumed
1.835 .179 3.202 .002
Equal variances not assumed
2.925 .005
5
Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing
5
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Sosial Ditinjau dari Pengalaman Membimbing
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between 14.303
2 7.151
3.757 .027
Groups Within Groups
167.521 88
1.904 Total
181.824 90
3 Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa
perhitungan uji ANOVA F = 3,757 lebih besar dari F
hitung tabel
=3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,027 0,05 maka disimpulkan bahwa H
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi
mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing
f. Pengujian Hipotesis 6
1 Perumusan Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
tingkat pendidikan
6
Ha = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.23 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong
Terhadap Kompetensi Sosial Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap
kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat bahwa t
hitung =
3,329 lebih besar dari t
tabel =
1,9903 dengan probabilitas 0,001 0,05 maka disimpulkan H
ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial
mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan.
g. Pengujian Hipotesis 7
Levenes Test for Equality of
Variances
t
Sig.2tailed F Sig.
kompetensi sosial
Equal variances assumed
4.936 .029 2.861 .005
Equal variances not assumed
3.329 .001
1 Perumusan Hipotesis
7
Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari pengalaman membimbing
7
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari pengalaman membimbing 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Profesi Ditinjau dari Pengalaman
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between 50.093
2 25.047
3.239 .044
Groups Within Groups
680.588 88
7.734 Total
730.681 90
3 Penarikan Kesimpulan
Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji
ANOVA F = 3,239 lebih besar dari F
hitung tabel
=3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,044 0,05 maka disimpulkan bahwa H
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong
terhadap kompetensi profesi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.
h. Pengujian Hipotesis 8
1 Perumusan Hipotesis
8
Ho = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan
8
Ha = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau
dari tingkat pendidikan 2 Uji Hipotesis
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Profesional Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
3 Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap
kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat
bahwa t
hitung =
2,702 lebih besar dari t
tabel =
1,9903 dengan probabilitas 0,008 0,05 maka disimpulkan H
ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap
kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan
Levenes Test for Equality of
Variances
t
Sig.2tailed F Sig.
kompetensi profesional
Equal variances assumed
1.028 .168 2.702 .008
Equal variances not assumed
2.767 .008
Tabel 4.26 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan ANOVA
No Hipotesis
F
hitung
F
tabel
Probabilitas Kesimpulan
1. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL terhadap
kompetensi pedagogik pada mahasiswa
praktikan ditinjau dari pengalaman
membimbing
3,470 3,1013 0,05
Diterima
3. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL terhadap
kompetensi pribadi pada mahasiswa
praktikan ditinjau dari pengalaman guru
pamong dalam membimbing
3.324 3,1013 0,05
Diterima
5. Ada
perbedaan persepsi guru pamong
PPL terhadap kompetensi sosial pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing
3.757 3,1013 0,05
Diterima
7. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL terhadap
kompetensi profesional pada mahasiswa
praktikan ditinjau dari pengalaman
membimbing 3.239 3,1013
0,05 Diterima
Tabel 4.27 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan T-test
No Hipotesis
t
hitung
t
tabel
probalitas Kesimpulan
2. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL
7,902
1,9903 0,05 Diterima
terhadap kompetensi pedagogik pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat
pendidikan
4. Ada
perbedaan persepsi guru
pamong PPL terhadap
kompetensi pribadi pada mahasiswa
praktikan ditinjau dari tingkat
pendidikan 3,302 1,9903 0,05
Diterima
6. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL
terhadap kompetensi sosial pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat
pendidikan
3,329 1,9903 0,05 Diterima
8. Ada perbedaan
persepsi guru pamong PPL
terhadap kompetensi profesional pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat
pendidikan
2,702 1,9903 0,05
Diterima
C. Pembahasan
1. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman
membimbing. Guru yang cukup berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik, terlihat dari persentase guru
pamong cukup berpengalaman, dari 20 orang yang berpersepsi positif adalah 90 lebih besar dibandingkan dengan guru kurang berpengalaman, dari 11
orang 81,82 berpersepsi positif dan guru sangat berpengalaman, dari 60 orang 56,63 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F
hitung
3,470 lebih besar dari F
tabel
3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang
kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang
berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 73 guru atau 80,22. Guru pamong
yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 18 guru atau 19,78. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap
kompetensi pedagogik mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa
dalam kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, menggunakan media, berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar
mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang belaku.
Berdasarkan hasil deskripsi data, pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pada umumnya orang-
orang sependapat bahwa semakin banyak pengalaman membimbing praktikan semakin mengerti tingkat kelebihan dan kekurangan pada mahasiswa
praktikan. Selain itu, semakin berpengalaman semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pedagogik di sekolah.
Semakin lama pengalaman yang diperoleh guru pamong semakin luas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat
pandangan guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL berbeda pula. Hasil penelitian di peroleh guru cukup berpengalaman memiliki
persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru yang cukup berpengalaman memiliki pandangan makin luas yang memungkinkan guru
pamong untuk lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami
perubahan. Guru pamong yang cukup berpengalaman menghargai perubahan tersebut sebagai nilai yang positif. Ini terlihat pada penilaian guru pamong
terhadap mahasiswa dalam menerapkan kemampuannya memilih metode mengajar, variasi mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas,
berinteraksi antara guru pamong dan siswa, menggunakan media mengajar sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar serta memberikan petunjuk
dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran adalah baik . Berbeda pada guru yang kurang dan sangat berpengalaman, guru
yang kurang berpengalaman cenderung menilai negatif. Mereka hanya menilai terbatas pada pengalaman waktu itu saja sehingga belum dapat
membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Mereka juga berpatokan pada dirinya maka kemampuan mahasiswa dapat
dilihat dengan membandingkan pada kemampuan guru pamong itu sendiri, seperti dalam melihat mahasiswa praktikan membuat alat pelajaran, mengelola
kelas, menyusun alat evaluasi, memotivasi siswa, serta dalam memilih media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajar. Guru pamong yang sangat berpengalaman tentunya akan menunjukkan kualitasnya dalam bekerja karena guru pamong memiliki
banyak pengalaman dan telah mengerti letak kelebihan serta kekurangan mahasiswa praktikan. Sehingga guru dapat lebih rinci dalam melakukan
penilaian sebab ingin menunjukkan kualitas dengan harapan mahasiswa praktikan mengalami kemajuan dari tahun ke tahun sesuai dengan
perkembangan ilmu saat ini. 2. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari
tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi
guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru pamong yang berpendidikan rendah cenderung mempunyai persepsi
positif terhadap kompetensi pedagogik. Ini terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 56,45
lebih kecil dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 89,65 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t
hitung
7,902 lebih besar dari t
tabel
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang
berpendidikan tinggi dan rendah. Hasil deskripsi tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam
kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, metode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan
tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang berlaku. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar
berpendidikan D4 atau S1. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang ditunjuk sebagai guru pamong sebagian besar telah menempuh pendidikan
formal yang tinggi. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin
luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan
guru akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis
buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang lebih
mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D2 atau D3. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan rendah
mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Namun hasil penelitian membuktikan bahwa pada umumnya guru memandang positif
kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena sebagian besar responden berpendidikan S1, sehingga kemungkinan besar guru merasa bahwa ilmu yang
diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa PPL guru pamong
yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam menilai mahasiswa praktikan.
Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik jika ditinjau dari tingkat pendidikan, salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat
pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi lebih suka
pada hal-hal yang baru, tidak monoton dan cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya. Hal ini membuat penilaian pada
mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Guru dengan berpendidikan tinggi cenderung lebih negatif dalam memberikan
penilaian terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL karena guru pamong merasa yakin bahwa mahasiswa praktikan masih dapat lebih kreatif
dalam kemampuan memilih metode mengajar, variasi mengajar, media mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas dan berinteraksi dalanm
proses belajar mengajar. Berbeda pada guru pamong yang berpendidikan rendah. Mereka
cenderung lebih positif dalam memberikan penilaian terhadap kompetensi pedagogik. Guru pamong merasa bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam
mengajar dengan metode, variasi mengajar dan menyusun alat evaluasi serta berinteraksi dengan siswa dapat membantu siswa sebagai anak didiknya untuk
lebih baik dalam kegiatan proses belajar mengajar. 3. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari
pengalaman membimbing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari perbedaan pengalaman
membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru
sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 95 lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang
50 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 54,54 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F
hitung
3.324 lebih besar dari F
tabel
3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang
kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang
berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap
kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam
pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri.
Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pengalaman merupakan
modal utama untuk terjun dalam suatu bidang garapan. Dalam kehidupan manusia, semakin tua maka akan mempunyai pengalaman semakin banyak.
Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman membimbing yang akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuat seorang guru dapat bekerja lebih efisien. Sama halnya sebagai seorang guru pamong yang melakukan pekerjaan membimbing di sekolah,
tentu memiliki pengalaman membimbing yang berbeda. Guru yang lebih dahulu membimbing akan lebih memiliki banyak pengalaman daripada guru
yang baru memulai tugasnya sebagai guru pamong. Oleh sebab, itu guru yang sudah lama membimbing akan memperoleh pengetahuan yang banyak tentang
proses pembimbingan di sekolah daripada guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru pembimbing PPL.
Semakin lama pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ditekuni maka
keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan membuat pandangan guru terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL
berbeda. Hasil penelitian diperoleh guru sangat berpengalaman memiliki persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru telah membimbing
mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi.
Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Guru pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan
tersebut sehingga memberi penilaian yang positif terhadap mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap
mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, dan kemampuan mengembangkan diri dalam
kegiatan yang ada di sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan
kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru berpatok pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dilihat dengan membandingkan pada
kemampuan diri guru pamong itu sendiri. Hasil penelitian membuktikan bahwa guru kurang berpengalaman memberi penilaian yang negatif terhadap
mahasiswa praktikan. Nampak pada kemampuan mahasiswa dalam penampilan rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam
sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah dinilai kurang baik.
Guru yang sangat, cukup maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pribadi. Hal tersebut karena
guru yang sangat berpengalaman lebih mampu menguasai pekerjaan. Suatu ketrampilan dapat dicapai melalui pengulangan terhadap apa yang dipelajari
atau dikerjakan. Apabila seseorang bekerja maka ia akan menemui hal-hal yang baru dan jika hal yang baru dipahami sebagai suatu pengetahuan yang
dimilikinya, ini berarti ia telah mendapatkan pengalaman baru yang dapat menyebabkan persepsi yang berbeda diantara para guru.
4. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan.
Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77 lebih besar
dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 75,86 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t
hitung
3,302 lebih besar dari t
tabel
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang berpendidikan
tinggi dan rendah. Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa
praktikan. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap
kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam
pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri.
Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan
yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pribadi mahasiswa praktikan. Guru pamong mempunyai
tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong
terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pribadi jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat
pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong
berpendidikan tinggi lebih suka pada hal-hal yang baru, tidak monoton cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya
maka hal ini membuat penilaian pada mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Hal inilah yang membuat guru pamong
berpersepsi positif karena mereka lebih menghargai hal-hal yang baru dari mahasiswa praktikan dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu yang
diperoleh. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan
tugasnya dalam sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
Guru pamong berpendidikan rendah kebanyakan memberikan penilaian negatif karena pemikirannya belum modern sehingga membuat beda
pendapat dengan mahasiswa praktikan, padahal praktikan ingin menciptakan cara yang baru untuk berinteraksi dengan siswa dalam sekolah maupun di luar
sekolah. Perbedaaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah yang dilihat dari pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan.
Hal ini nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menguasai kompetensi pribadi yaitu kemampuan diri untuk memahami yang memiliki
jiwa pendidik, terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian serta penampilan rapi dalam berpakaian di nilai kurang baik
5. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman
membimbing. Guru pamong yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari
persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang adalah 96,67 yang berpersepsi positif adalah 96,67 lebih besar dibandingkan dengan guru
cukup berpengalaman, dari 20 orang 90 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 72,73 berpersepsi positif. Hasil penelitian
menunjukkan harga F
hitung
3.757 lebih besar dari F
tabel
3,1013 maka Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman
dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat
berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap
kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam
kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baik itu dari siswa, guru, karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah.
Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar sangat berpengalaman. Banyak orang bijak
mengatakan bahwa semakin banyak orang berjalan maka semakin banyak yang diketahui dan pengalaman kitapun akan bertambah. Semakin lama
perjuangan kita maka semakin banyaklah hal yang kita pelajari dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulu kita. Semakin lama
pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk
mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat pandangan guru terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL berbeda pula.
Banyak sedikitnya pengalaman membimbing ternyata menentukan atau menunjukkan kualitas guru pamong sehingga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas kemampuan mahasiswa praktikan itu sendiri. Hasil penelitian di peroleh guru sangat berpengalaman dan cukup berpengalaman
paling banyak memiliki persepsi positif. Guru telah membimbing mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk
lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Dan guru
pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan tersebut nilai yang positif terhadap kompetensi sosial mahasiswa praktikan. Penilaian positif
tersebut dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam
sekolah. Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman cenderung menilai
negatif, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru
berpatokan pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dibandingkan dengan kemampuan diri pada guru pamong itu sendiri. Guru membandingkan
dirinya dengan mahasiswa praktikan dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan
karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam sekolah.
6. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan.
Guru pamong yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru
berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77 lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah dari 29 orang
82,76 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan t
hitung
3,329 lebih besar dari t
tabel
1,990 maka Ho ditolak Hal ini berarti bahwa ada perbedaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah.
Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum
dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran
baik itu dari siswa, guru maupun karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah serta sopan
Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar guru berpendidikan D4 atau S1. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman
berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial
pada mahasiswa praktikan. Sama halnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka
semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, juga semakin tinggi tingkat
pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya
tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan meningkatkan kualitas pribadi sesuai pernyataan yang didukung oleh
penelitian dari Purnomo Setiadi Akbar 1998 yang menyatakan bahwa reformasi dalam dunia pendidikan dimulai dari komponen guru dan semua
aspek pribadi guru, organisasi dan instansinya. Prioritas dimulai dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komitmen jajaran pembinaan depdikbud dan stafnya untuk selalu memantau dan membina guru-guru dengan berbagai aspeknya.
Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah berpandangan yang berbeda terhadap kompetensi sosial. Namun, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada guru berpendidikan tinggi cenderung berpandangan positif terhadap kompetensi sosial. Hal tersebut karena guru
merasa bahwa ilmu yang diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa
PPL guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Hal ini nampak
pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menerapkan kompetensi sosial yaitu mahasiswa praktikan mudah bergaul dengan lingkungan sekolah,
mampu bersikap ramah, sabar dan pengertian terhadap siswa, mampu bekerjasama dengan guru-guru dan staf administrasi sekolah.
Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi sosial jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat
pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 pengetahuan yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru
pamong berpendidikan rendah cenderung menilai negatif karena pemikirannya belum modern dan pengetahuan belum luas. Sehingga hal inilah
yang membuat adanya perbedaan pendapat dengan mahasiswa praktikan sedangkan praktikan ingin menciptakan membuat metode yang baru.
Perbedaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah dilihat dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menguasai kemampuan
berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan serta bersikap ramah dan sopan baik di luar
maupun di dalam sekolah. 7. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari
pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi
guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai
persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 91,67
lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 70 berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang
63,64 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga F
hitung
3,239 lebih besar dari F
tabel
3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru pamong yang
kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang
berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap
kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa
praktikan yang mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi, menguasai dan menyampaikan materi.
Berdasarkan hasil deskripsi data itu pula diketahui bahwa sebagian besar guru pamong sangat berpengalaman. Semakin lama
pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama
pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi profesional di sekolah.
Disebutkan dalam www. Psikologi.ui.ac.id bahwa tenaga pengajar, guru besar, dosen harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang
luas agar dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam mengalirkan ilmu pengetahuan dengan metode mengajar yang paling mutakhir sehingga
mahasiswa dapat belajar melihat ide-ide baru dari sudut pandang psikologi, memahami, mendiskusi, dan menuliskannya. Guru yang sangat, cukup
maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya
guru sangat berpengalaman cenderung memandang positif kompetensi profesional karena pengalaman yang didapat dari hasil belajar serta
pengalaman yang diperoleh selama membimbing lebih banyak maka guru pamong akan lebih mampu menguasai pekerjaan. Guru yang sangat
berpengalaman dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun sehingga dapat melihat perkembangan mahasiswa. Hal ini
terlihat pada mahasiswa dalam menerapkan kemampuannya menguasai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi, menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan benar, pemberian ilustrasi serta pemberian contoh yang konkrit.
Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, guru yang kurang berpengalaman mengetahui untuk waktu itu saja sehingga belum mengetahui
kualitas kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Maka guru pamong kurang berpengalaman cenderung menilai negatif karena guru melihat
pada kemampuan profesional dalam dirinya, belum menyadari bahwa mahasiswa praktikan baru belajar mengembangkan ilmu dan kemampuan
yang di peroleh. Penilaian negatif terlihat mahasiswa dalam menerapkan kemampuan memberikan ilustrasi, menjelaskan materi pelajaran dan mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. 8. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari
tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi
guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi
positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 91,9
lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 65,5 berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga menunjukkan
t
hitung
2,702 lebih besar dari t
tabel
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru
pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. komponen kompetensi profesional
Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara
umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa praktikan mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi,
menguasai dan menyampaikan materi. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar
berpendidikan D4 atau S1.Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda- beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada
mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang
tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan
menilai kompetensi profesional mahasiswa praktikan. Sama halnya dalam artikel www. Sintang.go.idsocialdefault.asp?
topical 36-45k disebutkan bahwa kemajuan suatu bangsa hanya ditentukkan oleh faktor penarik rakyatnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat
pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat menjadi sumber daya yang
berperan dalam meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan
guru pamong maka akan mudah menerima kelemahan, kelebihan dan hal-hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang baru dari mahasiswa dalam menerapkan kompetensi profesional. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun yang rendah
mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berpendidikan tinggi cenderung
memandang positif kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya
lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik pada mahasiswa dalam
kemampuannya menguasai materi, menjelaskan materi, dan menggunakan bahan pengajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah.
Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat
pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong
berpendidikan tinggi tertarik pada hal-hal baru yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam menerapkan kemampuannya memberikan dan
menjelaskan materi sesuai dengan ilmu yang praktikan peroleh untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Sedangkan dengan guru pamong yang
berpendidikan rendah cenderung menilai negatif karena pengetahuan mereka sebatas pada ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan maka
kecenderungan memandang dirinya sudah lebih baik daripada mahasiswa praktikan yang dengan segala usaha di tempuh untuk mengembangkan ilmu
yang mereka peroleh selama kuliah. Hal ini nampak pada kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa praktikan dalam menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan siswa serta memberikan ilustrasi untuk menjelaskan materi.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.
Hal ini didukung harga F
hitung
= 3,470 lebih besar dari F
tabel
= 3,101 pada taraf signifikasi
α
=5 atau = 0,05. 2 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan harga t
hitung
=7,902 lebih besar dari t
tabel
=1,990 pada taraf signifikasi
α
=5 atau = 0,05. 3 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi
mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini didukung harga F
hitung
= 3.324 lebih besar dari F
tabel
= 3,101 pada
taraf signifikasi
α
=5 atau = 0,05. 4 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi
ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini di dukung harga t
hitung
=3,202 lebih besar dari t
α
tabel
=1,990 pada taraf signifikasi =5
atau = 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI