SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pengolahan Data

51

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pembahasan dari hasil penelitian ini akan dituangkan secara sistematis ke dalam empat bab, yang terdiri dari Bab Pertama merupakan bab pendahuluan yang akan memaparkan kerangka penelitian secara umum, mulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian, hingga sistematika pembahasan; Bab kedua akan diisi dengan deskripsi konteks dan latar belakang historis MIFEE-MP3EI; Bab ketiga juga akan berbicara tentang data seputar makna tanahhutan bagi masyarakat sebagai latar historis kehidupan Marind, serta bentuk-bentuk respon masyarakat terhadap MIFEE; Bab keempat adalah analisis prihal ideologi, baik dalam MIFEE-MP3EI maupun masyarakat Marind, mulai dari menginterpretasi simptom, fantasi- fantasi, faktor pendorong ideologi masyarakat, hingga perdebatan kritis antara kedua ideologi tersebut dalam ranah nasionalisme dan patriotism, dan; terakhir adalah Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

BAB II MIFEE-MP3EI: MENCARI PELUANG DAN KEUNTUNGAN MELALUI KRISIS

Sebagai sebuah proyek besar yang sangat terkait dengan arus pembangunan ekonomi di level nasional hingga global, MIFEE tidak mungkin terlahir begitu saja tanpa dilatarbelakangi oleh ide atau wacana dari kondisi faktual pangan dan energi, terlebih lagi ketika pembangunan di era neoliberal menghendaki koherensi global demi tercapainya stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dunia secara merata. Dalam rangka ini, krisis pangan dan energi diangkat sebagai metafor dalam menyuguhkan keterancaman umat manusia, yang diyakinkan hanya bisa diatasi dengan terbangunnya konektivitas perekonomian internasional. Oleh karena itu, selanjutnya bab ini akan memaparkan latar belakang MIFEE secara historis dan posisinya dalam konteks pembangunan ekonomi global. Pembahasan akan dimulai dari wacana tentang Merauke dan kondisi kerentanan pangan food insecurity, yaitu bagaimana Merauke dihadirkan oleh pemerintah Indonesia sebagai jawaban dari krisis yang melanda dunia. Kemudian dilanjutkan dengan posisi perekonomian Indonesia dalam peta pembangunan ekonomi di tingkat global, yaitu bagaimana MIFEE yang terdapat dalam MP3EI tak hanya berjalan sendiri, melainkan menjadi bagian dari proyek yang lebih besar di tingkat regional Asia Timur.